Selasa, 17 September 2013

MERENUNGLAH

Di dalam Al Qur'an terdapat banyak ayat yang menganjurkan kepada kita agar banyak merenung dan berfikir, dan ini merupakan perkara agung yang banyak memiliki faidah, Allah Ta'ala berfirman: "Demikianlah Allah memberikan penjelasan ayat-ayat kepada kalian agar kalian renungi". (QS.Al-Baqoroh: 219).

Allah Ta'ala berfirman: "Sesungguhnya di dalam perkara itu terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mau berfikir". (QS.Ar-Ro'd: 3), (QS.An-Nahl: 11).

Allah Ta'ala berfirman: "Apakah mereka tidak merenungi apa yang ada pada diri-diri mereka". (QS.Ar-Rum: 8).

Allah Ta'ala berfirman: "Dan permisalan-permisalan itu Kami berikan kepada para manusia agar mereka berfikir". (QS.Al-Hasyr: 21).

Ayat-ayat yang serupa diatas sangat sangat banyak sekali dan Allah memberikan pujian muliya kepada para hamba yang mau berfikir dan merenung. "Sesungguhnya di dalam penciptaan langit dan bumi dan pergantian malam dan siang sungguh merupakan tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang mau merenungi lagi berakal. Orang-orang yang senantiasa mengingat Allah baik ia berdiri, duduk, dan berbaring, dan merenungi penciptaan langit dan bumi, sungguh tiada dari ciptaan-Mu yang sia-sia, Maha Suci Engkau, dan hindarkan kami dari siksamu api neraka". (QS.Al-Imran: 191).

Merenung yang Allah anjurkan adalah kunci dari setiap kebaikan, asas dari keberuntungan, sumber dari segala keutamaan, yang merupakan ibadah hati yang muliya, yang memindahkan dari kelalaian kepada mengingat, dari maksyiat menuju taat, dari kehinaan menuju kemuliyaan dan keagungan. Barangsiapa merenungi keagungan Allah, bahwa Dia melihat kepada para hamba, tiada yang luput dari pengawasan-Nya, Maha Mendengar, Maha Melihat, Maha Mengetahui, Maha Mampu atas segala sesuatu, maka merenung yang seperti ini niscaya akan menghalangi dari terjerumus ke dalam maksyiat.

Allah Ta'ala berfirman: "Sesungguhnya orang-orang yang takut kepada Allah hanyalah para hamba-Nya yang memiliki ilmu". (QS.Fathir: 28).

Barangsiapa merenungi kehidupan akhirat, sadar bahwa ia akan menuju padanya, kehidupan yang kekal abadi, merenungi akan kenikmatan di dalamnya, dan apa yang Allah siapkan bagi hamba-Nya, dari aneka balasan yang berlipat dan pahala yang melimpah, niscaya hal ini akan menjadikan dirinya bersiap dan berusaha menggapai kenikmatan di hari tersebut.

Barangsiapa merenungi akan hina dan rendahnya kehidupan dunia yang akan cepat sirna, niscaya ia tidak akan menggantungkan hati dan tujuan terakhir kepadanya. Barangsiapa merenungi besarnya bahaya dosa, akibat buruk darinya baik di dunia dan akhirat, maka niscaya ia akan berusaha menjauhinya.

Barangsiapa merenungi bentuk-bentuk ibadah, dan dirinya diciptakan untuk beribadah, maka niscaya ia berusaha sekuat tenaga untuk menjalankannya sebaik mungkin. Barangsiapa yang tidak menggunakan akal dan hatinya untuk merenung, yang akan membawa manfaat kebaikan di dunia dan akhirat, niscaya ia akan terjerumus bersibuk memikirkan keburukan dan kejahatan.

Oleh karena itu, para ulama memberikan permisalan akal ini seperti mesin putar penggiling, yang senantiasa akan berputar menggiling apa saja yang dilemparkan ke dalam mesin tersebut. Barangsiapa menaruh biji gandum maka niscaya akan menjumpai tepung yang amat bermanfaat, dan sebaliknya, barang siapa yang menaruh batu dan kotoran maka ia tidak menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Demikian juga jiwa manusia senantiasa berputar dengan banyak pikiran yang akan menghasilkan kehendak dan keinginan. Maka barangsiapa yang banyak merenungi kebaikan maka ia akan berjalan sebaik-baik keadaan. Dan barangsiapa merenungi perkara yang mengandung keburukan, akan timbul niat busuk, berusaha menjalankan amal kejahatan, apa yang akan diperoleh orang yang semisal ini?....

Renungilah kisah berikut ini, suatu saat Abdullah ibnu Muba'rok melihat rekannya berfikir merenung. Maka ia berkata padanya, sampai mana engkau merenung? Sampai mana engkau berkelana? Kemana engkau menuju? Sering ia bertanya demikian. Maka dijawab, "Sampai pada Shiroth (jembatan di akhirat)".

Sangatlah jauh berbeda antara orang yang merenungi sesuatu yang membawa manfaat di dunianya dan di hari perjumpaan Tuhan-nya dan senantiasa melihat ke depan hari esok hari perhitungan di hadapan Maha Kuasa dengan orang yang merenung keburukan.

Allah Ta'ala berfirman: "Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kalian kepada Allah, dan hendaknya kalian melihat suatu jiwa apa yang telah ia persiapkan untuk hari esok...". (QS.Al-hasyr: 18).

Alangkah butuhnya kita untuk memperbaiki cara pikir kita, memperbaiki perjalanan kita, bersungguh sungguh untuk melakukan kebaikan hingga kembali kepada diri kita banyak manfaat di dunia dan akhirat. Alangkah buruknya jika hati pikiran kita dikuasai syetan -wal 'iyadhubillah-. Pasrah akan tipu daya dan bujukan syetan akan mengantar dan mendorong kepada kemaksyiatan, hingga tersifati dengan pemikiran syetan, alangkah buruk dan kejinya hal ini.

Untuk memperbaiki hal ini pertama-tama hendaknya ia memohon pertolongan Allah Azza wa Jalla dan hendaknya ia bermujahadah terhadap jiwa ini, serta berusaha menjauhkan diri dari pintu-pintu keburukan dan banyak bersibuk dengan perkara kebaikan. Sebagai gambaran, mungkinkah seseorang yang mengumbar pendengaran dan penglihatan untuk menyaksikan segala perkara haram, hatinya akan bersih, suci dan jernih?! Padahal ia telah menerjang aneka larangan dan perkara keji...Maka barangsiapa yang bermujahadah terhadap jiwanya dan memohon pertolongan Tuhan-nya niscaya akan mendapat taufiq di setiap kebaikan.

Sejenak kita merenung, bagaimana seandainya jika mendapati seseorang yang kelaparan yang amat sangat, kemudian diletakkan dihadapannya suatu hidangan makanan yang membawa gairah makan seraya ia mengulurkan tangan untuk memungut makanan tersebut, maka tiba-tiba ada seruan peringatan, "Hidangan makanan itu beracun, jika engaku memakannya niscaya engkau akan mati sekarang juga". Apakah mungkin orang tersebut tetap menyantap makanan di hadapannya? Ataukah meninggalkannya?... Maha Suci Allah!!! Bagaimana mungkin seseorang bisa menghindari makanan yang akan mendatangkan madhorot walau ia menghendakinya!! Dan tidak bisa menghindari dosa yang akan mendatangkan kesengsaraan selamanya di akhirat !!?...

Merenungi hal yang semacam ini niscaya akan membawa manfaat bagi manusia dalam menempuh sesuatu atau meninggalkannya, mencintainya atau membencinya, dan di setiap perkara-perkaranya. Kita memohon kepada Allah dengan menyebut Nama-Nama-Nya Yang Indah, Sifat-Sifat-Nya yang Muliya. Semoga kita diberikan rizki yang berupa hati yang bersih, lisan yang lurus, dan agar diberikan kebaikan dalam segala urusan kita, memberikan ketakwaan kepada hati kita dan mensucikannya, sesungguhnya Engkau adalah Dzat yang mampu mensucikannya.

~ disarikan dari www.al-badr.net ~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar