ALLAH YANG MAHA ESA
Khutbah Pertama:
Segala puji bagi Allah, Yang Maha Esa, Yang Tunggal, Yang menjadi tempat bergantung segala sesuatu, yang tidak beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada sesuatu pun yang setara dengan-Nya.
Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun, yang menjadikan siang berganti dengan malam dan malam berganti dengan siang.
Aku juga bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, pemimpin para rasul dan imam orang-orang yang bertakwa.
Ya Allah, limpahkanlah salawat dan salam kepada Nabi Muhammad, keluarga, dan para sahabatnya yang suci.
Wahai hamba-hamba Allah, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa, agungkanlah Dia dengan pengagungan yang sebenarnya, dan jadilah bersama Allah Yang Maha Esa lagi Maha Tunggal.
Taatilah Rabb kalian, karena Dia adalah tempat bergantung segala sesuatu, yang tidak beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada sesuatu pun yang setara dengan-Nya.
Maha Suci Allah yang menciptakan dan menyempurnakan, yang menentukan dan memberi petunjuk, yang mengeluarkan rerumputan, lalu menjadikannya kering dan hitam.
Dia-lah yang membangun langit, meneguhkan gunung-gunung, dan menghamparkan bumi, yang mengeluarkan darinya air dan tumbuh-tumbuhannya.
Dia meluaskan rezeki, melimpahkan nikmat, dan menurunkan berkah-Nya – Maha Suci Dia.
Ketahuilah bahwa Dialah Yang Maha Esa lagi Maha Tunggal, setiap hari Dia dalam urusan:
mengampuni dosa, menghilangkan kesusahan, meninggikan suatu kaum, dan merendahkan kaum yang lain; menghidupkan yang mati dan mematikan yang hidup; mengabulkan doa, menyembuhkan yang sakit, memuliakan siapa yang Dia kehendaki, dan menghinakan siapa yang Dia kehendaki; memperbaiki yang hancur, memberi kekayaan kepada yang miskin, mengajarkan kepada yang bodoh, memberi petunjuk kepada yang tersesat, menenangkan yang kebingungan, menolong yang tertekan, membebaskan tawanan, memberi makan kepada yang lapar, memberi pakaian kepada yang telanjang, menyembuhkan yang sakit, memberi kesehatan kepada yang diuji, menerima tobat, memberi balasan kepada yang berbuat baik, menolong yang terzalimi, menghancurkan orang yang zalim, menutupi aib, dan melindungi dari ketakutan.
Maha Suci Dia yang membuat tertawa dan menangis, mematikan dan menghidupkan, membahagiakan dan menyengsarakan, menciptakan dan menguji, meninggikan dan merendahkan, memuliakan dan menghinakan, memberi dan menahan, meninggikan dan merendahkan. Dia-lah satu-satunya tanpa sekutu.
Bertobatlah kepada-Nya, wahai hamba-hamba Allah, dan yakinlah bahwa siapa yang mendekat kepada-Nya, Dia akan menyambutnya dari kejauhan.
Siapa yang berpaling dari-Nya, Dia akan memanggilnya dari dekat.
Siapa yang meninggalkan sesuatu demi-Nya, Dia akan memberinya lebih dari yang ia tinggalkan.
Siapa yang menginginkan ridha-Nya, Dia akan memenuhi keinginannya.
Siapa yang bersandar kepada kekuatan dan kuasa-Nya, maka segala urusannya akan dimudahkan.
Orang-orang yang berzikir kepada-Nya adalah orang-orang yang berada dalam majelis-Nya, orang-orang yang bersyukur kepada-Nya adalah orang-orang yang mendapat tambahan nikmat-Nya, dan orang-orang yang taat kepada-Nya adalah orang-orang yang mendapatkan kemuliaan-Nya.
Sedangkan orang-orang yang bermaksiat kepada-Nya, Dia tidak membuat mereka putus asa dari rahmat-Nya.
Jika mereka bertobat kepada-Nya, Dia adalah Kekasih mereka, dan jika mereka tidak bertobat, Dia tetap Maha Penyayang kepada mereka.
Dia menguji mereka dengan musibah untuk membersihkan mereka dari dosa-dosa.
Dia menghargai amal yang sedikit dan mengampuni kesalahan yang banyak.
Wahai hamba-hamba Allah, ketika seorang hamba menyerahkan dirinya kepada Allah, merasakan kemuliaan dalam keesaan-Nya, dan kekuatan dalam keyakinan bahwa Tuhannya adalah Yang Maha Esa lagi Maha Tunggal, tanpa sekutu dan tanpa anak, yang tidak ada bandingan dan tandingan bagi-Nya, ia akan merasakan kebanggaan dan kemuliaan.
Tidak ada keraguan dalam hatinya karena ia hanya memiliki satu Tuhan, satu Pengatur, dan satu Pencipta yang mengurus segala urusan, yaitu Allah Yang Maha Esa lagi Maha Tunggal – Maha Suci Dia.
Wahai kaum mukminin, ketahuilah bahwa dalam hati ada kerinduan yang tidak bisa terobati kecuali dengan mendekat kepada Allah.
Dalam hati ada kesepian yang tidak bisa dihilangkan kecuali dengan keintiman bersama-Nya dalam kesendirian.
Dalam hati ada kesedihan yang tidak bisa hilang kecuali dengan kebahagiaan dalam mengenal-Nya dan berinteraksi dengan jujur kepada-Nya.
Dalam hati ada kegelisahan yang tidak bisa reda kecuali dengan berkumpul kepada-Nya dan lari dari selain-Nya menuju kepada-Nya.
Dalam hati ada api penyesalan yang tidak bisa dipadamkan kecuali dengan ridha kepada perintah, larangan, dan ketetapan-Nya, serta bersabar sampai bertemu dengan-Nya.
Dalam hati ada kebutuhan yang tidak bisa terpenuhi kecuali dengan mencintai-Nya, kembali kepada-Nya, terus-menerus mengingat-Nya, dan ikhlas sepenuhnya untuk-Nya. Bahkan jika dunia dan segala isinya diberikan, kebutuhan itu tidak akan pernah terpenuhi.
Wahai kaum muslimin, sesungguhnya Al-Qur'anul Karim sangat memperhatikan masalah tauhid.
Ayat-ayatnya beragam dalam menetapkan dan mengukuhkan tauhid, meyakinkan dengan dialog dan argumen, serta menyampaikan berita dan kisah-kisah.
Sebagian besar isinya membahas tentang tauhid, dan menanamkan nama Allah Yang Maha Esa dan Tunggal dalam pikiran sebelum telinga.
Allah Ta'ala berfirman:
“Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan selain Dia, Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.” (Al-Baqarah: 163).
Allah Ta'ala juga berfirman:
“Katakanlah, Allah adalah Pencipta segala sesuatu, dan Dia adalah Yang Maha Esa, Maha Menguasai.” (Ar-Ra’d: 16).
Dia berfirman:
“Katakanlah, Dialah Allah Yang Maha Esa.” (Al-Ikhlas: 1).
Allah juga berfirman:
“Wahai kedua penghuni penjara, apakah tuhan-tuhan yang bermacam-macam itu lebih baik ataukah Allah Yang Maha Esa lagi Maha Menguasai?” (Yusuf: 39).
Dan firman-Nya:
“(Yaitu) pada hari ketika bumi diganti dengan bumi yang lain dan demikian pula langit, dan mereka semua tampak di hadapan Allah Yang Maha Esa lagi Maha Menguasai.” (Ibrahim: 48).
Serta firman-Nya:
“Katakanlah, aku hanyalah seorang pemberi peringatan. Tidak ada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa lagi Maha Menguasai.” (Shaad: 65).
Nabi kita Muhammad ﷺ telah memuji Rabb-nya dengan keesaan-Nya, dan beliau adalah makhluk yang paling mengetahui tentang Rabb-nya.
Dalam sunnah, banyak bukti yang menunjukkan hal tersebut.
Salah satunya adalah hadis dari Miḥjan bin al-Adra' radhiyallahu 'anhu, yang menceritakan bahwa Rasulullah ﷺ masuk ke masjid, lalu mendapati seorang laki-laki yang telah menyelesaikan salatnya dan sedang bertasyahud sambil mengucapkan:
: "اللهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِاللهِ الْوَاحِدِ الْأَحَدِ الصَّمَدِ الَّذِي لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ، أَنْ تَغْفِرَ لِي ذُنُوبِي، إِنَّكَ أَنْتَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ"، قَالَ: فَقَالَ نَبِيُّ اللهِ -صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ-: "قَدْ غُفِرَ لَهُ، قَدْ غُفِرَ لَهُ، قَدْ غُفِرَ لَهُ, ثَلَاثًا"
"Ya Allah, aku memohon kepada-Mu dengan (asma-Mu) Allah Yang Maha Esa, Yang Bergantung kepada-Nya segala sesuatu, Yang tidak beranak dan tidak pula diperanakkan, serta tidak ada seorang pun yang setara dengan-Nya. Ampunilah dosa-dosaku. Sesungguhnya Engkau adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
Maka Nabi Allah ﷺ bersabda: "Sungguh dia telah diampuni, sungguh dia telah diampuni, sungguh dia telah diampuni (sebanyak tiga kali)." [HR. Ahmad (18974), Abu Dawud, dan lainnya. Dinyatakan sahih oleh al-Albani].
Disebutkan pula dalam hadis bahwa siapa saja yang menisbatkan anak kepada Allah, maka ia telah menghina-Nya, sehingga ia telah merendahkan kedudukan keesaan Allah.
Rasulullah ﷺ bersabda:
"Allah berfirman:
كَذَّبَني ابنُ آدمَ، وَلمْ يَكُنْ لَهُ ذَلكَ، وَشَتمني، وَلمْ يَكُنْ لَه ذَلكَ، فَأمَّا تَكْذيبهُ إيَّاي فَقوْلُهُ: لَنْ يُعيدني كَما بَدَأَني، وَليسَ أولُ الْخلق بأهونَ عَلىَّ مِنْ إعادته، وَأَمَّا شَتْمُهُ إيَّاي فَقولُهُ: اتخذ اللهُ وَلدًا، وَأنا الأَحدُ الصَّمَدُ لَمْ أَلدْ وَلَمْ أُولَدْ وَلمْ يَكْنْ لي كُفْؤًا أَحَدٌ"
"Anak Adam telah mendustakan-Ku, padahal ia tidak memiliki hak untuk itu. Dan ia telah menghina-Ku, padahal ia tidak memiliki hak untuk itu. Adapun pendustaannya terhadap-Ku adalah dengan ucapannya: ‘Allah tidak akan menghidupkanku kembali sebagaimana Dia menciptakanku pertama kali.’ Padahal penciptaan pertama tidaklah lebih mudah bagi-Ku dibandingkan penghidupan kembali. Sedangkan penghinaan terhadap-Ku adalah dengan ucapannya: ‘Allah memiliki anak.’ Padahal Aku adalah Yang Maha Esa, Tempat Bergantung segala sesuatu. Aku tidak beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada yang setara dengan-Ku." [HR. Bukhari (4482)].
Diriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu 'anha, ia berkata:
"Rasulullah ﷺ, jika terbangun di malam hari, beliau mengucapkan:
: لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ، وَمَا بَيْنَهُمَا الْعَزِيزُ الْغَفَّارُ"
‘Tiada ilah yang berhak disembah selain Allah Yang Maha Esa, Yang Maha Mengalahkan, Rabb langit dan bumi serta apa yang ada di antara keduanya, Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.’" [HR. Ibnu Hibban (5530), dan dinyatakan sahih oleh al-Albani dalam Silsilah al-Sahihah].
Barang siapa yang tidak mengakui keesaan Allah di dunia ini, maka ia akan dipaksa untuk mengakuinya pada hari ia berdiri di hadapan Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan.
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma, ia berkata:
"يُنَادِي مُنَادٍ بَيْنَ يَدَيِ السَّاعَةِ: يَا أَيُّهَا النَّاسُ, أَتَتْكُمُ السَّاعَةُ، فَيَسْمَعُهَا الأَحْيَاءُ وَالأَمْوَاتُ، وَيَنْزِلُ اللَّهُ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا فَيُنَادِي: لِمَنِ الْمُلْكُ الْيَوْمَ لِلَّهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارِ"
"Seorang penyeru akan menyeru sebelum tibanya Kiamat: 'Wahai manusia, sesungguhnya Kiamat telah tiba!' Maka orang-orang yang hidup maupun yang mati akan mendengarnya. Dan Allah akan turun ke langit dunia seraya berseru: 'Kepunyaan siapakah kerajaan pada hari ini? Kepunyaan Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan.'" [HR. al-Hakim (3637) dan dinyatakan sesuai dengan syarat Muslim. Al-Albani mensahihkannya dalam Mukhtashar al-‘Uluw].
Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu 'anhu, ia berkata:
: إِذَا كَانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ وَضَعَ اللهُ السَّمَوَاتِ عَلَى إِصْبَعٍ، وَالْأَرَضِينَ عَلَى إِصْبَعٍ، وَالْجِبَالَ عَلَى إِصْبَعٍ، قَالَ فُضَيْلٌ: وَهَذِهِ وَهَذِهِ، وَهَذِهِ وَهَذِهِ، وَالثَّرَى وَالْمَاءُ وَسَائِرُ الْخَلْقِ عَلَى هَذِهِ، ثُمَّ هَزَّهُنَّ، فَقَالَ: "أَيْنَ الْمُلُوكُ لِمَنِ الْمُلْكَ الْيَوْمَ لِلَّهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارِ"، قَالَ: فَضَحِكَ رَسُولُ اللهِ -صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- حَتَّى بَدَتْ نَوَاجِذُهُ، ثُمَّ قَالَ: (وَمَا قَدَرُوا اللهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَالْأَرْضُ جَمِيعًا قَبْضَتُهُ) [الزمر: 67]
"Seorang pendeta mendatangi Nabi ﷺ, lalu berkata: ‘Pada hari Kiamat, Allah akan meletakkan langit di atas satu jari, bumi di atas satu jari, gunung di atas satu jari, air dan tanah di atas satu jari, serta makhluk lainnya di atas satu jari.’ Lalu Allah menggoncang semuanya sambil berkata: 'Di manakah para raja? Kepunyaan siapakah kerajaan pada hari ini? Kepunyaan Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan.’ Maka Rasulullah ﷺ tertawa hingga tampak gigi gerahamnya, kemudian beliau membaca:
(Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya, padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari Kiamat...) [QS. Az-Zumar: 67]." [HR. an-Nasa’i (7640), lafaz ini miliknya. Hadis ini juga terdapat dalam kitab Sahihain].
Diriwayatkan dari Ali radhiyallahu 'anhu, ia berkata: "Jika tiba waktu sore, Rasulullah ﷺ biasa mengucapkan:
"أَمْسَيْنَا وَأَمْسَى الْمُلْكُ لِلَّهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارِ" [كنز العمال (4951)]
‘Kami telah memasuki waktu sore, dan kerajaan adalah milik Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan.’" [HR. Kanz al-‘Ummal (4951)].
Wahai hamba Allah,
kata “al-Wahid” (Yang Maha Esa) secara bahasa berarti yang satu, yang tetap sendiri, yang tidak ada seorang pun yang bersama-Nya, tidak ada sekutu, tidak ada bandingan, dan tidak ada yang menyerupai-Nya.
Allah Yang Maha Esa adalah yang mandiri, yang tidak bergantung kepada makhluk-Nya, dan yang tidak membutuhkan apapun, baik di masa lalu maupun masa depan. Dia selalu ada dengan nama, sifat, dan zat-Nya, sebelum penciptaan apa pun. Makhluk tidak menambah kesempurnaan-Nya yang sebelumnya tidak ada, dan tidak pula menghilangkan kekurangan yang sebelumnya ada.
Allah Yang Maha Esa adalah yang sempurna dalam segala hal, memiliki nama-nama terbaik, sifat-sifat tertinggi, dan tindakan yang paling sempurna.
Dialah satu-satunya yang memiliki sifat kesempurnaan, keagungan, keindahan, dan kebesaran: (Allah, tidak ada ilah selain Dia. Dia memiliki nama-nama yang terbaik) [QS. Taha: 8].
Kalimat tauhid, "La ilaha illa Allah," adalah puncak penghambaan, pusat yang menjadi poros Islam, dan sebaik-baik ucapan yang pernah diucapkan oleh para nabi dan pengikutnya.
Kalimat ini berarti tidak ada sesembahan yang berhak disembah, dicintai, ditakuti, atau diharap kecuali Allah semata. Mahasuci Dia.
Dialah Yang Maha Esa dan Maha Tunggal, yang wajib disembah hanya kepada-Nya tanpa sekutu bagi-Nya.
Dia lebih agung dan lebih mulia daripada disekutukan dengan sesuatu apa pun.
Dia berdiri sendiri dengan keesaan-Nya, sehingga ibadah adalah hak-Nya yang murni.
Tidak boleh ibadah dipersembahkan kepada selain-Nya,
sebagaimana Allah berfirman:
(Katakanlah,
"Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanya untuk Allah, Tuhan seluruh alam. Tidak ada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku, dan aku adalah orang yang pertama-tama berserah diri.")
(QS. Al-An’am: 162-163).
Dialah Yang Maha Esa, yang menyatu dalam segala kesempurnaan-Nya, sehingga tidak ada yang dapat menyamai-Nya dalam hal itu.
Maka, seorang hamba wajib mentauhidkan Tuhannya dengan keyakinan, ucapan, dan perbuatan, serta mengakui kesempurnaan-Nya yang mutlak dan keesaan-Nya, dan mengkhususkan ibadah hanya kepada-Nya tanpa menyekutukan-Nya.
Wahai kaum muslimin,
barang siapa yang memperhatikan ayat-ayat Allah, baik yang tampak di alam semesta maupun yang tertulis dalam Al-Qur'an, maka ia akan mendapati bahwa semuanya menunjukkan keesaan Allah Yang Mahatinggi dan Maha Suci.
Benarlah apa yang dikatakan:
Di setiap ciptaan-Nya ada tanda
Yang menunjukkan bahwa Dia adalah Yang Maha Esa.
Ketahuilah, wahai saudara-saudaraku, bahwa keesaan Allah tidak hanya dibuktikan oleh dalil-dalil wahyu, tetapi juga oleh dalil-dalil akal.
Ibnu Qayyim rahimahullah telah mengisyaratkan beberapa dalil akal yang menunjukkan keesaan Allah Sang Pencipta.
Beliau berkata, dengan ringkas:
"Seandainya kita menganggap adanya dua tuhan, lalu kita anggap ada dua kehendak yang saling bertentangan, misalnya satu menghendaki sesuatu, sementara yang lain menghendaki kebalikannya, maka hanya ada tiga kemungkinan: kedua kehendak itu terlaksana, atau tidak ada yang terlaksana, atau hanya salah satu yang terlaksana. Karena mustahil kedua kehendak itu terlaksana bersamaan (karena bertentangan), dan mustahil pula keduanya tidak terlaksana (karena ini meniadakan sifat ketuhanan mereka), maka yang tersisa hanyalah kemungkinan bahwa hanya satu kehendak yang terlaksana, yang berarti satu-satunya yang berhak menjadi Tuhan."
Dari situ, tidak mungkin ada tuhan-tuhan yang banyak di langit dan bumi. Tidak ada Tuhan selain Allah Yang Mahatinggi. Langit dan bumi tidak akan tertib tanpa keesaan Allah. Jika alam ini memiliki dua tuhan yang sama-sama disembah, maka sistemnya akan rusak dan tatanannya akan kacau.
Sebagaimana Allah berfirman:
لَوْ كَانَ فِيهِمَا آلِهَةٌ إِلا اللهُ لَفَسَدَتَا فَسُبْحَانَ اللهِ رَبِّ الْعَرْشِ عَمَّا يَصِفُونَ
("Sekiranya ada di langit dan bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu telah rusak. Maka Mahasuci Allah, Tuhan ‘Arsy, dari apa yang mereka sifatkan.")
(QS. Al-Anbiya: 22).
(Tariq Al-Hijratayn, hal. 46).
Inilah dalil akal yang membuktikan bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan Yang Maha Esa,
tidak ada Tuhan selain Dia, tidak ada sekutu bagi-Nya dalam Dzat-Nya, tidak dalam nama-nama-Nya, tidak pula dalam sifat-sifat-Nya atau perbuatan-Nya.
Dia adalah satu-satunya yang berdiri sendiri sejak dahulu, tanpa ada yang menyertai-Nya.
Dia Maha Esa yang tidak memiliki tandingan dan tidak ada yang sebanding dengan-Nya:
(لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ البَصِيرُ)
(“Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan-Nya, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”) (QS. Asy-Syura: 11).
Wahai hamba-hamba Allah,
sesungguhnya nama Allah "Al-Wahid" (Yang Maha Esa) menunjukkan Dzat Allah, menunjukkan sifat keesaan-Nya, serta menunjukkan keunikan Allah dalam kehidupan, ketergantungan, pendengaran, penglihatan, ilmu, kehendak, kekuasaan, kekayaan, kekuatan, ketinggian, keperkasaan, kebesaran, penguasaan, keagungan, kemuliaan, serta sifat-sifat kesempurnaan lainnya.
Ketahuilah, wahai saudara-saudaraku, bahwa keesaan Allah menunjukkan ketinggian-Nya di atas makhluk-Nya.
Dialah yang tinggi dengan Dzat-Nya, yang naik secara mutlak di atas segala sesuatu. Dialah yang berdiri sendiri dengan keesaan, keagungan, dan kemuliaan-Nya. Allah Mahatinggi, bersemayam di atas ‘Arsy-Nya, terpisah dari makhluk-Nya.
Tidak ada bagian dari Dzat-Nya yang berada di dalam makhluk-Nya, dan tidak ada bagian dari makhluk-Nya yang berada dalam Dzat-Nya.
Dia mengetahui amal perbuatan makhluk-Nya, mendengar ucapan mereka, dan melihat tindakan mereka.
Tidak ada satu pun yang tersembunyi dari-Nya, sementara Dia tetap berdiri sendiri dengan seluruh makna kesempurnaan, bebas dari segala kekurangan dan cacat yang bertentangan dengan makna uluhiyah dan rububiyah-Nya.
Mahasuci Allah dalam keesaan-Nya dari sekutu, penolong, pelindung, dan pendukung.
Mahasuci Dia dalam sifat "As-Shamad"-Nya dari istri, anak, serta dari adanya tandingan bagi-Nya. Tidak ada Tuhan selain Allah. Betapa bodohnya orang yang mendurhakai-Nya, tersesat dari jalan-Nya, dan menyembah selain Dia!
Dan yakinlah, wahai saudaraku,
bahwa Allah Yang Maha Esa, Mahasuci dan Mahatinggi, sempurna dalam kehidupan-Nya, ketergantungan-Nya pada diri-Nya sendiri, kehendak-Nya, serta kekuasaan-Nya. Dia Mahatinggi dalam kesempurnaan hikmah dan hujah-Nya, Mahatinggi dalam kesempurnaan ilmu-Nya yang terbebas dari kelalaian, lupa, serta dari meninggalkan makhluk begitu saja tanpa tujuan dari penciptaan jin dan manusia.
Sesungguhnya seluruh umat manusia akan terus berada dalam kepahitan kebingungan dan kelalaian dalam kesesatan, kecuali mereka mengakui dan menjawab dengan keyakinan serta pengakuan terhadap apa yang disebutkan dalam ayat-ayat agung ini, yang semuanya menunjukkan keesaan Allah Yang Maha Memberi nikmat dan Maha Melimpahkan karunia-Nya. Allah Ta’ala berfirman:
(قُلِ الْحَمْدُ لِلَّهِ وَسَلَامٌ عَلَى عِبَادِهِ الَّذِينَ اصْطَفَى آَللَّهُ خَيْرٌ أَمَّا يُشْرِكُونَ * أَمَّنْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَأَنْزَلَ لَكُمْ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَنْبَتْنَا بِهِ حَدَائِقَ ذَاتَ بَهْجَةٍ مَا كَانَ لَكُمْ أَنْ تُنْبِتُوا شَجَرَهَا أَئِلَهٌ مَعَ اللَّهِ بَلْ هُمْ قَوْمٌ يَعْدِلُونَ * أَمَّنْ جَعَلَ الْأَرْضَ قَرَارًا وَجَعَلَ خِلَالَهَا أَنْهَارًا وَجَعَلَ لَهَا رَوَاسِيَ وَجَعَلَ بَيْنَ الْبَحْرَيْنِ حَاجِزًا أَئِلَهٌ مَعَ اللَّهِ بَلْ أَكْثَرُهُمْ لَا يَعْلَمُونَ * أَمَّنْ يُجِيبُ الْمُضْطَرَّ إِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ السُّوءَ وَيَجْعَلُكُمْ خُلَفَاءَ الْأَرْضِ أَئِلَهٌ مَعَ اللَّهِ قَلِيلًا مَا تَذَكَّرُونَ * أَمَّنْ يَهْدِيكُمْ فِي ظُلُمَاتِ الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَمَنْ يُرْسِلُ الرِّيَاحَ بُشْرًا بَيْنَ يَدَيْ رَحْمَتِهِ أَئِلَهٌ مَعَ اللَّهِ تَعَالَى اللَّهُ عَمَّا يُشْرِكُونَ * أَمَّنْ يَبْدَأُ الْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيدُهُ وَمَنْ يَرْزُقُكُمْ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ أَئِلَهٌ مَعَ اللَّهِ قُلْ هَاتُوا بُرْهَانَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ)
(Katakanlah, "Segala puji bagi Allah, dan kesejahteraan atas hamba-hamba-Nya yang telah Dia pilih. Apakah Allah yang lebih baik ataukah apa yang mereka persekutukan (dengan-Nya)?"
"Ataukah (siapa) yang telah menciptakan langit dan bumi, serta menurunkan untuk kalian air dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu kebun-kebun yang indah? Kalian tidak akan mampu menumbuhkan pepohonannya. Apakah ada ilah (sembahan) bersama Allah? Bahkan, mereka adalah kaum yang menyimpang."
"Ataukah (siapa) yang telah menjadikan bumi sebagai tempat yang tetap, dan menjadikan sungai-sungai mengalir di celah-celahnya, serta menjadikan gunung-gunung untuk mengokohkannya, dan menjadikan batas antara dua laut? Apakah ada ilah bersama Allah? Bahkan, kebanyakan mereka tidak mengetahui."
"Ataukah (siapa) yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila dia berdoa kepada-Nya, serta yang menghilangkan kesusahan dan menjadikan kalian sebagai khalifah di bumi? Apakah ada ilah bersama Allah? Amat sedikit dari kalian yang mau mengambil pelajaran."
"Ataukah (siapa) yang memberi petunjuk kepada kalian di dalam kegelapan daratan dan lautan, serta siapa yang mengirimkan angin sebagai kabar gembira sebelum (turunnya) rahmat-Nya? Apakah ada ilah bersama Allah? Mahatinggi Allah dari apa yang mereka persekutukan."
"Ataukah (siapa) yang memulai penciptaan, kemudian mengulanginya, dan siapa yang memberi rezeki kepada kalian dari langit dan bumi? Apakah ada ilah bersama Allah? Katakanlah, 'Datangkanlah bukti kalian, jika kalian adalah orang-orang yang benar.'"
(QS. An-Naml: 59-64).
Maka tidak ada Tuhan selain Allah, Yang Maha Esa, Yang Maha Tunggal, tempat bergantung segala makhluk.
Dialah yang menciptakan, membentuk, dan menyusun makhluk-Nya, serta memberikan bentuk yang paling indah bagi mereka.
Dia mengatur segala urusan mereka, dan melimpahkan kebaikan dan karunia-Nya yang begitu besar kepada mereka.
Benarlah firman Allah:
(وَإِنَّ رَبَّكَ لَذُو فَضْلٍ عَلَى النَّاسِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَشْكُرُونَ)
(QS. An-Naml: 73).
Ya Allah, penuhilah hati kami dengan kepercayaan kepada-Mu, kecintaan kepada-Mu, tawakal kepada-Mu, dan tauhid kepada-Mu. Anugerahkanlah kami keikhlasan dalam ucapan dan perbuatan, lindungilah kami dari kesyirikan dan orang-orang musyrik, dan jadikanlah kami termasuk hamba-hamba-Mu yang saleh.
Semoga Allah memberikan manfaat kepada saya dan kalian melalui Al-Qur'an yang agung, serta menjadikan kita termasuk hamba-hamba-Nya yang bersyukur. Aku sampaikan perkataan ini, dan aku memohon ampunan Allah untuk diriku dan kalian semua. Maka mohonlah ampunan kepada-Nya.
Khutbah Kedua:
Segala puji bagi Allah, Yang Maha Esa, Yang Maha Tunggal, tempat bergantung segala makhluk.
Dia Maha Sempurna dalam segala sifat-Nya, dan Mahasuci dari segala kekurangan, keserupaan, dan tandingan.
Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya, Yang Maha Agung.
Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, makhluk terbaik, pemimpin para rasul, imam orang-orang yang bertakwa, dan pemimpin kaum yang bercahaya wajahnya.
Semoga Allah senantiasa melimpahkan salawat dan salam kepada Nabi Muhammad, keluarganya, dan para sahabatnya.
Amma ba’du:
Wahai kaum muslimin, bertakwalah kepada Allah, Tuhan kalian, dan cintailah Dia, karena Dialah yang menciptakan kalian, serta memberikan nikmat-Nya kepada kalian. Agungkanlah Dia, muliakanlah Dia, dan persembahkanlah ibadah kepada-Nya dengan ikhlas.
Ketahuilah bahwa kalimat tauhid, yang merupakan zikir terbaik, mengandung makna nama Allah “Al-Wahid” (Yang Maha Esa).
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
"مَنْ قَالَ: لا إِلَهَ إِلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، لهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، فِي يَوْمٍ، مِائَةَ مَرَّةٍ، كَانَتْ لَهُ عَدْلَ عَشْرِ رِقَابٍ، وَكُتِبَتْ لَهُ مِائَةُ حَسَنَةٍ، وَمُحِيَتْ عَنْهُ مِائَةُ سَيِّئَةٍ، وَكَانَتْ لَهُ حِرْزًا مِنَ الشَّيْطَانِ، يَوْمَهُ ذَلِكَ، حَتَّى يُمْسِيَ، وَلَمْ يَأْتِ أحَدٌ أفْضَلَ مِمَّا جَاءَ بِهِ إِلا أحَدٌ عَمِلَ أكْثَرَ مِنْ ذَلِكَ"
"Barang siapa mengucapkan: 'Tidak ada Tuhan selain Allah, Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya kerajaan dan segala pujian, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu,' sebanyak seratus kali dalam sehari, maka baginya pahala setara dengan membebaskan sepuluh budak. Dicatat baginya seratus kebaikan, dihapuskan darinya seratus keburukan, dan ucapan itu menjadi pelindung baginya dari setan pada hari itu hingga petang tiba. Dan tidak ada seorang pun yang datang dengan amalan yang lebih baik darinya, kecuali orang yang melakukan lebih banyak dari itu."
(HR. Bukhari [6403] dan Muslim [2691]).
Betapa bodohnya, betapa sesatnya orang yang menyembah selain Allah,
sesuatu yang tidak dapat berpikir, tidak dapat mendengar, tidak dapat melihat, dan tidak berkuasa apa-apa.
Mereka meninggalkan ibadah kepada Allah, yang satu-satunya menciptakan dan mengadakan makhluk, yang satu-satunya berhak menetapkan hukum, memberi rezeki, dan melimpahkan karunia.
Dialah yang mengatur segala sesuatu, melapangkan dan menyempitkan, meninggikan dan merendahkan, memberikan manfaat dan mendatangkan mudarat.
Sebagaimana Allah berfirman:
(قُلْ أَتَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَمْلِكُ لَكُمْ ضَرًّا وَلَا نَفْعًا وَاللَّهُ هُوَ السَّميع العليم
"Katakanlah, ‘Apakah kalian menyembah selain Allah sesuatu yang tidak dapat mendatangkan mudarat maupun manfaat kepada kalian? Allah-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.’"
(QS. Al-Maidah: 76).
Barang siapa yang telah ditunjukkan kebenaran, namun menolaknya, maka ia akan dihukum dengan kerusakan hati, akal, pandangan, dan kehidupannya,
sebagaimana firman Allah:
(لَهُمْ عَذَابٌ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَلَعَذَابُ الْآخِرَةِ أَشَقُّ وَمَا لَهُمْ مِنَ اللَّهِ مِنْ وَاقٍ)
“Bagi mereka azab dalam kehidupan dunia, dan azab akhirat lebih berat. Tidak ada seorang pun yang dapat melindungi mereka dari (azab) Allah.”
(QS. Ar-Ra’d: 34).
Maka hendaklah setiap orang kafir yang musyrik kepada Allah bersiap untuk menghadapi hukuman, baik di dunia maupun di akhirat.
Semoga Allah melindungi kita semua dari kesyirikan, kekufuran, perpecahan, kemunafikan, dan akhlak yang buruk, serta menjaga kita dari keburukan diri kita dan perbuatan kita yang salah.
Wahai hamba-hamba Allah,
salah satu pengaruh terpenting dari keimanan kepada keesaan Allah adalah seorang Muslim mengesakan Rabbnya, yaitu Allah Ta’ala, dalam rububiyah dan uluhiyah-Nya, serta mengikhlaskan seluruh ucapan dan perbuatannya hanya untuk Allah yang Maha Esa.
Ia harus meyakini bahwa Allah Ta’ala adalah satu-satunya yang berhak dalam rububiyah-Nya, karena Dialah Sang Pencipta, Pemberi rezeki, Yang menghidupkan dan mematikan, Pemilik segala sesuatu, yang mengatur makhluk-Nya sesuai kehendak-Nya.
Dialah satu-satunya yang berhak dalam uluhiyah-Nya; tidak ada tuhan selain Dia, tiada sekutu bagi-Nya.
Tauhid ini menuntut hamba-hamba Allah untuk mengesakan-Nya dalam cinta, kesetiaan, ketaatan, serta menjadikan Allah sebagai wali, penolong, penguasa, dan pembuat syariat.
Allah Ta’ala berfirman:
-: (قُلْ أَغَيْرَ اللَّهِ أَتَّخِذُ وَلِيًّا فَاطِرِ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ وَهُوَ يُطْعِمُ وَلاَ يُطْعَمُ قُلْ إِنِّيَ أُمِرْتُ أَنْ أَكُونَ أَوَّلَ مَنْ أَسْلَمَ وَلاَ تَكُونَنَّ مِنَ الْمُشْرِكَينَ)
"Katakanlah, 'Apakah aku akan menjadikan pelindung selain Allah, Pencipta langit dan bumi, yang memberi makan dan tidak diberi makan?' Katakanlah, 'Sesungguhnya aku diperintahkan agar menjadi orang yang pertama berserah diri (kepada Allah), dan jangan sekali-kali kamu termasuk orang-orang musyrik.’"
(QS. Al-An’am: 14).
Waspadalah, wahai hamba-hamba Allah,
tidak boleh seseorang mengarahkan ibadahnya kepada selain Penciptanya, baik itu dalam bentuk salat, doa, penyembelihan, nadzar, tawakal, harapan, rasa takut, kerendahan hati, maupun ketundukan.
Hendaklah mereka seperti apa yang diperintahkan Allah kepada Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk diucapkan:
: (قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ * لَا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ)
"Katakanlah, 'Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanya untuk Allah, Tuhan semesta alam, tidak ada sekutu bagi-Nya; demikian itulah yang diperintahkan kepadaku, dan aku adalah orang yang pertama-tama berserah diri (kepada Allah).’"
(QS. Al-An’am: 162-163).
Perhatikanlah hal ini!
Syirik kepada Allah yang Maha Esa membawa akibat yang sangat buruk.
Oleh karena itu, hati yang beriman harus menggantungkan diri kepada Allah Sang Pencipta, hanya mengarahkan niat dan tujuan kepada-Nya, yang kepada-Nya semua makhluk bergantung dalam kebutuhan dan keperluannya.
Dialah yang Maha Kuasa, Pemilik, dan Pengatur segala sesuatu.
Kesadaran ini memberikan ketenangan kepada hati dari kegelisahan dan kebimbangan, membuat hati merasa tenteram kepada Rabb dan sesembahannya, serta memutuskan ketergantungan kepada selain Allah yang tidak memiliki apa pun, tidak mampu melakukan apa pun kecuali dengan izin Allah.
Mereka tidak dapat memberikan manfaat atau mudarat bagi dirinya sendiri, apalagi bagi orang lain.
Allah Ta’ala berfirman:
(ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلاً رَّجُلاً فِيهِ شُرَكَاءُ مُتَشَاكِسُونَ وَرَجُلاً سَلَمًا لِّرَجُلٍ هَلْ يَسْتَوِيَانِ مَثَلاً الْحَمْدُ لِلَّهِ بَلْ أَكْثَرُهُمْ لا يَعْلَمُونَ) .
"Allah membuat perumpamaan, seorang laki-laki yang dimiliki oleh beberapa tuan yang saling berselisih, dan seorang laki-laki yang sepenuhnya dimiliki oleh seorang tuan saja; apakah kedua orang itu sama? Segala puji bagi Allah, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui."
(QS. Az-Zumar: 29).
Hamba yang berakal wajib mengesakan Allah Ta’ala dalam hal hukum, perintah, larangan, penerimaan syariat, dan pembuat aturan,
karena keimanan kepada keesaan dan keesaan Allah Ta’ala mengharuskan kita mengesakan-Nya dalam hal itu.
Allah Ta’ala berfirman:
(أَفَغَيْرَ اللَّهِ أَبْتَغِي حَكَمًا)
"Apakah aku akan mencari hakim selain Allah?"
(QS. Al-An’am: 114).
Wahai hamba-hamba Allah,
salah satu hal terpenting yang dituntut oleh tauhid seorang hamba kepada Rabbnya adalah tampaknya pengaruh tauhid itu dalam keyakinan dan perilakunya.
Di antara kesungguhannya adalah menjadikan dakwah kepada tauhid sebagai prioritas utama, meneladani Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang memulai dakwahnya dengan menyeru kepada tauhid sebelum hal lainnya.
Sebagaimana disebutkan dalam hadis Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ketika mengutus Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu ke Yaman, beliau bersabda kepadanya:
: "إِنَّكَ تَقْدَمُ عَلى قَوْمٍ مِنْ أَهْل الكِتَابِ، فَليَكُنْ أَوَّل مَا تَدْعُوهُمْ إِلى أَنْ يُوَحِّدُوا اللهَ تعالى..."
"Sesungguhnya engkau akan mendatangi kaum dari Ahli Kitab, maka jadikanlah hal pertama yang engkau serukan kepada mereka adalah agar mereka mentauhidkan Allah Ta’ala."
(HR. Bukhari [7372]).
Oleh karena itu, amal saleh seorang hamba tidak akan diterima hingga ia mengucapkan syahadat yang benar, dan seorang hamba tidak akan masuk Islam hingga ia mentauhidkan Allah Ta’ala dengan bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah.
Keimanan kepada keesaan Allah menjadi syarat diterimanya amal saleh,
sebagaimana firman Allah:
(وَمَنْ يَعْمَلْ مِنَ الصَّالِحَاتِ مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَأُولَئِكَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ وَلَا يُظْلَمُونَ نَقِيرًا)
"Dan barang siapa mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka mereka itu akan masuk surga dan mereka tidak dizalimi sedikit pun."
(QS. An-Nisa: 124).
Ketahuilah, wahai hamba-hamba Allah, bahwa ada keutamaan dan pahala yang besar yang terkait dengan tauhid kepada Allah serta menyebutnya melalui kalimat tauhid yang agung, 'La ilaha illallah.'
Kalimat ini mengukuhkan tauhid seorang hamba kepada Rabbnya, memperbarui keimanan kepada keesaan Allah, serta mendorong seorang Muslim untuk melakukan kebaikan dan amal saleh. Sebab, sumber segala kebaikan adalah tauhid yang murni.
Wahai kaum Muslimin,
Sudah sepantasnya seorang hamba yang berakal berlindung kepada Rabbnya, berdoa kepada-Nya dengan nama-nama-Nya yang indah, mengesakan-Nya dalam keesaan dan keagungan, serta bertawassul kepada-Nya dengan keyakinan bahwa Dialah satu-satunya Raja yang mengatur, Tuhan yang haq – Mahasuci dan Maha Tinggi Dia. Rabb kita telah mengajarkan dalam kitab-Nya yang mulia agar kita hanya berdoa kepada-Nya.
Allah berfirman:
(قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَى إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ فَمَنْ كَانَ يَرْجُوا لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلاً صَالِحًا وَلا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا)
"Katakanlah, 'Sesungguhnya aku hanyalah seorang manusia seperti kamu yang diwahyukan kepadaku bahwa sesungguhnya Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa. Maka barang siapa mengharap perjumpaan dengan Rabbnya, hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Rabbnya.’"
(QS. Al-Kahfi: 110).
Diriwayatkan dari al-Mughirah bin Syu’bah radhiyallahu 'anhu, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam biasa mengucapkan setelah salam pada setiap salat:
"لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، لَهُ المُلكُ وَلَهُ الحَمْدُ وَهْوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، اللهمَّ لاَ مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ وَلاَ مُعْطِي لِمَا مَنَعْتَ وَلاَ يَنْفَعُ ذَا الجَدِّ مِنْكَ الجَدُّ"
"Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya kerajaan, milik-Nya segala pujian, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Ya Allah, tidak ada yang dapat menahan apa yang Engkau berikan, dan tidak ada yang dapat memberi apa yang Engkau tahan. Kekayaan tidak berguna bagi siapa pun di hadapan-Mu."
(HR. Bukhari, no. 844).
Ketahuilah, wahai hamba Allah,
seorang Muslim yang yakin akan keesaan Allah menunjukkan kepercayaannya kepada Rabbnya dalam segala urusan.
Ia tidak berdoa kecuali kepada Allah, tidak bertawakal kecuali kepada-Nya, tidak bergantung kecuali kepada-Nya, dan tidak memohon pertolongan kecuali kepada-Nya dalam setiap hal besar maupun kecil.
Allah Ta’ala berfirman:
-: (قُل إِنِّي لَنْ يُجِيرَنِي مِنَ اللهِ أَحَدٌ وَلَنْ أَجِدَ مِنْ دُونِهِ مُلتَحَدًا)
"Katakanlah, 'Sesungguhnya aku sekali-kali tidak dapat melindungi kamu dari (siksaan) Allah dan sekali-kali tidak dapat (pula) menyelamatkan kamu.’"
(QS. Al-Jin: 22).
Allah juga berfirman:
: (قُل مَنْ بِيَدِهِ مَلَكُوتُ كُلِّ شَيْءٍ وَهُوَ يُجِيرُ وَلا يُجَارُ عَلَيْهِ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ* سَيَقُولُونَ لِلَّهِ قُلْ فَأَنَّى تُسْحَرُونَ)
"Katakanlah, 'Siapakah yang di tangan-Nya berada kekuasaan atas segala sesuatu, yang melindungi tetapi tidak ada yang dapat dilindungi dari (azab)-Nya, jika kamu mengetahui?’ Mereka akan menjawab, 'Kepunyaan Allah.’ Katakanlah, 'Kalau demikian, maka dari jalan manakah kamu ditipu?’"
(QS. Al-Mu’minun: 88-89).
Dan Allah berfirman:
فَإِنْ تَوَلوْا فَقُل حَسْبِيَ اللهُ لا إِلَهَ إِلا هُوَ عَلَيْهِ تَوَكَّلتُ وَهُوَ رَبُّ العَرْشِ العَظِيمِ)
"Jika mereka berpaling, maka katakanlah, 'Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal, dan Dia adalah Rabb yang memiliki 'Arsy yang agung.’"
(QS. At-Taubah: 129).
Ketahuilah –semoga Allah merahmati saya dan kalian–
bahwa tauhid seorang hamba kepada Rabbnya tampak dari seringnya ia mengingat-Nya, mengulang-ulang kalimat syahadat “La ilaha illallah” (tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah), dan menyeru kepada tauhid-Nya.
Tauhid ini juga terlihat dalam amal perbuatannya; ia tidak menyembelih atau bersujud kecuali untuk Allah,
sebagaimana firman Allah:
: (قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ * لَا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ * قُلْ أَغَيْرَ اللَّهِ أَبْغِي رَبًّا وَهُوَ رَبُّ كُلِّ شَيْءٍ)
"Katakanlah, 'Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanya untuk Allah, Rabb semesta alam. Tidak ada sekutu bagi-Nya; demikian itulah yang diperintahkan kepadaku, dan aku adalah orang yang pertama-tama berserah diri (kepada Allah). Katakanlah, 'Apakah aku mencari Rabb selain Allah, padahal Dia adalah Rabb bagi segala sesuatu?’"
(QS. Al-An’am: 162-164).
Iman seorang Muslim kepada Rabbnya yang Maha Esa
menjadikannya teguh berdiri di atas kebenaran tanpa takut celaan siapa pun.
Ia meyakini bahwa segala urusan dirinya dan semua makhluk kembali kepada Allah semata, tanpa sekutu bagi-Nya.
Maka, ia bertawakal kepada-Nya, berlindung kepada-Nya, memohon pertolongan kepada-Nya, dan bersandar kepada-Nya.
Allah Ta’ala berfirman:
(قُل إِنِّي لنْ يُجِيرَنِي مِنَ اللهِ أَحَدٌ وَلنْ أَجِدَ مِنْ دُونِهِ مُلتَحَدا)
"Katakanlah, 'Sesungguhnya aku sekali-kali tidak dapat melindungi kamu dari (siksaan) Allah dan sekali-kali tidak dapat (pula) menyelamatkan kamu.’"
(QS. Al-Jin: 22).
Akhirnya, wahai kaum Muslimin,
dengarkanlah dan nikmatilah firman Allah yang menyejukkan hati dan jiwa:
(وَقُلِ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي لَمْ يَتَّخِذْ وَلَدًا وَلَمْ يَكُنْ لَهُ شَرِيكٌ فِي الْمُلْكِ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ وَلِيٌّ مِنَ الذُّلِّ وَكَبِّرْهُ تَكْبِيرًا)
"Dan katakanlah, 'Segala puji bagi Allah yang tidak mempunyai anak dan tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kerajaan-Nya, dan Dia bukan pula hina yang memerlukan penolong, dan agungkanlah Dia dengan pengagungan yang sebesar-besarnya.’"
(QS. Al-Isra: 111).
Tidak ada bagi orang-orang yang bingung dalam hidup ini selain Rabb yang Esa. Hati tidak akan tenteram kecuali dengan mengesakan-Nya, jiwa tidak akan tenang dan bahagia kecuali dengan mengingat-Nya, roh tidak akan damai kecuali dengan menyerahkan diri kepada-Nya, dan jiwa tidak akan merasakan kebahagiaan kecuali dengan ridha kepada-Nya sebagai Rabb yang mengatur, Mahabijaksana, dan Maha Mengetahui – Mahasuci Dia lagi Mahamulia.
Ya Allah, kami memohon kepada-Mu keimanan yang tulus, karuniakanlah kami kepercayaan kepada-Mu, kebaikan dalam bertawakal kepada-Mu, dan harapan yang besar kepada-Mu. Ya Allah, limpahkanlah kasih sayang-Mu kepada kami, anugerahkanlah rahmat-Mu kepada kami, tetapkanlah kami sebagai golongan orang-orang yang berbahagia, dan jauhkanlah kami dari jalan orang-orang yang celaka.
Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Semoga shalawat dan salam tercurah kepada Nabi Muhammad, keluarganya, dan seluruh sahabatnya.