Allah Ta’ala
mengkisahkan keberadaan kelompok dari orang-orang shalih yang berbuat kebaikan
dalam firman-Nya,
٨. وَيُطْعِمُونَ الطَّعَامَ
عَلَى حُبِّهِ مِسْكِيناً وَيَتِيماً وَأَسِيراً. إِنَّمَا نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ اللَّهِ لَا نُرِيدُ
مِنكُمْ جَزَاء وَلَا شُكُوراً ٠. إِنَّا نَخَافُ مِن رَّبِّنَا
يَوْماً عَبُوساً قَمْطَرِيرا. فَوَقَاهُمُ اللَّهُ
شَرَّ ذَلِكَ الْيَوْمِ وَلَقَّاهُمْ نَضْرَةً وَسُرُوراً
“Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak
yatim dan orang yang ditawan. Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu
hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan
dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih. Sesungguhnya kami takut akan
(azab) Tuhan kami pada suatu hari yang (di hari itu) orang-orang bermuka masam
penuh kesulitan. Maka Tuhan memelihara mereka dari kesusahan hari itu, dan
memberikan kepada mereka kejernihan (wajah) dan kegembiraan hati”. (QS. Al-Insan: 8-11)
Orang-orang
shalih tersebut berbuat kebaikan bukan dalam rangka mengharap imbalan,
penghargaan maupun ungkapan syukur dari para manusia dan mereka tidak
mengharapkan balasan dalam pemberian makan, minum serta pertolongan yang mereka
lakukan, akan tetapi rasa takut kepada Allah Ta’ala yang menjadi dasar atas perbuatan
kebaikan yang mereka kerjakan. Sebagaimana diungkapkan, ”Sesungguhnya kami
takut akan (azab) Tuhan kami pada suatu hari yang (di hari itu) orang-orang
bermuka masam penuh kesulitan”, maka mereka berbuat kebaikan dan mereka khawatir
akan Tuhannya pada hari Kiamat, bukan dalam rangka memuaskan hati, bersikap
sombong kepada yang mereka santuni, sebagaimana diriwayatkan oleh ‘Aisyah
radhiyallahu’anha tatkala bertanya tentang ayat yang difirmankan,
٦٠. وَالَّذِينَ يُؤْتُونَ
مَا آتَوا وَّقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ أَنَّهُمْ إِلَى رَبِّهِمْ رَاجِعُونَ
“Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati
yang takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada
Tuhan mereka”. (QS. Al Mukminun: 60)
Berkata ‘Aisyah
radhiyallahu’anha, ”Apakah mereka ini sekelompok orang yang minum khomer dan
mencuri?”, maka dijawab, “Bukan wahai Bintu Siddiq, mereka adalah orang-orang
yang berpuasa, mendirikan sholat, bersedekah, sedangkan hati mereka khawatir
dari tidak diterima amal mereka, sehingga mereka bersegera dalam berbagai
kebaikan“. (silsilah shohihah no. 162).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar