Minggu, 29 Desember 2013

PERAYAAN TAHUN BARU

Alhamdulillah robbil A'lamin, washolatu wassalamu 'ala asyrofil anbiyaa' wal mursalin, wa ba'du,

Sesungguhnya di dalam ajaran islam tidak ada istilah perayaan tahun baru, baik dalam masalah fikih atau akidah, akan tetapi ini adalah suatu perkara yang butuh akan pendalilan dan hukum melalui isyarat dalil. Sebagaimana diketahui bahwa setiap amal yang ditujukan untuk mendekatkan diri kepada Allah Ta'ala hendaknya memenuhi prasyarat yaitu sesuai syariat dan mencontoh amalan Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam, baik berkaitan dengan bentuk, tatacara, bilangan, waktu dan tempat tertentu yang telah disyariatkan.

Jika hal ini tidak terpenuhi maka terjerumus dalam perkara baru yang menyesatkan yang dilarang agama, sebagaimana sabda Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam, "Jauhi oleh kalian perkara baru, karena perkara baru (dalam agama) adalah bid'ah, dan setiap bid'ah adalah sesat, dan setiap kesesatan di dalam neraka". (HR.Abu Dawud dan Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Allah Ta'ala berfirman, "Dan apa yang datang dari Nabi (Muhammad) maka kerjakanlah, dan apa yang telah dilarang maka tinggalkanlah". (QS.Al-Hasyr: 7).

Allah Ta'ala berfirman, "Maka hendaknya mereka orang-orang yang senantiasa menyelisihi perintah (Nabi Muhammad) takut dan kawatir jika tertimpa fitnah atau adzab yang pedih". (QS. An-Nur: 63).

Hukum memperingati lahirnya Al-Masih tidaklah berbeda dengan memperingati lahirnya Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wa sallam, kebiasaan ini tidaklah ada di masa Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam, juga tidak ada pada masa sahabat maupun generasi yang utama dahulu. Jika hal ini diketahui bahwa perayaan ini tidak dikenal sejak zaman dahulu, maka dimasa sekarangpun tidak perlu untuk diamalkan yang diyakini sebagai bagian ritual agama maupun kebiasaan.

Bahkan ada ungkapan imam Malik yang pantas diabadikan, yaitu ucapan beliau, "Barang siapa yang merekayasa di dalam ajaran islam suatu bid'ah (perkara agama yang baru) yang ia pandang sebagai suatu kebaikan, sungguh ia tidak secara langsung telah menuduh bahwa Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wa sallam telah berkhianat terhadap risalah dari Allah, karena Allah Ta'ala telah firmankan, "Pada hari ini Aku telah sempurnakan agamamu untukmu, dan Aku telah cukupkan nikmat-Ku bagimu dan telah Aku ridhoi islam sebagai agamamu". (QS.Al-Ma'idah: 3).

Terlebih bila kita lihat bahwa perayaan awal tahun adalah budaya warisan nasrani yang kita diperintah dalam syariat agar tidak mengikuti mereka, tidak menyerupai mereka. Maka kewajiban kita agar berpegang terhadap Al-Kitab dan As-Sunnah baik dalam keyakinan, ilmu dan amalan, karena inilah yang akan menyelamatkan kita dari jurang perkara bid'ah dan amalan buruk. Fatawa : Syaikh Abi Abdul Mu'iz Muhammad.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar