Kamis, 05 Desember 2013

IMAN

Sesungguhnya nikmat yang paling besar dan agung adalah nikmat iman, karena iman adalah tujuan yang paling mulia, dengannya tergapai kebahagiaan dunia dan akhirat hingga meraih surga yang kekal abadi, dan selamat dari neraka dan murka Allah Ta'ala. Dan faidah dari iman sangatlah banyak sekali tiada batas, betapa banyaknya buah dari iman yang sangat elok, terus menerus, kebaikan yang mengalir baik di dunia dan akhirat dan ini adalah limpahan karunia Allah Ta'ala yang diberikan kepada para hamba dikehendaki-Nya.

Allah Ta'ala berfirman: "Mereka merasa berjasa kepadamu dengan keislaman mereka, katakanlah, "Janganlah kamu merasa berjasa kepada-Ku dengan keislamanmu, akan tetapi Allah yang memberikan limpahan nikmat kepadamu dengan menunjukkan kamu kepada keimanan, jika kalian tergolong orang yang benar". (QS.Al Hujurot: 17).

Allah Ta'ala berfirman: "Akan tetapi Allah menjadikan kamu cinta keimanan, dan menjadikan iman itu indah di dalam hatimu, dan menjadikan kamu benci kekufuran, kefasikan dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus. Itu semua sebagai karunia dan nikmat dari Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana". (QS.Al Hujurot: 7-8).

Allah Ta'ala berfirman: "Kalau bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu, niscaya tidak seorangpun diantara kamu bersih dari perbuatan keji dan mungkar itu selama-lamanya, akan tetapi Allah membersihkan siapa yang Dia kehendaki". (QS.An-Nur: 21).

Iman adalah suatu tujuan yang kita diciptakan karenanya, dan kita diperintah untuk merealisasikannya, dengannya pula kita akan menggapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Maka ahlul iman adalah orang yang paling bahagia, dan barang siapa meninggalkannya maka ia tergolong orang yang celaka, Allah Ta'ala berfirman: "Barang siapa yang mengerjakan kebaikan, baik laki-laki maupun perempuan dan ia dalam keadaan iman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan". (QS.An-Nahl: 97).

Seluruh kebaikan di dunia dan akhirat merupakan hasil dan buah dari iman. Bahkan iman diibaratkan sebagi pohon yang penuh barokah, memiliki akar yang kokoh, dahannya menjulang tinggi dan buahnya beraneka ragam. Allah Ta'ala berfirman: "Tidakkah kamu memperhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik, seperti pohon yang baik, akarnya kokoh dan cabangnya menjulang ke langit. Menghasilkan buahnya pada setiap waktu dengan seijin Tuhannya. Dan Allah membuat perumpamaan itu untuk manusia agar mereka selalu ingat". (QS.Ibrahim: 24-25).

Alangkah agungnya pohon iman ini! Alangkah muliyanya! Alangkah baiknya! Alangkah banyak keberkahannya! Pohon keimanan akarnya menancap di dalam hati seorang mukmin melalui akidah yang lurus. Keimanan tersebut diraih melalui Kitab Allah dan Sunnah Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam.

Allah Ta'ala berfirman: "Kebaikan itu bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat, tetapi kebaikan itu ialah orang yang beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat-malaikat, kitab, Nabi-Nabi". (QS.Al Baqoroh: 177).

Allah Ta'ala berfirman: "Rasul Muhammad beriman kepada apa yang diturunkan kepadanya (Al-Qur'an) dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman, semua beriman kepada Allah, Malaikat, Kitab, Rasul-Nya. Mereka berkata, 'Kami tidak membeda-bedakan seorangpun dari rasul-rasul-Nya, dan kami mendengar dan kami taat, ampunilah kami ya Tuhan kami, dan kepada-Mu kami kembali". (QS.Al Baqoroh: 285).

Allah Ta'ala berfirman: "Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, kepada Al Kitab yang diturunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang diturunkan sebelumnya. Dan barang siapa ingkar kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya , Kitab-Kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari akhir, maka sungguh orang itu telah sesat sejauh jauhnya". (QS.An-Nisaa': 136).

Ini adalah pondasi iman serta kaidah-kaidahnya yang agung, maka tidak akan tegak agama dan tergapai kebahagiyaan kecuali apabila amal manusia dan ketaatannya dibangun diatas pondasi ini, dan hal itu telah terangkum dalam hadist Jibril dalam sabda Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam: "Hendaknya kamu beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhir serta beriman terhadap takdir yang baik dan yang buruk".

Ketahuilah bahwa iman memiliki cabang yang banyak, amalan amalan yang beragam, sebagaimana diriwayatkan dari Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam, "Iman memiliki tujuhpuluh lebih atau enampuluh lebih cabang, maka yang paling utama ucapan Laa Illaaha illallahu, dan yang paling ringan adalah menghilangkan gangguan di jalanan, dan rasa malu adalah bagian dari iman". Hadist diatas menunjukkan bahwa iman terdiri dari amalan hati, lisan, dan anggota badan, ketiganya menyatu dalam ikatan iman.

Adapun keimanan hati yaitu meyakini di dalam hati akan amalan-amalan yang shalih berupa rasa malu, rasa khosyah, 'inabah, tawakkal, berharap kepada Allah, dan lain sebagainya dari amal hati. Adapun keimanan lisan, berbentuk aneka ibadah seperti berdzikir kepada Allah, tilawah Al-Qur'an, memuja-memuji Allah, bertasbih, berdakwah, nahi mungkar dan sebagainya yang mana semua itu tergolong dari bagian iman yang ada dalam amal manusia. Keimanan anggota badan meliputi segala ketaatan, dan upaya untuk menegakkan perintah, dan upaya untuk mendekatkan diri kepada Allah dari amalan-amalan yang suci.

Sebagaimana keimanan adalah menjalankan ketaatan, maka dalam satu waktu ia dituntut agar menjauh dari larangan yang diharamkan. Sebagaimana sholat adalah iman, zakat adalah iman, haji adalah iman, maka menjauhi muharomat dan meninggalkan perkara haram juga termasuk ketaatan kepada Allah yang merupakan bagian iman.

Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda," Tidaklah berzina orang yang berzina sedangkan ia dalam keadaan beriman, dan tidaklah seseorang pencuri yang melakukan pencurian sedang ia dalam keadaan beriman, dan tidaklah peminum arak meminum arak sedang ia dalam keadaan beriman". Dalam hadist ini menjadi dalil yg terang bahwa maksyiat dan dosa akan mengurangi keimanan dan melemahkan agama.

Dan iman akan bertambah dengan ketaatan kepada Allah, dan mendekat kepada-Nya. Dan menjadi keharusan untuk istiqomah dan menjaga keimanan hingga akhir hayat. Allah Ta'ala berfirman: "Wahai orang orang yang beriman bertaqwalah kalian kepada Allah dengan sebenar taqwa, dan janganlah kalian meninggal kecuali kalian dalam keadaan berserah diri kepada Allah". (QS.Ali Imran: 102).

Di dalam hadist bahwa Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam berpesan kepada sufyan ibnu Abdillah Ats-Tsaqofy tatkala bertanya kepada Nabi maka dijawab, "Katakanlah, aku beriman kepada Allah kemudian beristiqomah diatasnya ". Maka barang siapa yang menghendaki keberuntungan dan menyusuri jalan keimanan, hendaknya ia memohon pertolongan Allah Ta'ala agar diberikan kekuatan dan istiqomah, dan senantiasa bermujahadah, hingga ia wafat dan ia dalam keadaan diridhoi, dunia akan segera sirna, dan akhirat akan segera datang, dan hendaknya menjadi penghuni akhirat yang berbekal dengan iman, dan tidaklah sebuah jiwa yang dapat memasuki surga kecuali jiwa yang beriman, maka seyogyanya kita bersiap-siap untuk menujunya, dan Allah Yang Maha kuasa untk memberi taufiq dan petunjuk kepada para hamba yang dikehendaki-Nya menuju jalan yang lurus.

~ disadur dari tulisan Asy Syaikh Abdurrozaq hafidzahullah ~


Tidak ada komentar:

Posting Komentar