Rabu, 09 Oktober 2013

KEUTAMAAN 10 HARI BULAN DZULHIJJAH

Diriwayatkan imam Al-Bukhary dari sahabat Ibnu Abbas radhiyallahu'anhu, bahwa Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Tidaklah satu hari seorang beramal shalih di dalamnya melainkan akan lebih dicintai Allah dari pada hari-hari lainnya, ( Yaitu 10 hari dibulan dzul-Hijjah)". Para sahabat bertanya, "Apakah lebih baik dari berjihad fi sabilillah?". Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Ya lebih dari berjihad fi sabilillah, kecuali bila ia berjihad dengan harta dan nyawanya kemudian ia tidak kembali lagi selamanya".

Diriwayatkan Imam Ahmad, dari sahabat Ibnu Umar radhiyallahu'anhu, dari Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda," Tidaklah suatu hari beramal di dalamnya lebih utama dan lebih dicintai Allah dari 10 hari ini (Dzul-Hijjah), maka perbanyaklah bertahlil, bertakbir, dan bertahmid".

Dibawakan oleh Ibnu Hibban, dari sahabat Jabir radhiyallahu'anhu, dari Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Seutama-utama hari adalah hari Arofah". Jika kita merenungi akan keutamaan 10 hari ini maka seyogyanya kita banyak melakukan amal shalih yang sesuai dengan sunnah Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam diantaranya sebagai berikut:

1. Menunaikan ibadah haji dan umroh bagi yang mampu dan diberi kesempatan, ibadah ini adalah yang paling utama, Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Ibadah umroh sampai umroh berikutnya adalah penghapus dosa antara keduanya, ibadah Haji yang mabrur tiada balasan baginya kecuali surga".

2. Melakukan ibadah Puasa di hari-hari ini, terlebih khusus pada puasa hari Arofah. Ibadah puasa banyak memiliki keutamaan secara khusus, sebagaimana di dalam hadist Qudsy, Allah Ta'ala berfirman: "Ibadah puasa hanyalah untuk-Ku, dan Aku yang akan membalasi nya secara langsung, ia meninggalkan syahwatnya dan makan minumnya karena-Ku".

Dari sahabat Abu Said Al-khudriy radhiyallahu'anhu berkata, bersabda Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam, "Tidaklah seorang hamba berpuasa sehari karena Allah kecuali ia akan dijauhkan wajahnya dari api neraka di hari Kiamat kelak sejauh tujuh puluh khorif (perjalanan sejauh 70 th)". (HR Bukhary dan Muslim).

Diriwayatkan oleh imam Muslim dalam Shohihnya, dari Sahabat Abu Qotadah radhiyallahu'anhu, dari Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Berpuasa di hari Arofah aku berharap kepada Allah agar diampuni dosa satu tahun yang lalu dan satu tahun yang akan datang".

3. Banyak mengucap Takbir dan berdzikir pada hari-hari yang muliya ini, Allah Ta'ala berfirman, "Dan agar mereka menyebut nama Allah pada hari-hari yang telah ditentukan". (QS.Al-Hajj: 28). Ditafsirkan maksud hari-hari tersebut adalah 10 hari bulan Dzul Hijjah, disunnahkan agar banyak berdzikir sebagaimana hadist Ibnu Umar radhiyallahu'anhu dalam riwayat Imam Ahmad, "Maka perbanyaklah pada hari tersebut untuk bertahlil, bertakbir, dan bertahmid".

Imam Bukhory membawakan riwayat dari sahabat Ibnu Umar dan Abu Hurairah radhiyallahu'anhuma, bahwa beliau berdua pergi menuju pasar pada hari yang 10 dan bertakbir, maka para manusia bertakbir bersama beliau berdua. Dan disunnahkan mengeraskan suara tatkala bertakbir, baik di pasar, di rumah, di jalanan, dan selainnya. Allah Ta'ala berfirman: "Agar kalian mengagungkan Allah atas petunjuk yang Dia berikan kepada kalian". (QS.Al-Hajj: 37). Dan tidak dibolehkan bertakbir jama'ah yang bersifat satu lafadz dan satu suara, karena hal ini tidak pernah dilakukan para salaf terdahulu, akan tetapi hendaknya masing-masing bertakbir sendiri.

4. Memperbanyak taubat dan melepas segala kemaksyiatan dan dosa, hingga memperoleh magfiroh dan rohmah, dikarenakan dalam hadist Abu Hurairah dinyatakan, "Sesungguhnya Allah memiliki kecemburuan, dan kecemburuan Allah adalah tatkala seorang hamba melakukan maksyiat kepada Allah". (HR.Bukhary dan Muslim).

5. Memperbanyak amal-amal sunnah dari berbagai jenis ibadah seperti sholat-sholat sunnah, sedekah, tilawah, menjalankan amar ma'ruf, nahi munkar, dan yang lainnya niscaya akan dilipat gandakan amal tsb.

6. Disyariatkan untuk berqurban dan menyembelih pada hari 'ied dan hari tasyrik, dan ini adalah sunnah dari semenjak Nabi Ibrahim-alaihissalam- tatkala Allah berikan ganti sembelihan yang besar untuk putranya Ismail, dan sebagaimana Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam menyembelih dua ekor domba besar bertanduk. (HR Bukhary dan Muslim).

7. Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Ummu Salamah, bahwa Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam apabila telah melihat bulan Dzul Hijjah, dan telah berniat untuk berqurban maka menahan diri dari memotong rambut, kuku, hingga menyembelih hewan qurban, hal ini bisa jadi Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam mengqiyaskan dengan para jamaah haji yang membawa sembelihan yang diniatkan untuk disembelih.

Allah Ta'ala berfirman, "Dan janganlah kalian mencukur kepala kalian sebelum sembelihan sampai di tempat penyembelihannya". (QS.Al-Baqoroh: 196). Larangan mencukur ini hanya khusus bagi yang berkendak menyembelih, adapun keluarga, anak, tidak masuk dalam larangan, kecuali ia menyembelih juga secara khusus untuk sang anak atau istri.

8. Sepantasnya seorang muslim berusaha untuk mengerjakan sholat 'Ied dan hadir dalam khutbah hingga bisa mengambil faidah, dan menemukan hikmah dari disyariatkan 'Ied ini, yaitu hari bersyukur, hari beramal kebaikan. Hendaknya setiap muslim dapat mengambil manfaat pada hari-hari ini untuk bertaat kepada Allah, banyak berdzikir, menunaikan kewajiban-kewajiban, menghindari perkara yang diharamkan, hingga meraih ridho Allah Subhanahu wa Ta'ala, Dia-lah Dzat Yang memberi hidayah menuju jalan yang lurus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar