Senin, 09 September 2013

MENGENAL ALLAH


Sesungguhnya mengenal Allah beserta nama dan sifat-sifat-Nya yang tercantum di dalam Al Kitab dan As Sunnah memiliki kedudukan yang sangat agung lagi tinggi dan muliya di dalam ajaran agama islam, bahkan ini merupakan asas dan pondasi agama.

Betapa mulianya dan sempurnanya tatkala seorang hamba mengenal Sang Pencipta, Maha Kuasa, Maha Pengatur, Maha segala-galanya, mengenal nama-nama dan sifta-sifat-Nya Yang Maha Tinggi. Tidak diragukan lagi bahwa hal ini adalah ilmu yang paling muliya, tujuan yang agung lagi suci, dikarenakan berkaitan dengan Dzat Yang Maha Muliya Allah Azza wa Jalla, maka mempelajari perkara ini adalah suatu ibadah yang agung, pondasi ajaran Nabi Ibrahim 'alaihis salam yang lurus, yang merupakan keyakinan seluruh para Nabi dan Rasul, dan mereka sepakat mendakwahkannya sejak pertama hingga yang terakhir Nabi Muhammad semoga sholawat dan salam tercurah pada mereka semua.

Berkata 'Allamah Ibnul Qoyyim, "Sesungguhnya dakwah para Rasul berkisar pada tiga pondasi, mengenal Allah sebagai Dzat yang diseru melalui nama dan sifat-Nya, mengenal jalan yang mengantarkan kepada peribadatan yang lurus, semisal berdzikir, bersyukur, dan aneka ragam bentuk ibadah yang disertai sepenuh kecintaan dan ketundukan, serta mengenal alam yang kekal abadi hari pembalasan yaitu Darul Karomah yang penuh kenikmatan dan yang paling utama meraih keridhoan dan kenikmatan memandang Wajah Azza wa Jalla".

Dan Nabi kita Muhammad shalallahu 'alaihi wa sallam memiliki andil yang besar, memberikan penjelasan kepada umat akan Robb Sang Pencipta alam semesta, mengenalkan umat tentang nama-nama dan sifat-sifat-Nya, hingga berbekas pada hati para hamba yang beriman, yang mampu menggeser segala bentuk keraguan dan kenifaqkan, hingga hati menjadi terang benderang.

Allah Ta'ala berfirman, "Apakah tidak cukup bagi mereka bahwa Kami telah turunkan kepada-Mu Al-Kitab yang dibacakan kepada mereka? Sungguh, di dalam (Al Qur'an) itu terdapat rahmat yang besar dan pelajaran bagi orang-orang yang beriman". (QS.Al Ankabut: 51).

Di dalam Kitab Allah terdapat banyak ayat dan Nash yang melimpah yang terkandung padanya pengenalan kepada Allah beserta nama dan sifat-Nya, dan dijelaskan pula akibat keberuntungan bagi orang-orang yang mengimaninya, serta akibat buruk bagi yang kufur dengannya.

Allah Ta'ala berfirman: "Dan Allah memiliki Asma'ul Husna (nama-nama yang terbaik), maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut Asma'ul Husna itu, dan tinggalkanlah orang-orang yang menyalah artikan nama-nama-Nya, mereka kelak akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan". (QS.Al-A'raf: 181).

Allah Ta'ala berfirman: "Katakanlah (Muhammad): 'Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman, dengan nama yang mana saja kamu dapat menyeru, karena Dia mempunyai nama-nama yang terbaik Asma'ul Husna". (QS Al-Isra': 110).

Allah Ta'ala berfirman: "Dia-lah Allah yang tiada sesembahan yang hak kecuali Dia, Maha Raja Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Menjaga Keamanan, Pemelihara Keslamatan, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki Segala Keagungan. Maha Suci Allah dari apa yang mereka sekutukan. Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Dia memiliki nama-nama yang indah". (QS. Al-Hasyr: 23-24).

Bahkan dijumpai di dalam Al-Qur'an Al-Karim banyak Ayat yang sangat jelas menyeru agar mempelajari Nama dan Sifat Allah, mengkaji dan mengenal Allah Azza wa Jalla, yang jumlahnya lebih dari tiga puluh ayat, diantaranya firman Allah Ta'ala:
"Ketahuilah bahwa Allah adalah Dzat Yang Maha Perkasa lagi Maha Hikmah". (QS Al-Baqoroh: 209).
"Ketahuilah bahwa Allah adalah Dzat Yang Maha Keras Siksa-Nya dan Allah adalah Dzat Yang Maha Pengampun lagi Penyayang".(QS Al-Ma'idah: 98).
"Ketahuilah bahwa Allah adalah Dzat Yang Maha Kaya lagi maha Terpuji". (QS Al-Baqoroh: 265).

Ayat-ayat yang semakna dengan ayat ini sangat banyak sekali. Dengan ini kita ketahui alangkah mulianya mempelajari ilmu ini, yang menjadi asas yang agung atas tegaknya dakwah para Rasul, yang merupakan jalan satu-satunya untuk meraih kemuliyaan dan kebaikan di dunia dan di akhirat. Maka dengan ini, "Barangsiapa yang di dalam hatinya tersemai kehidupan, kecintaan kepada Allah, keinginan mencari keridhoan wajah Allah, rasa rindu untuk berjumpa, walau serendah apapun bentuknya, dan ia senantiasa berusaha untuk memperdalam pada bab ini, hingga menjadikan perkara ini menjadi tujuan terbesarnya, tuntutan pungkasannya, tujuan terakhirnya, maka bukankah hati yang suci lagi jiwa yang tenang merasa rindu akan hal ini, bahkan kebahagiaan terbesarnya hanyalah ada di saat meraih kesempurnaan tentang ma'rifat ini".

Perlu diketahui, sesungguhnya mengenal nama dan sifat Allah Ta'ala, merupakan kunci kebahagiaan, jalan menuju kesempurnaan, tangga meraih ketinggian, poros kesuksesan dunia dan akhirat, kemenangan yang tak terkalahkan, sedang manusia dalam hal ini terbagi menjadi tiga golongan, bersemangat, merasa cukup dan terlalaikan hingga terharamkan.

Adapun keutamaan adalah di tangan Allah yang senantiasa Allah limpahkan kepada para hamba yang Allah kehendaki, dan karunia Allah sangatlah besar. Kapan saja seorang hamba kenal akan Tuhannya, cinta kepada-Nya, tegak diatas 'ubudiyah-Nya, menjalankan segala perintah Robb-nya, menghindar dari segala larangannya, maka sungguh ia telah merealisasikan ma'rifat dan 'ubudiyah yang keduanya merupakan tujuan penciptaan dan pensyariatan yang menjadikan kesempurnaan manusia yang diharapkan.

Bahkan, bukankah hajat ruh yang terbesar adalah mengenal Sang Pencipta, menyebut dan menginggat-Nya, dan tiada jalan yang dapat menyampaikan hal ini kecuali dengan mengenal Nama dan Sifat-Nya. Selagi hamba lebih mengilmui tentang Robb-Nya, maka semakin pula ia mengenal dan dekat kepada Tuhan-nya.

Mengenal Allah akan menguatkan rasa khouf dan murokobah, serta menumbuhkan kecintaan yang dalam dan berharab, menambah keimanan hamba dan membuahkan aneka ragam ibadah, hingga hati para manusia berjalan menuju keridhoan Robb dan tidak menoleh ke kanan dan ke kiri, dan taufiq di tangan Allah dan tiada daya serta upaya melainkan dari-Nya Azza wa Jalla.

Ma'rifatul Robb merupakan pungkasan tujuan seorang hamba, dan ini merupakan pengetahuan yang paling utama dan diutamakan, paling muliya dan agung, tujuan yang akan membuahkan perlombaan yang senantiasa diperlombakan, diperjuangkan oleh hati orang yang salim yang akan mencapai kebahagiaan hidup.

"Karena sesungguhnya kehidupan yang hakiki adalah kehidupan hati dan ruh, dan tak akan teraih kehidupan hati dan ruh tersebut melainkan dengan ma'rifatullah serta berinabah, beribadah, tumakninah, hanya kepada Allah semata, dan barangsiapa kehilangan kehidupan hati dan ruh ini niscaya ia kehilangan segala kebaikan, walau bergelimang padanya gemerlap dunia, bahkan semua isi dunia tidak akan sebanding dengan nilai kehidupan hati, maka segala sesuatu apapun akan jika lenyap akan tergantikan, akan tetapi bila kehidupan hati ini jika dicabut olih Allah, niscaya tak tergantikan olih apapun".

"Sangat mengherankan dari keadaan kebanyakan manusia, waktu terlewat dengan sia-sia, umur semakin berkurang, sedang hatinya tertutup rapat tiada aroma kehidupan, masuk dan keluar dari dunia ini tanpa merasakan kebahagiaan didalamnya, bahkan hidup layaknya binatang, berpindah dari kehidupan dunia seperti layaknya orang yang bangkrut, hidupnya penuh keluh, matinya penuh kesah dan kebangkitannya adalah penuh kerugian serta penyesalan".

Sebagaimana ungkapan para salaf, "Mereka adalah orang-orang yang pantas dikasihani di dunia ini, keluar dari kehidupan dunia tanpa merasakan apa yang paling bahagia di dalamnya". Dikatakan, apa yang paling bahagia di dalamnya? Dijawab, "Mengenal Allah dan cinta pada-Nya, merasakan ketenangan di saat mendekat-Nya, senantiasa rindu akan perjumpaan-Nya".

Singkat kata, kebahagiaan yang sempurna, kegembiraan dan ketenangan jiwa sesungguhnya tergapai dengan mengenal Allah serta mengesakan-Nya, rindu di hari perjumpaan-Nya, dan sebaliknya, kehidupan yang paling celaka adalah bilamana hatinya galau, perasaannya tercabik-cabik tidak memiliki tujuan yang shohih, perjalanan yang suram, jalan yang berkelak-kelok, semuanya tak berujung, yang tersisa hanyalah keraguan tanpa petunjuk arah, tiada ketenangan dan kesejahteraan, kecuali jika hanya menghadap kepada Allah Robb semesta alam, yang tiada selain-Nya wali dan pelindung walau sekejab mata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar