Senin, 31 Agustus 2015

KEUTAMAAN SHOLAT FAJAR

Alhamdulillah, was sholaatu was salaamu ala Rosulillah, wa ba'du : 

Sesungguhnya nikmat dan karunia Allah Ta'ala kepada kita sangat banyak sekali tidak terhingga, sebagaimana firman Allah Ta'ala, 

وَءَاتَىٰكُم مِّن كُلِّ مَا سَأَلْتُمُوهُ ۚ وَإِن تَعُدُّوا۟ نِعْمَتَ ٱللَّهِ لَا تُحْصُوهَآ ۗ إِنَّ ٱلْإِنسَٰنَ لَظَلُومٌ كَفَّارٌ 

" Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah)." (Q.S.Ibrahim :34)

Diantara nikmat Allah Ta'ala kepada manusia adalah beristirahat di malam hari, sebagaimana firman Allah Ta'ala, 

وَمِن رَّحْمَتِهِۦ جَعَلَ لَكُمُ ٱلَّيْلَ وَٱلنَّهَارَ لِتَسْكُنُوا۟ فِيهِ وَلِتَبْتَغُوا۟ مِن فَضْلِهِۦ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ 

" Dan karena rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, supaya kamu beristirahat pada malam itu dan supaya kamu mencari sebahagian dari karunia-Nya (pada siang hari) dan agar kamu bersyukur kepada-Nya." (Q.S. Al-Qoshosh :73)

Beristirahatnya seorang hamba di malam hari setelah sehari ber aktivitas merupakan bentuk penjagaan Allah Ta'ala sehingga dengan demikian dapat bertahan hidup dan berkembang dan menjalankan tugas dan kewajiban sebagai hamba dan Kholifah Allah Ta'ala dimuka bumi.

Diantara tugas dan kewajiban Allah Ta'ala kepada orang-orang yang beriman adalah menunaikan sholat fajar berjamaah di masjid bersama kaum muslimin. Dan barangsiapa yang menunaikan sholat fajar, sungguh ia mendapatkan keutamaan keutamaan yang agung, diantaranya sebagai berikut : 

●  Mendapatkan penjagaan dan perlindungan dari Allah Ta'ala baik di dunia dan akhirat, sebagaimana diriwayatkan oleh Al-Imam Muslim dari sahabat Jundub ibnu Abdillah radhiyallahu anhuma dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, 

من صلى الصبح فهو في ذمة الله 

" Barangsiapa yang menunaikan ibadah sholat subuh, maka sungguh ia berada dalam lindungan dan penjagaan Allah Ta'ala". 

Diriwayatkan oleh Al-Imam Muslim dalam shohih nya dari sahabat Jundab bin Abdullah radhiallahu anhu dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, 

مَنْ صَلَّى الصُّبْحَ فَهُوَ فِي ذِمَّةِ اللَّهِ فَلَا يَطْلُبَنَّكُمْ اللَّهُ مِنْ ذِمَّتِهِ بِشَيْءٍ فَيُدْرِكَهُ فَيَكُبَّهُ فِي نَارِ جَهَنَّمَ

“Barangsiapa shalat subuh, maka ia berada dalam jaminan Allah, oleh karena itu jangan sampai Allah menuntut sesuatu dari kalian sebagai imbalan jaminan-Nya, sehingga Allah menangkapnya dan menyungkurkannya ke dalam neraka jahannam.” 

●  Melindungi seorang hamba dari ancaman api neraka, sebagaimana diriwayatkan oleh Al-Imam Muslim dari sahabat Ammaroh ibnu Ruwwaibah radhiyallahu anhuma, bahwasanya Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda, 

لن يلج النار أحد صلى قبل طلوع الشمس وقبل غروبها 

" Tidak akan masuk neraka seseorang yang senantiasa mengerjakan sholat sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya  (sholat subuh dan asar) ". 

●  Merupakan sebab untuk masuk surga, sebagaimana diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhari dan Muslim dari sahabat  Abu Musa Al-Asy'Ary radhiyallahu anhu dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, 

من صلى البردين دخل الجنة 

" Barangsiapa yang mengerjakan sholat pada dua waktu dingin  (subuh dan asar) sungguh ia akan masuk surga ". 

●  Sholat subuh dan asar disaksikan oleh para malaikat Allah Ta'ala, sebagaimana firman Allah Ta'ala, 

أقم الصلاة لدلوك الشمس إلى غسق الليل وقرءان الفجر إنّ قرءان الفجركان مشهودا

“Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) subuh. Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat).” (Q.S. Al-Isra`: 78)

Diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhary dan Muslim dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu'anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

يَتَعَاقَبُونَ فِيكُمْ مَلَائِكَةٌ بِاللَّيْلِ وَمَلَائِكَةٌ بِالنَّهَارِ وَيَجْتَمِعُونَ فِي صَلَاةِ الْفَجْرِ وَصَلَاةِ الْعَصْرِ ثُمَّ يَعْرُجُ الَّذِينَ بَاتُوا

 فِيكُمْ فَيَسْأَلُهُمْ وَهُوَ أَعْلَمُ بِهِمْ كَيْفَ تَرَكْتُمْ عِبَادِي فَيَقُولُونَ تَرَكْنَاهُمْ وَهُمْ يُصَلُّونَ وَأَتَيْنَاهُمْ وَهُمْ يُصَلُّونَ

“Para malaikat malam dan malaikat siang silih berganti mendatangi kalian. Dan mereka berkumpul saat shalat subuh dan ashar. Kemudian malaikat yang menjaga kalian naik ke atas hingga Allah Ta’ala bertanya kepada mereka -dan Allah lebih mengetahui keadaan mereka (para hamba-Nya)-, “Dalam keadaan bagaimana kalian tinggalkan hamba-hambaKu?” Para malaikat menjawab, “Kami tinggalkan mereka dalam keadaan sedang mendirikan shalat. Begitu juga saat kami mendatangi mereka, mereka sedang mendirikan shalat.” 

●  Mendapatkan cahaya di hari kiamat, sebagaimana diriwayatkan oleh Al-Imam Ibnu Majah dari sahabat Sahl As-Sa'idy radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, 

بشر المشاءين في الظلم الي المساجد بالنور التام يوم القيامة 

" Berikan kabar gembira bagi orang-orang yang berjalan di gulita menuju masjid dengan sinar cahaya yang terang kelak pada hari kiamat ". 

●  Mendapatkan pahala sholat semalam suntuk, sebagaimana diriwayatkan oleh Al-Imam Muslim dari sahabat Utsman ibnu Affan radhiyallahu anhu bahwasanya Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda, 

مَنْ صَلَّى الْعِشَاءَ فِي جَمَاعَةٍ فَكَأَنَّمَا قَامَ نِصْفَ اللَّيْلِ وَمَنْ صَلَّى الصُّبْحَ فِي جَمَاعَةٍ فَكَأَنَّمَا صَلَّى اللَّيْلَ كُلَّهُ

“Barangsiapa yang shalat isya` berjama’ah maka seolah-olah dia telah shalat malam selama separuh malam. Dan barangsiapa yang shalat shubuh berjamaah maka seolah-olah dia telah shalat seluruh malamnya.” 

●  Terbebas dari perangai nifak dan kemunafikan, sebagaimana diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhary dan Muslim dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu anhu dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, 

إِنَّ أَثْقَلَ صَلَاةٍ عَلَى الْمُنَافِقِينَ صَلَاةُ الْعِشَاءِ وَصَلَاةُ الْفَجْرِ وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِيهِمَا لَأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا وَلَقَدْ هَمَمْتُ أَنْ آمُرَ بِالصَّلَاةِ فَتُقَامَ ثُمَّ آمُرَ رَجُلًا فَيُصَلِّيَ بِالنَّاسِ ثُمَّ أَنْطَلِقَ مَعِي بِرِجَالٍ مَعَهُمْ حُزَمٌ مِنْ حَطَبٍ إِلَى قَوْمٍ لَا يَشْهَدُونَ الصَّلَاةَ فَأُحَرِّقَ عَلَيْهِمْ بُيُوتَهُمْ بِالنَّارِ

“Shalat yang dirasakan paling berat bagi orang-orang munafik adalah shalat isya dan shalat subuh. Sekiranya mereka mengetahui keutamaannya, niscaya mereka akan mendatanginya sekalipun dengan merangkak. Sungguh aku berkeinginan untuk menyuruh seseorang sehingga shalat didirikan, kemudian kusuruh seseorang mengimami manusia, lalu aku bersama beberapa orang membawa kayu bakar mendatangi suatu kaum yang tidak menghadiri shalat, lantas aku bakar rumah-rumah mereka.” 

Sahabat Abdullah ibnu Umar radhiyallahu anhuma berkata, " Jika kita tidak menjumpai seseorang mengerjakan sholat isya' dan subuh maka kita menaruh kecurigaan dan berprasangka buruk pada nya ". 

●  Mendapatkan nikmat yang paling agung yaitu melihat Wajah Allah Ta'ala di hari kiamat, sebagaimana diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhary dan Muslim dari sahabat Jarir bin ‘Abdullah radhiallahu anhu dia berkata, Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda, 

إِنَّكُمْ سَتَرَوْنَ رَبَّكُمْ كَمَا تَرَوْنَ هَذَا الْقَمَرَ لَا تُضَامُّونَ فِي رُؤْيَتِهِ فَإِنْ اسْتَطَعْتُمْ أَنْ لَا تُغْلَبُوا عَلَى صَلَاةٍ قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ غُرُوبِهَا فَافْعَلُوا

" Sesungguhnya kalian akan melihat Rabb kalian sebagaimana kalian melihat bulan purnama ini. Dan kalian tidak akan saling berdesakan dalam melihat-Nya. Maka jika kalian mampu untuk tidak terlewatkan untuk melaksanakan shalat sebelum terbit matahri dan sebelum terbenamnya, maka lakukanlah.” 

●  Terbebas dari jeratan belenggu tali iblis, sebagaimana diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhary, 

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّه صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَعْقِدُ الشَّيْطَانُ عَلَى قَافِيَةِ رَأْسِ أَحَدِكُمْ إِذَا هُوَ نَامَ ثَلَاثَ عُقَدٍ يَضْرِبُ كُلَّ عُقْدَةٍ عَلَيْكَ لَيْلٌ طَوِيلٌ فَارْقُدْ فَإِنْ اسْتَيْقَظَ فَذَكَرَ اللَّهَ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ فَإِنْ تَوَضَّأَ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ فَإِنْ صَلَّى انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ فَأَصْبَحَ نَشِيطًا طَيِّبَ النَّفْسِ وَإِلَّا أَصْبَحَ خَبِيثَ النَّفْسِ كَسْلَانَ

" Dari Abu Hurairah radhiyallahu ’anhu bahwa Nabi shollallahu 

’alaih wa sallam bersabda, “Syetan akan mengikat tengkuk salah seorang di antara kamu apabila ia tidur dengan tiga ikatan. Syetan men-stempel setiap simpul ikatan atas kalian dengan mengucapkan, "Bagimu malam yang panjang maka tidurlah". Apabila ia bangun dan berdzikir kepada Allah ta’aala maka terbukalah satu ikatan. Apabila ia wudhu, terbuka pula satu ikatan. Apabila ia sholat, terbukalah satu ikatan. Maka, di pagi hari ia penuh semangat dan segar. Jika tidak, niscaya di pagi hari perasaannya buruk dan malas.” 

Sabtu, 29 Agustus 2015

ALLAH TA'ALA MAHA PENYEMBUH

Alhamdulillah, was sholaatu was salaamu ala Rosulillah, wa ba'du : 

Allah Ta'ala berfirman, 

وَلِلَّهِ ٱلْأَسْمَآءُ ٱلْحُسْنَىٰ فَٱدْعُوهُ بِهَا ۖ وَذَرُوا۟ ٱلَّذِينَ يُلْحِدُونَ فِىٓ أَسْمَٰٓئِهِۦ ۚ سَيُجْزَوْنَ مَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ 

" Hanya milik Allah asmaa-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan." (Q.S. Al-A'raaf : 180)

Diantara nama Allah Ta'ala adalah "  الشافي "  Asy-Sya'fiy  ", yaitu Dzat Yang Maha Penyembuh, menyembuhkan badan dan menyembuhkan hati dari penyakit syubhat dan syahwat, sebagaimana Allah Ta'ala berfirman, mengisahkan tentang nabi Ibrahim alaihi salaam, 
وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِينِ 

" Dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku ." (Q.S. AS-Syuaro:80)

Diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhary dan Muslim dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu anhu, bahwasanya Nabi shallallahu alaihi wa sallam jika menjenguk orang sakit senantiasa mengucapkan do'a,  

إذهب البأس رب الناس  اشف انت الشافي  لا شفاء إلا شفاؤك  شفاء لا يغادر سقما 

" Kami memohon kesembuhan wahai Robb manusia, kami memohon kesembuhan, sesungguhnya Engkaulah Dzat Yang Maha Penyembuh, sesungguhnya tiada yang dapat memberikan kesembuhan melainkan kesembuhan yang Engkau berikan, dengan kesembuhan yang tidak menyisakan penyakit ".

Didalam hadist ini terdapat anjuran agar meminta kesembuhan dari segala penyakit kepada Allah Ta'ala Dzat Yang Maha Penyembuh, dan di sunnah kan mengucapkan,  يا شافي أشفني  , Wahai Dzat Yang Maha Penyembuh, sembuhkanlah penyakitku.

Buah dari iman terhadap nama Allah Ta'ala Asy-Sya'fiy adalah sebagai berikut : 

● Bahwasanya Allah Ta'ala merupakan Dzat Yang Maha Penyembuh, tiada kesembuhan kecuali hanya datang dari Allah Ta'ala semata, sebagaimana firman Allah Ta'ala, 

وَإِن يَمْسَسْكَ ٱللَّهُ بِضُرٍّ فَلَا كَاشِفَ لَهُۥٓ إِلَّا هُوَ ۖ وَإِن يَمْسَسْكَ بِخَيْرٍ فَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ 

" Dan jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang menghilangkannya melainkan Dia sendiri. Dan jika Dia mendatangkan kebaikan kepadamu, maka Dia Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu." (Q.S. Al-An'am:17)

● Bahwasanya Allah Ta'ala tidak menurunkan penyakit kecuali telah diturunkan obat penyembuh dan penawar nya serta sebab-sebab kesembuhan, sebagaimana diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhari dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu anhu dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, 

ما أنزل الله داء الا أنزل الله شفاء 

" Allah Ta'ala tidak menurunkan suatu penyakit, kecuali telah menurunkan penawar nya ". 

Diantara sebab-sebab kesembuhan adalah sebagai berikut : 

■  Berdo'a memohon kesembuhan kepada Allah Ta'ala, sebagaimana firman Allah Ta'ala, 

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِى عَنِّى فَإِنِّى قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ ٱلدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ فَلْيَسْتَجِيبُوا۟ لِى وَلْيُؤْمِنُوا۟ بِى لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ 

" Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran." (Q.S . Al-Baqorah :186)

Diriwayatkan oleh Al-Imam Abu Dawud dari sahabat Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhuma dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, " Barangsiapa yang menjenguk orang sakit yang tidak ditetapkan ajalnya dicabut, dan ia mengucapkan do'a sebanyak tujuh kali,   

أسأل الله العظيم رب العرش العظيم ان يشفيك
  
Kecuali Allah Ta'ala berikan kesembuhan kepada nya ". 

■  Membaca Al-Qur'an Al-Karim, dikarenakan Al-Qur'an merupakan penyembuh dari segala bentuk penyakit. Allah Ta'ala berfirman, 

وَنُنَزِّلُ مِنَ ٱلْقُرْءَانِ مَا هُوَ شِفَآءٌ وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ ۙ وَلَا يَزِيدُ ٱلظَّٰلِمِينَ إِلَّا خَسَارًا 

" Dan Kami turunkan dari Al Quran yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian." (Q.S.Al-Israa :82)

Allah Ta'ala berfirman, 

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ قَدْ جَآءَتْكُم مَّوْعِظَةٌ مِّن رَّبِّكُمْ وَشِفَآءٌ لِّمَا فِى ٱلصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ 

" Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman ". (Q.S Yunus : 57)

Diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhary dan Muslim dari Ummul Mukminin A'isyah radhiyallahu anhuma bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam tatkala sakit, meniupkan bacaan Muawidzatain  (surat Al - Falaq dan An - Naas) ". 

■  Meminum habbatus-sauda' (jintan hitam), sebagaimana diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhari dan Muslim dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu anhu, bahwasanya Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda, 

في الحبة السوداء شفاء لكل داء الا السام  

" Dalam habbatus-sauda' terdapat penyembuhan dari segala penyakit, kecuali kematian ". 

■  Berhijamah atau bekam, sebagaimana diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhari dari sahabat Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhuma dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, 

الشقاء في ثلاثة ، شرطة محجم ، وشربة عسل ، وكية بنار ، وأنا انهى أمتي الكي 

" Obat terdapat dalam tiga cara, yaitu berhijamah, minum madu, dan kaiy dengan api (menempelkan besi yang dipanaskan dengan api), dan aku melarang umatku untuk melakukan kaiy dengan api ". 

■  Minum air zam-zam, sebagaimana diriwayatkan oleh Al-Imam Ibnu Majah dari sahabat Jabir radhiyallahu anhu dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, 

ماء زمزم لما شرب له 

" Air zam-zam diminum (dan bereaksi) sesuai niat yang ia niatkan ". 

Dan telah banyak kisah dan pembuktian bahwa air zam-zam penuh dengan barokah, sebagaimana sahabat Abdullah ibnu Abbas Radhiyallahu Anhuma jika hendak minum air zam-zam senantiasa ber do'a, 

اللهم إني أسألك علماً نافعا ورزقا واسعاً وشفاء من كل داء 

" Ya Allah, sesungguhnya aku memohon - Mu ilmu yang bermanfaat, rizki yang luas, dan penyembuhan dari segala penyakit ". 

Kewajiban orang yang diberikan ujian sakit hendaklah bersabar, terkadang diberikan kesembuhan secara cepat dan ada pula yang tertunda kesembuhannya, dikarenakan hikmah Ilahiyah seperti mengangkat derajat orang-orang yang sakit, atau menghapuskan dosa-dosa orang tersebut. 

Allah Ta'ala berfirman mengisahkan tentang Nabi Ayub alaihi salaam, 

وَأَيُّوبَ إِذْ نَادَىٰ رَبَّهُۥٓ أَنِّى مَسَّنِىَ ٱلضُّرُّ وَأَنتَ أَرْحَمُ ٱلرَّٰحِمِين . فَٱسْتَجَبْنَا لَهُۥ فَكَشَفْنَا مَا بِهِۦ مِن ضُرٍّ ۖ وَءَاتَيْنَٰهُ أَهْلَهُۥ وَمِثْلَهُم مَّعَهُمْ رَحْمَةً مِّنْ عِندِنَا وَذِكْرَىٰ لِلْعَٰبِدِينَ 

"Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya: "(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang". " Maka Kamipun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah." (Q.S. Al-Anbiya' :83-84)

Disebutkan oleh ahli tafsir, bahwasanya Nabi Ayub diberikan ujian sakit selama delapan belas tahun lamanya. 

Diriwayatkan oleh Al-Imam At-Tirmidzy dari sahabat Jabir radhiyallahu anhu dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, 

يود أهل العافية يوم القيامة  حين يعطى أهل البلاء الثواب ، لو أن جلودهم كانت قرضت في الدنيا بالمقاريض  

" Orang-orang yang diberikan kesehatan kelak pada hari kiamat tatkala melihat pahala yang sangat besar yang diberikan kepada orang-orang yang ditimpakan penyakit, mereka menginginkan kalau seandainya ia di dunia kulit mereka di sisir dengan sisir yang terbuat dari besi ". 

                            ~ ♢♢♢~

Rabu, 26 Agustus 2015

KEUTAMAAN SEDEKAH

Alhamdulillah, was sholaatu was salaamu ala Rosulillah, wa ba'du : 

Diantara pintu-pintu kebaikan yang sangat agung dan mulia yang senantiasa dianjurkan dalam agama islam adalah bersedekah. 

Allah Ta'ala berfirman, 

وَأَنفِقُوا۟ مِن مَّا رَزَقْنَٰكُم مِّن قَبْلِ أَن يَأْتِىَ أَحَدَكُمُ ٱلْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلَآ أَخَّرْتَنِىٓ إِلَىٰٓ أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُن مِّنَ ٱلصَّٰلِحِينَ 

" Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: "Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?"  (Q.S.Al Munafiqun :10)

Allah Ta'ala berfirman, 

قُلْ إِنَّ رَبِّى يَبْسُطُ ٱلرِّزْقَ لِمَن يَشَآءُ مِنْ عِبَادِهِۦ وَيَقْدِرُ لَهُۥ ۚ وَمَآ أَنفَقْتُم مِّن شَىْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُۥ ۖ وَهُوَ خَيْرُ ٱلرَّٰزِقِينَ 

" Katakanlah: "Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya)". Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dialah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya." (Q.S.As Saba' :39)

Allah Ta'ala berfirman, 

ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمْوَٰلَهُم بِٱلَّيْلِ وَٱلنَّهَارِ سِرًّا وَعَلَانِيَةً فَلَهُمْ أَجْرُهُمْ عِندَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ 

" Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari secara tersembunyi dan terang-terangan, maka mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati." (Q.S . Al-Baqorah :274)

Diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhary dan Muslim dalam kedua shohih nya, dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda , 

"  أن الله تعالى يقول : يا ابن آدم أنفق ، أنفق عليك " 

" Bahwasanya Allah Ta'ala berfirman, Wahai anak cucu Adam, berinfaklah, (jika kalian melakukan hal itu) niscaya Aku akan berinfak (berikan limpahan karunia) kepada kalian ". 

Hadist ini menunjukkan bahwa Allah Ta'ala senantiasa memberikan rizki, karunia, keberuntungan, keberkahan, kepada setiap hamba yang saling berbagi dan menolong orang lain yang membutuhkan. 

Diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhary dan Muslim dalam shohih keduanya, dari sahabat Abu Dzaar radhiyallahu anhu berkata, suatu hari aku menghadap Nabi shallallahu alaihi wa sallam yang ketika itu sedang duduk-duduk di samping ka'bah, kemudian beliau bersabda, " Mereka adalah orang-orang yang merugi demi Robb Ka'bah ", kemudian saya bertanya, siapakah mereka wahai Rasulullah?, beliau bersabda, " Mereka adalah orang-orang yang banyak memiliki harta kekayaan, kecuali apabila ia melakukan ini dan itu, demikian dan demikian, (berbagi dengan kanan kiri, depan belakang), ...dan sangatlah sedikit yang mau berbuat demikian ". 

Berkata Al-Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah, " Perbuatan memberi dan bersedekah merupakan perbuatan yang paling di gemari oleh Nabi shallallahu alaihi wa sallam, dan kegembiraan serta kebahagiaan Nabi shallallahu alaihi wa sallam tatkala memberi dan bersedekah lebih besar dari pada kegembiraan orang-orang yang menerima pemberian nya, dan Nabi shallallahu alaihi wa sallam merupakan sosok manusia yang paling baik diantara manusia dan sosok yang sangat dermawan, diibaratkan seperti angin yang berhembus membawa udara segar, dan apabila didatangi oleh seseorang yang membutuhkan sesuatu maka beliau senantiasa mendahulukan untuk memenuhi hajat orang yang membutuhkan tersebut daripada pribadi beliau, baik berupa makanan atau pakaian atau lainnya,  dan senantiasa saling berbagi dan memberi dan bersedekah dan menganjurkan kepada orang lain agar saling memberi dan bersedekah serta menyeru dengan lisan dan perbuatan ".  

Oleh karena nya, Nabi shallallahu alaihi wa sallam merupakan sosok manusia yang paling baik akhlaknya, longgar dan lembut  hatinya, dikarenakan amalan sedekah memiliki pengaruh yang besar untuk menjadikan hati seseorang menjadi lembut. 

Diriwayatkan oleh Al-Imam Muslim dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam tatkala ditanya tentang sedekah yang paling agung dan utama, maka Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, " Engkau bersedekah dalam keadaan sehat, membutuhkan harta tersebut dan engkau dalam keadaan kawatir miskin, merindukan kekayaan ". 

Diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhary dan Muslim dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, " Barangsiapa yang bersedekah senilai sebutir kurma dari penghasilan yang halal, maka niscaya Allah Ta'ala menerima nya dengan tangan kanan-Nya, dan melipatgandakannya hingga sebesar gunung ". 

Diriwayatkan oleh Al-Imam At-Tirmidzy dari sahabat Mu'adz ibnu Jabal radhiyallahu anhuma, bahwasanya Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda, " Maukah kalian aku kabarkan kepada kalian tentang pintu-pintu kebajikan ? Puasa adalah perisai, dan sedekah adalah penghapus dosa-dosa sebagaimana air memadamkan api ". 

Diriwayatkan oleh Al-Imam Muslim dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, " Tidaklah harta berkurang dikarenakan sedekah ".

Diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhary dan Muslim dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu anhu, bahwasanya Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda, " Tujuh golongan yang mereka kelak akan mendapatkan naungan di hari kiamat, yang tidak ada naungan kecuali orang-orang yang hanya diberi naungan orang Allah Ta'ala, .....diantaranya, seseorang yang bersedekah dengan sembunyi sembunyi hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang di sedekahkan oleh tangan kanannya ". 

Diriwayatkan oleh Al-Imam Muslim dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, " Jika telah mati anak cucu Adam maka telah terputuslah amalan nya, kecuali tiga perkara, sedekah yang terus mengalir pahala nya, ilmu yang bermanfaat yang diajarkan nya, serta anak saleh yang senantiasa mendoakan nya ". 

Dikisahkan bahwasanya Uwais Al-Qorni senantiasa bersedekah dengan apa yang tersedia didalam rumahnya dari makanan dan pakaian tatkala sore hari, dan berkata, " 

اللهم من مات جوعاً فلا تؤاخذني به ، ومن مات عريانا فلا تؤاخذني به 

" Ya Allah, barangsiapa yang mati kelaparan dari hamba-Mu maka jangan Engkau timpakan dosanya kepada diriku, dan barangsiapa yang mati tidak berpakaian dari hamba-Mu maka janganlah Engkau timpakan dosanya kepada diriku ". 

Senin, 24 Agustus 2015

ANGAN -ANGAN

Alhamdulillah, was sholaatu was salaamu ala Rosulillah, wa ba'du :

Suatu sifat buruk yang dicela oleh Allah Ta'ala adalah panjang angan-angan, berandai-andai, untuk mendapatkan dunia hingga melupakan beramal untuk kehidupan akhirat yang kekal abadi, yang membuahkan penyesalan dan mengharapkan kembali hidup di dunia untuk menebus kelalaian dengan amalan saleh.

Allah Ta'ala berfirman,

رُّبَمَا يَوَدُّ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ لَوْ كَانُوا۟ مُسْلِمِينَ ﴿٢﴾  ذَرْهُمْ يَأْكُلُوا۟ وَيَتَمَتَّعُوا۟ وَيُلْهِهِمُ ٱلْأَمَلُ ۖ فَسَوْفَ يَعْلَمُونَ ﴿٣﴾  وَمَآ أَهْلَكْنَا مِن قَرْيَةٍ إِلَّا وَلَهَا كِتَابٌ مَّعْلُومٌ ﴿٤﴾
مَّا تَسْبِقُ مِنْ أُمَّةٍ أَجَلَهَا وَمَا يَسْتَـْٔخِرُونَ ﴿٥﴾

"Orang-orang yang kafir itu seringkali (nanti di akhirat) menginginkan, kiranya mereka dahulu (di dunia) menjadi orang-orang muslim." 3. "Biarkanlah mereka (di dunia ini) makan dan bersenang-senang dan dilalaikan oleh angan-angan (kosong), maka kelak mereka akan mengetahui (akibat perbuatan mereka)." 4. "Dan Kami tiada membinasakan sesuatu negeripun, melainkan ada baginya ketentuan masa yang telah ditetapkan." 5. "Tidak ada suatu umatpun yang dapat mendahului ajalnya, dan tidak (pula) dapat mengundurkan(nya)." (Q.S. Al-Hijr 2-5)

Diriwayatkan oleh sahabat Buraidah radhiyallahu anhu,

" أن النبي صلى الله عليه وسلم خط خطوطا فقال ، هذا الأمل ، وهذا أجله ،

فبينما هو كذالك إذ جاءه الخط الأقرب ، أي الأجل ".

" Bahwasanya Nabi shallallahu alaihi wa sallam mengambar garis-garis, dan bersabda, ini adalah angan-angan manusia dan ini adalah batas ajal kehidupannya, ketika ia sedang menggapai angan-angan nya, tiba-tiba ia dihampiri oleh ajalnya, yaitu kematian nya ". ( HR. Al-Bukhary )

Merupakan sesuatu yang aneh akan tetapi sangat nyata adalah ketika seseorang semakin dekat dengan ajal kematian nya, maka orang tersebut semakin panjang cita-cita dan angan-angan nya, bersemangat dan rakus terhadap kehidupan dunia, dan dan sangat sedikit yang selamat dari ujian ini kecuali orang-orang yang Allah selamatkan dari petaka ini.

Diriwayatkan oleh sahabat Abu Hurairah radhiyallahu anhu,

سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول  :  لا يزال قلب الكبير شاباً في

اثنتين ، في حب الدنيا و طول الأمل

" Aku mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, " Senantiasa hati orang-orang yang telah tua menjadi muda kembali tatkala berhadapan dengan dua perkara, yaitu cinta dunia dan panjang angan-angan ". ( HR Al-Bukhary dan Muslim )

Cita-cita dan angan-angan tidak akan pernah terlepas dari seorang manusia, bahkan jika tanpanya, seraya kehidupan dunia ini terasa hampa, sebagaimana dikatakan oleh seorang penyair :

" Jiwaku senantiasa kupenuhi dengan aneka  tunggangan angan-angan  #  Sekiranya tanpa luasnya angan-angan, kehidupan ini terasa sangat  hampa ".

Imam Ibnul-Jauzy rahimahullah berkata, " Segala angan-angan manusia adalah buruk, kecuali angan-angan para Ulama, sekiranya tanpanya, para Ulama tak akan pernah menulis dan mengarang karya ilmiah ".

Imam Ibnu Hajar rahimahullah berkata, " Dalam angan-angan disana terdapat sesuatu yang sangat  lembut untuk membedakan, sekiranya tanpa angan-angan, hidup manusia terasa tidak memiliki tantangan, dan seseorang tidak akan bersegera dan bergegas untuk melakukan perjuangan di dunia, hanya saja yang tercela adalah terus menerus dalam berangan-angan tiada henti, serta melupakan beramal untuk akhirat nya dan bersiap untuk menyambut nya, dan barangsiapa yang mampu untuk membentengi diri dalam hal ini, tidak diperintahkan untuk menghindari nya ".

Orang yang cerdik niscaya ia tidak akan terbawa terus menerus oleh angan-angan, dan tidak pernah lupa dari benaknya bahwa rizki Allah Ta'ala tidak akan putus dan terhenti hingga ajalnya datang, sebagaimana firman Allah Ta'ala,

كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ ٱلْمَوْتِ ۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ ۖ فَمَن زُحْزِحَ عَنِ ٱلنَّارِ وَأُدْخِلَ ٱلْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَآ إِلَّا مَتَٰعُ ٱلْغُرُورِ

" Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan." (Q.S. Al-Imran 185)

Diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhary dari hadist Abdullah bin Umar radhiyallahu anhuma dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

" كن في الدنيا كأنك غريب أو عابر سبيل "

" Jadilah engkau di dunia seakan-akan orang yang asing atau orang yang sedang menempuh perjalanan ".

Dan Ibnu Umar radhiyallahu anhuma berkata, "  Jika telah tiba waktu pagi, (jangan menunda nunda suatu amalan) hingga datang waktu sore, dan jika engkau diwaktu sore, (jangan menunda suatu amalan) hingga datang waktu pagi, dan pergunakan waktu sehatmu sebelum berganti masa sakitmu, dan kesempatan hidup mu sebelum datang kematian mu ".

Imam Ibnu Rojab rahimahullah berkata, " Hadist ini merupakan suatu pondasi yang agung untuk memangkas angan-angan, dan tidak sepantasnya seorang mukmin menjadikan dunia fana ini sebagai tempat tinggal idaman dan negri kecintaan, akan tetapi hendaknya ia menjadikan nya sebagai tempat ber singgah dalam suatu perjalanan panjang, dan ia bersegera meninggalkan nya ".

Suatu hari seseorang sahabat memasuki rumah Abu Dzaar radhiyallahu anhu, dan melihat-lihat isi rumahnya, seraya berkata, " Wahai Abu Dzaar, mana perkakas dan isi rumah mu ? Maka dijawab, " Sesungguhnya kita akan menuju perjalanan rumah yang hakiki, adapun ini adalah hunian yang sementara ".

Dikisahkan oleh imam Al-Hasan Al-Basry rahimahullah, ketika sahabat Salman Al-Farisy radhiyallahu anhu berada di penghujung wafat nya menangis seraya berkata, " Sesungguhnya Rosulillah shallallahu alaihi wa sallam telah berpesan kepada kita dengan suatu pesan dan kita melanggar nya, yaitu agar bekal kita di dunia hendaklah seperti seorang musafir yang bepergian ". 
Kemudian kami melihat apa yang ditinggalkan oleh sahabat mulia tersebut, ternyata tidak lebih dari duapuluh atau tigapuluh sekian dirham.

Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata," Apa yang telah terlewatkan dari perkara dunia hanyalah sekedar mimpi, dan apa yang tersisa masa mendatang hanyalah angan-angan, sedangkan waktu ini habis untuk keduanya ".

Diriwayatkan oleh Al-Imam At-Tirmidzy dalam hadits sahabat Abdullah bin Amrin radhiyallahu anhuma berkata, suatu hari Rosulillah shallallahu alaihi wa sallam melewati rumahnya, sedangkan ia dalam keadaan memperbaiki atap rumah yang rusak, maka Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, " Apa yang engkau lakukan? , maka dijawab, wahai Rasulullah, ini telah rusak dan kami memperbaiki nya, kemudian Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, " Sesungguhnya aku melihat, bahwasanya urusan ini (kematian) lebih cepat dari hal itu ". 

Orang yang senantiasa ber panjang angan-angan akan menjadikan dirinya malas beribadah dan berbuat ketaatan, menunda kebajikan dan taubat, condong kepada kehidupan dunia serta lalai akan kehidupan hakiki yaitu akhirat dan berakhir dengan kerasnya hati.

Kholifah Aly bin Abi Thalib Radhiyallahu Anhu berkata, " Sesungguhnya sesuatu yang sangat aku kawatir kan kepada kalian semua adalah mengikuti hawa nafsu dan panjang angan-angan, dikarenakan jika seseorang telah mengikuti hawa nafsu niscaya dirinya akan terhalangi untuk mengikuti kebenaran, sedangkan jika seseorang memiliki panjang angan-angan niscaya ia akan lalai dari kehidupan akhirat, dan masing-masing dari keduanya memiliki pengikut dan penghuni, maka jadilah kalian pengikut dan penghuni akhirat dan jangan menjadi pengikut dan penghuni dunia, ketahuilah sekarang merupakan waktu beramal, tidak ada hisab dan pembalasan, dan kelak merupakan hari hisab dan pembalasan, tidak ada kesempatan untuk beramal ".

Diriwayatkan oleh Al-Imam Baihaqy dari hadist Amru ibnu Syuaib dari ayahnya dari kakek nya, bahwa Nabi shollallahu alaihi wa sallam bersabda,

صلح أمر هذه الأمة بالزهد واليقين ، وهلك آخرها بالبخل والأمل

" Baik nya urusan umat ini dengan cara ber zuhud dan yakin, dan hancur nya akhir umat ini melalui perbuatan bakhil dan panjang angan-angan ".

Diantara dampak buruk dari panjang angan-angan adalah :

● Lupa akan mati dan kematian serta alam akhirat dari alam kubur, hari kebangkitan, padang mashyar, hisab, mizan, surga dan neraka.

● Menjadikan hati mengeras dan akhirnya mati sehingga tidak mengenal kebajikan dan keburukan.

● Mendorong untuk berbuat kemaksiatan dan keburukan dan menghalangi dari berbuat ketaatan.

               ~ ☆☆☆☆☆☆~

Kamis, 20 Agustus 2015

MENINGGALKAN SESUATU KARENA ALLAH TA' ALA

Alhamdulillah, was sholaatu was salaamu ala Rosulillah, wa ba'du :

Telah banyak tersebar riwayat yang masyhur yang berbunyi :

"  من ترك شيئاً لله عوضه الله خيراً منه ". 

" Barangsiapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah Ta'ala, niscaya ia akan diberikan ganti oleh Allah Ta'ala dengan sesuatu yang lebih utama dari nya ".

Riwayat hadist ini adalah dho’if atau lemah tidak sah dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam dengan lafal ini, walaupun secara nyata lafal ini telah tersebar luas di khalayak umum, akan tetapi disana terdapat riwayat sah dari Abu Qotadah dan Abu Dahma' , keduanya berkata, kami datang  kepada seseorang dari penduduk baduwi dan bertanya, apakah engkau pernah mendengar sesuatu dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam ? Maka ia berkata, Aku mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda :

"  إنك لن تدع شيئا لله تعالى إلا بدلك الله به ما هو خير لك به ".

"  Sesungguhnya engkau ketika meninggalkan sesuatu karena Allah Ta'ala, kecuali Allah Ta'ala berikan ganti dengan sesuatu yang lebih baik bagimu daripada nya ". (HR Ahmad )

Hadist ini sangatlah agung, menganjurkan agar kita menjaga hak-hak Allah Ta'ala dengan menjauhi  segala kemaksiyatan atau larangan yang telah diharamkan kepada para hamba, baik itu adalah ucapan, perbuatan, atau berkaitan dengan suatu benda dan barang yang terlarang.

Niat memiliki peran penting tatkala seseorang meninggalkan sesuatu tersebut, seyogyanya ia berbuat ikhlas, yaitu semata-mata karena Allah Ta'ala, takut akan kebesaran dan keagungan Dzat Yang Maha Kuasa lagi Maha Mengetahui, bukan karena riya ' atau mendapatkan pujian atau malu dengan manusia sesama atau karena ia lemah tidak memiliki daya dan kekuatan.

Allah Ta'ala tidak akan lupa atau lalai akan perbuatan para hamba, sehingga senantiasa akan memberikan balasan yang setimpal atau yang lebih baik dan utama dari nya, cepat atau lambat, di dunia atau akhirat.

Imam Qotadah As-Sadusy rahimahullah berkata, "  Tidaklah seseorang manusia, meninggalkan sesuatu yang haram, tidak ada niat kecuali hanya semata takut akan kebesaran Allah Ta'ala, sungguh ia akan mendapatkan ganti ketika di dunia sebelum ia mendapatkan balasan tatkala di akhirat ".

Diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhary dari hadist Abu Hurairah radhiyallahu, dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam meriwayatkan dari Allah Ta'ala:

" إذا أراد عبدي أن يعمل سيئة فلا تكتبوها عليه حتى يعلمها ، إذا عملها فاكتبوها بمثلها ، فإذا تركها من أجلي فاكتبوها له حسنة ، وإذا أراد أن يعمل حسنة فلم يعملها فاكتبوها له حسنة ، فإن عملها فاكتبوها له بعشر أمثالها إلي سبعمئة  ضعف   ".

" Jika hamba-Ku berkehendak berbuat keburukan, maka janganlah kalian menulis nya hingga ia melakukannya, jika ia telah mengerjakannya maka tuliskan baginya satu keburukan, dan jika ia meninggalkan keburukan tersebut karena-Ku maka tuliskan baginya satu kebajikan. Dan jika seorang hamba berkehendak untuk mengerjakan suatu kebaikan kemudian ia meninggalkan nya, maka tuliskan baginya satu pahala kebajikan, dan jika ia telah mengerjakannya, maka berikan kepada nya ganjaran pahala sepuluh kali lipat hingga tuju ratus kali lipat ". (HR Al-Bukhary dan Muslim )

Allah Ta'ala berfirman mengisahkan tentang nabi Sulaiman alaihi salaam:

وَوَهَبْنَا لِدَاوُۥدَ سُلَيْمَٰنَ ۚ نِعْمَ ٱلْعَبْدُ ۖ إِنَّهُۥٓ أَوَّابٌ ﴿٣٠﴾  إِذْ عُرِضَ عَلَيْهِ بِٱلْعَشِىِّ ٱلصَّٰفِنَٰتُ ٱلْجِيَادُ ﴿٣١﴾  فَقَالَ إِنِّىٓ أَحْبَبْتُ حُبَّ ٱلْخَيْرِ عَن ذِكْرِ رَبِّى حَتَّىٰ تَوَارَتْ بِٱلْحِجَابِ ﴿٣٢﴾  رُدُّوهَا عَلَىَّ ۖ فَطَفِقَ مَسْحًۢا بِٱلسُّوقِ وَٱلْأَعْنَاقِ ﴿٣٣﴾
وَلَقَدْ فَتَنَّا سُلَيْمَٰنَ وَأَلْقَيْنَا عَلَىٰ كُرْسِيِّهِۦ جَسَدًا ثُمَّ أَنَابَ ﴿٣٤》   قَالَ رَبِّ ٱغْفِرْ لِى وَهَبْ لِى مُلْكًا لَّا يَنۢبَغِى لِأَحَدٍ مِّنۢ بَعْدِىٓ ۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلْوَهَّابُ ﴿٣٥﴾  فَسَخَّرْنَا لَهُ ٱلرِّيحَ تَجْرِى بِأَمْرِهِۦ رُخَآءً حَيْثُ أَصَابَ ﴿٣٦﴾  وَٱلشَّيَٰطِينَ كُلَّ بَنَّآءٍ وَغَوَّاصٍ ﴿٣٧﴾  وَءَاخَرِينَ مُقَرَّنِينَ فِى ٱلْأَصْفَادِ ﴿٣٨﴾  هَٰذَا عَطَآؤُنَا فَٱمْنُنْ أَوْ أَمْسِكْ بِغَيْرِ حِسَابٍ ﴿٣٩﴾  وإِنَّ لَهُۥ عِندَنَا لَزُلْفَىٰ وَحُسْنَ مَـَٔابٍ ﴿٤٠﴾

"30. Dan Kami karuniakan kepada Daud, Sulaiman, dia adalah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhannya)". 31. " (ingatlah) ketika dipertunjukkan kepadanya kuda-kuda yang tenang di waktu berhenti dan cepat waktu berlari pada waktu sore". 32. " maka ia berkata: "Sesungguhnya aku menyukai kesenangan terhadap barang yang baik (kuda) sehingga aku lalai mengingat Tuhanku sampai kuda itu hilang dari pandangan". 33. "Bawalah kuda-kuda itu kembali kepadaku". Lalu ia potong kaki dan leher kuda itu". 34. "Dan sesungguhnya Kami telah menguji Sulaiman dan Kami jadikan (dia) tergeletak di atas kursinya sebagai tubuh (yang lemah karena sakit), kemudian ia bertaubat."
35. Ia berkata: "Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang juapun sesudahku, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pemberi"."
36. Kemudian Kami tundukkan kepadanya angin yang berhembus dengan baik menurut ke mana saja yang dikehendakinya". 37. "Dan (Kami tundukkan pula kepadanya) syaitan-syaitan semuanya ahli bangunan dan penyelam," 38." dan syaitan yang lain yang terikat dalam belenggu."
39." Inilah anugerah Kami; maka berikanlah (kepada orang lain) atau tahanlah (untuk dirimu sendiri) dengan tiada pertanggungan jawab."
40. "Dan sesungguhnya dia mempunyai kedudukan yang dekat pada sisi Kami dan tempat kembali yang baik." (Q.S. Shaad 30-40)

Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam beserta kaum Muhajirin rela meninggalkan rumah, harta dan negri tercinta karena Allah Ta'ala kemudian agama islam tersebar luas keseluruh penjuru dunia dan di taklukkan bagi mereka kaisar Rum dan Kisro sehingga mereka menjadi Kholifah di muka bumi memimpin dunia dengan penuh keadilan dan kesejahteraan.

Allah Ta'ala berfirman:

وَعَدَ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمْ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِى ٱلْأَرْضِ كَمَا ٱسْتَخْلَفَ ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ ٱلَّذِى ٱرْتَضَىٰ لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُم مِّنۢ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا ۚ يَعْبُدُونَنِى لَا يُشْرِكُونَ بِى شَيْـًٔا ۚ وَمَن كَفَرَ بَعْدَ ذَٰلِكَ فَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْفَٰسِقُونَ

"Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik." (Q.S. An-Nuur 55)

Rabu, 05 Agustus 2015

BAROKAH

Alhamdulillah, was sholaatu was salaamu ala Rosulillah, wa ba'du :

Sesungguhnya bagi seorang muslim sepantasnya untuk senantiasa memohon kepada Allah Ta'ala agar diberikan limpahan barokah dalam setiap ilmu, amalan, waktu, harta, keluarga, keturunan, setiap urusan duniawi dan akhirat nya, dan senantiasa berusaha untuk menggapai sebab-sebab yang mendatangkan barokah.

Barokah adalah melimpahnya suatu kebaikan yang datang dari Allah Ta'ala dan senantiasa berkembang dan bertambah dalam sesuatu yang dikehendaki-Nya.  Jika barokah tersebut berada dalam sesuatu yang sedikit, niscaya akan menjadikannya banyak, dan jika berada dalam sesuatu yang banyak niscaya akan menjadikannya manfaat yang melimpah, dan merupakan buah barokah yang paling agung adalah mentauhidkan Allah Ta'ala dan mengerjakan ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. 

Allah Ta'ala berfirman,

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ ٱلْقُرَىٰٓ ءَامَنُوا۟ وَٱتَّقَوْا۟ لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَٰتٍ مِّنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلْأَرْضِ وَلَٰكِن كَذَّبُوا۟ فَأَخَذْنَٰهُم بِمَا كَانُوا۟ يَكْسِبُونَ

" Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya." ( Q.S.7 Al-A'raaf : 96 )

Nabi shallallahu alaihi wa sallam dan para sahabatnya radhiyallahu anhum ajmaiin merupakan sosok manusia yang paling agung dalam beriman dan bertakwa, sehingga limpahan karunia dan barokah dari Allah Ta'ala merupakan yang paling agung dan utama.

Dengan mukjizat yang agung yaitu Al-Qur'an yang penuh barokah, mereka menebar hidayah menuju jalan yang lurus, sehingga berimanlah orang-orang yang dikehendaki oleh Allah Ta'ala untuk menggapai keridhoan Nya.

Allah Ta'ala berfirman,

كِتَٰبٌ أَنزَلْنَٰهُ إِلَيْكَ مُبَٰرَكٌ لِّيَدَّبَّرُوٓا۟ ءَايَٰتِهِۦ وَلِيَتَذَكَّرَ أُو۟لُوا۟ ٱلْأَلْبَٰبِ

" Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran." (Q.S.Shaad :29)

Allah Ta’ala berfirman,

وَهَذَا ذِكْرٌ مُّبَارَكٌ أَنزَلْنَاهُ أَفَأَنتُمْ لَهُ مُنكِرُونَ

Dan Al Qur'an ini adalah suatu kitab (peringatan) yang mempunyai berkah yang telah Kami turunkan. Maka mengapakah kamu mengingkarinya? (QS.Al Anbiyaa : 50 )

Di antara keberakahan Al Qur’an: sebagai obat, petunjuk, dan rahmat bagi seluruh manusia. Serta sebagai pemberi syafaat kelak di hadapan Allah sebagaimana dalam hadits Abu Umamah yang dikeluarkan Al-Imam Muslim.

Bentuk barakah Al Qur’an di antaranya: barangsiapa mengambil apa yang ada di dalamnya baik berupa perintah maupun larangan, niscaya akan terwujud kemenangan, dan Allah subhanahu wa ta’ala  telah menyelamatkan umat-umat dengan Al Qur’an ini.

Rasullullah shallallahu’alaihi wa sallam menyebutkan perumpamaan mengenai orang-orang yang membaca al-Qur’an dan meninggalkannya, baik ia itu orang yang beriman ataupun seorang munafik sebagaimana disebutkan dalam hadits dari Abu Musa al-Asy’ari :

ٍ عَنْ أَبِي مُوسَى الْأَشْعَرِيِّ
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَثَلُ الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَالْأُتْرُجَّةِ طَعْمُهَا طَيِّبٌ وَرِيحُهَا طَيِّبٌ وَالَّذِي لَا يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَالتَّمْرَةِ طَعْمُهَا طَيِّبٌ وَلَا رِيحَ لَهَا وَمَثَلُ الْفَاجِرِ الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَمَثَلِ الرَّيْحَانَةِ رِيحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ وَمَثَلُ الْفَاجِرِ الَّذِي لَا يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَمَثَلِ الْحَنْظَلَةِ طَعْمُهَا مُرٌّ وَلَا رِيحَ لَهَا

Diriwayatkan dari Abu Musa Al Asy'ari dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Perumpamaan orang yang membaca Al Qur`an adalah seperti buah Utrujjah, rasanya lezat dan baunya juga sedap. Sedang orang yang tidak membaca Al Qur`an adalah seperti buah kurma, rasanya manis, namun baunya tidak ada. Adapun orang Fajir yang membaca Al Qur`an adalah seperti buah Raihanah, baunya harum, namun rasanya pahit. Dan perumpamaan orang Fajir yang tidak membaca Al Qur`an adalah seperti buah Hanzhalah, rasanya pahit dan baunya juga tidak sedap." ( HR. Al-Bukhary ) 

عن أَبُو أُمَامَةَ الْبَاهِلِيُّ قَالَ
سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لِأَصْحَابِهِ اقْرَءُوا الزَّهْرَاوَيْنِ الْبَقَرَةَ وَسُورَةَ آلِ عِمْرَانَ فَإِنَّهُمَا تَأْتِيَانِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ كَأَنَّهُمَا غَمَامَتَانِ أَوْ كَأَنَّهُمَا غَيَايَتَانِ أَوْ كَأَنَّهُمَا فِرْقَانِ مِنْ طَيْرٍ صَوَافَّ تُحَاجَّانِ عَنْ أَصْحَابِهِمَا اقْرَءُوا سُورَةَ الْبَقَرَةِ فَإِنَّ أَخْذَهَا بَرَكَةٌ وَتَرْكَهَا حَسْرَةٌ وَلَا تَسْتَطِيعُهَا الْبَطَلَةُ

Dari Abu Umamah Al Bahili ia berkata; Saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Bacalah Al Qur`an, karena ia akan datang memberi syafa'at kepada para pembacanya pada hari kiamat nanti. Bacalah Zahrawain, yakni surat Al Baqarah dan Ali Imran, karena keduanya akan datang pada hari kiamat nanti, seperti dua tumpuk awan menaungi pembacanya, atau seperti dua kelompok burung yang sedang terbang dalam formasi hendak membela pembacanya. Bacalah Al Baqarah, karena dengan membacanya akan memperoleh barokah, dan dengan tidak membacanya akan menyebabkan penyesalan, dan pembacanya tidak dapat dikuasai (dikalahkan) oleh tukang-tukang sihir." ( HR. Muslim )

Termasuk keberkahan surah al-Baqarah yaitu syaitan akan lari dari rumah yang di dalamnya dibacarakn surah al-Baqarah, sebagaimana hal ini telah disebutkan secara shahih dari Nabi shallallahu’alaihi wa sallam :

َ لَا تَجْعَلُوا بُيُوتَكُمْ مَقَابِرَ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنْفِرُ مِنْ الْبَيْتِ الَّذِي تُقْرَأُ فِيهِ سُورَةُ الْبَقَرَةِ

Diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Janganlah kalian jadikan rumah-rumah kalian sebagai kuburan, sesungguhnya syetan itu akan lari dari rumah yang di dalamnya dibacakan surat Al Baqarah." ( HR. Muslim )

Di dalam surah al-Baqarah juga terdapat ayat kursi yang merupakan ayat yang paling mulia di dalam kitabullah dan ayat yang mengandung keberkahan dan keutamaan yang bersifat khusus di dunia dan di akhirat.

Diantara sebab yang dapat mendatangkan barokah adalah berdzikir dan menghadiri majalis dzikir.

عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ
جَاءَ الْفُقَرَاءُ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالُوا ذَهَبَ أَهْلُ الدُّثُورِ مِنْ الْأَمْوَالِ بِالدَّرَجَاتِ الْعُلَا وَالنَّعِيمِ الْمُقِيمِ يُصَلُّونَ كَمَا نُصَلِّي وَيَصُومُونَ كَمَا نَصُومُ وَلَهُمْ فَضْلٌ مِنْ أَمْوَالٍ يَحُجُّونَ بِهَا وَيَعْتَمِرُونَ وَيُجَاهِدُونَ وَيَتَصَدَّقُونَ قَالَ أَلَا أُحَدِّثُكُمْ إِنْ أَخَذْتُمْ أَدْرَكْتُمْ مَنْ سَبَقَكُمْ وَلَمْ يُدْرِكْكُمْ أَحَدٌ بَعْدَكُمْ وَكُنْتُمْ خَيْرَ مَنْ أَنْتُمْ بَيْنَ ظَهْرَانَيْهِ إِلَّا مَنْ عَمِلَ مِثْلَهُ تُسَبِّحُونَ وَتَحْمَدُونَ وَتُكَبِّرُونَ خَلْفَ كُلِّ صَلَاةٍ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ فَاخْتَلَفْنَا بَيْنَنَا فَقَالَ بَعْضُنَا نُسَبِّحُ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ وَنَحْمَدُ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ وَنُكَبِّرُ أَرْبَعًا وَثَلَاثِينَ فَرَجَعْتُ إِلَيْهِ فَقَالَ تَقُولُ سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَاللَّهُ أَكْبَرُ حَتَّى يَكُونَ مِنْهُنَّ كُلِّهِنَّ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ

Diriwayatkan dalam Shahih Bukhari, dari Abu Hurairah berkata, "Pernah datang para fuqara kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seraya berkata, "Orang-orang kaya, dengan harta benda mereka itu, mereka mendapatkan kedudukan yang tinggi, juga kenikmatan yang abadi. Karena mereka melaksanakan shalat seperti juga kami melaksanakan shalat. Mereka shaum sebagaimana kami juga shaum. Namun mereka memiliki kelebihan disebabkan harta mereka, sehingga mereka dapat menunaikan 'ibadah haji dengan harta tersebut, juga dapat melaksnakan 'umrah bahkan dapat berjihad dan bersedekah." Maka beliau pun bersabda: "Maukah aku sampaikan kepada kalian sesuatu yang apabila kalian ambil (sebagai amal ibadah) kalian akan dapat melampaui (derajat) orang-orang yang sudah mengalahkan kalian tersebut, dan tidak akan ada yang dapat mengalahkan kalian dengan amal ini sehingga kalian menjadi yang terbaik di antara kalian dan di tengah-tengah mereka kecuali bila ada orang yang mengerjakan seperti yang kalian amalkan ini. Yaitu kalian membaca tasbih (Subhaanallah), membaca tahmid (Alhamdulillah) dan membaca takbir (Allahu Akbar) setiap selesai dari shalat sebanyak tiga puluh tiga kali." Kemudian setelah itu di antara kami terdapat perbedaan pendapat. Di antara kami ada yang berkata, "Kita bertasbih tiga puluh tiga kali, lalu bertahmid tiga puluh tiga kali, lalu bertakbir empat puluh tiga kali." Kemudian aku kembali menemui Beliau shallallahu 'alaihi wasallam, beliau lalu bersabda: "Bacalah 'Subhaanallah walhamdulillah wallahu Akbar' hingga dari itu semuanya berjumlah tiga puluh tiga kali ".

Allah ta’ala berfirman,

الَّذِينَ آمَنُواْ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ اللّهِ أَلاَ بِذِكْرِ اللّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

" (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram." (QS.Ar Ra’d : 28 )

Dzikir memberikan kekuatan kepada seseorang, sampai-sampai dengan iringan dzikir itu ia bisa melakukan sesuatu yang tidak  bisa ia lakukan tanpanya.

Nabi shallallahu’alaihi wa sallam mengajarkan kepada puteri beliau, Fathimah radhyallaahu’anha dan ‘Ali radhyallaahu’anhu sebelum tidur malam hari agar membaca Subhaanallaah sebanyak 33 x, membaca Alhamdulillaah 33 x dan Allaahu Akbar 34 x.
Hal ini terjadi ketika Fathimah  meminta kepada  ‘Ali agar mencarikan pelayan dan ia mengadukan hal itu  kepadanya tentang penderitaannya dalam menggiling gandum, bekerja dan melayani . Lalu beliau shallallahu’alaihi wa sallam mengajarkan kepadanya dan beliau bersabda , " maka dzikir itu lebih baik bagi kalian daripada seorang pelayan ".

ُ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ لَزِمَ الِاسْتِغْفَارَ جَعَلَ اللَّهُ لَهُ مِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا وَمِنْ كُلِّ ضِيقٍ مَخْرَجًا وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ

Diriwayatkan dalam Sunan Ibnu Majah, dari Abdullah bin 'Abbas dia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Barang siapa yang menekuni istighfar, Allah akan menjadikan dari setiap kesedihan kelonggaran, dan dari setiap kesempitan jalan keluar dan memberi rizki kepadanya dari arah yang tidak disangka-sangka ".

ٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ فِي يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ كَانَتْ لَهُ عَدْلَ عَشْرِ رِقَابٍ وَكُتِبَتْ لَهُ مِائَةُ حَسَنَةٍ وَمُحِيَتْ عَنْهُ مِائَةُ سَيِّئَةٍ وَكَانَتْ لَهُ حِرْزًا مِنْ الشَّيْطَانِ يَوْمَهُ ذَلِكَ حَتَّى يُمْسِيَ وَلَمْ يَأْتِ أَحَدٌ بِأَفْضَلَ مِمَّا جَاءَ بِهِ إِلَّا أَحَدٌ عَمِلَ أَكْثَرَ مِنْ ذَلِكَ

Diriwayatkan dalam Shahih Bukhari, dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barang siapa yang membaca laa ilaaha illallahu wahdahuu laa syariika lahuu, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa 'alaa kulli syai'in qodir (Tidak ada ilah (yang berhaq disembah) selain Allah Yang Maha Tunggal tidak ada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala puji dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu) sebanyak seratus kali dalam sehari, maka baginya mendapatkan pahala seperti membebaskan sepuluh orang budak, ditetapkan baginya seratus hasanah (kebaikan) dan dijauhkan darinya seratus keburukan dan baginya ada perlindungan dari (godaan) setan pada hari itu hingga petang dan tidak ada orang yang lebih baik amalnya dari orang yang membaca doa ini kecuali seseorang yang dapat lebih banyak mengamalkan (membaca) dzikir ini".

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَاللَّهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلَّا نَزَلَتْ عَلَيْهِمْ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمْ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمْ الْمَلَائِكَةُ وَذَكَرَهُمْ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ وَمَنْ بَطَّأَ بِهِ عَمَلُهُ لَمْ يُسْرِعْ بِهِ نَسَبُهُ

Diriwayatkan dalam Shahih Muslim, dari Abu Hurairah dia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda, " Barang siapa membebaskan seorang mukmin dari suatu kesulitan dunia, maka Allah akan membebaskannya dari suatu kesulitan pada hari kiamat. Barang siapa memberi kemudahan kepada orang yang berada dalam kesulitan, maka Allah akan memberikan kemudahan di dunia dan akhirat. Barang siapa menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutup aibnya di dunia dan akhirat. Allah akan selalu menolong hamba-Nya selama hamba tersebut menolong saudaranya sesama muslim. Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan jalan ke surga baginya. Tidaklah sekelompok orang berkumpul di suatu masjid (rumah Allah) untuk membaca Al Qur'an, melainkan mereka akan diliputi ketenangan, rahmat, dan dikelilingi para malaikat, serta Allah akan menyebut-nyebut mereka pada malaikat-malaikat yang berada di sisi-Nya. Barang siapa yang ketinggalan amalnya, maka nasabnya tidak juga meninggikannya."

Diantara sebab yang mendatangkan barokah adalah memanjatkan do'a kepada Allah Ta'ala.
Diantara do'a tersebut adalah,

اَللَّهُمَّ أَكْثِرْ مَالِي وَوَلِدِيْ ، وَبَارِكْ لِي فِيْمَا أَعْطَيْتَنِيْ ، وَأَطِلْ حَيَاتِيْ عَلَى طَاعَتِكَ، وَأَحْسِنْ عَمَلِي، وَاغْفِرْلِي

Allahumma aktsirlii wa waladii, wa baariklii piimaa a’thoytanii (wa-athil hayaatii ‘ala tho’atika, wa ahsin ‘amalii, waghfirlii).

“Ya Allah, perbanyaklah harta kekayaan dan juga anakku, serta berikanlah berkah kepadaku atas apa yang telah Engkau karuniakan kepadaku. (Dan panjangkanlah kehidupanku pada ketaatan terhadap-Mu, perbaikilah amal perbuatanku, dan berikanlah ampunan kepadaku). (HR. At-Tirmidzy )

Dari Ummu Salamah Radhiyallahu 'Anha, bahwasanya Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam apabila selesai shalat Shubuh selepas salam beliau membaca,

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلًا مُتَقَبَّلًا

“Ya Allah, Sungguh aku minta kepada-Mua ilmu ilmu yang manfaat, rizki yang baik, dan amal yang diterima.” (HR. Ahmad, Ibnu Majah)

Diantara do'a yang dianjurkan adalah,

اَللّٰهُمَّ اِنَّانَسْئَلُكَ سَلَامَةًفِى الدِّيْنِ، وَعَافِيَةًفِى الْجَسَدِوَزِيَادَةًفِى الْعِلْمِ وَبَرَكَةًفِى الرِّزْقِ وَتَوْبَةَقَبْلَ الْمَوْتِ وَرَحْمَةًعِنْدَالْمَوْتِ وَمَغْفِرَةًبَعْدَالْمَوْتِ،اَللّٰهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا فِيْ سَكَرَاتِ الْمَوْتِ، وَنَجَاةًمِنَ النَّارِوَالْعَفْوَعِنْدَالْحِسَابِ

Allaahumma inna nas’aluka salaamatan fiddini, wa’aafiyatan fil jasadi wa ziyaadatan fil ‘ilmi, wabarakatan firrizqi, wa taubatan qablal mauti, wa rahmatan ‘indal mauti, wa maghfiratan ba’dal mauti. Allaahumma hawwin ‘alainaa fi sakaraatil mauti wannajaatan minannaari wal ‘afwa ‘indal hisaabi.

“Ya Allah, kami mohon kepada-Mu keselamatan agama, kesehatan jasmani, bertambah ilmu dan berkah rezeki, dapat bertobat sebelum mati, mendapat rahmat ketika mati dan mendapat ampunan setelah mati, ya Allah mudahkanlah kepada kami gelombang sakaratul maut dan selamat dari api neraka dan mendapat maaf ketika dihisab.”

Diantara do'a yang menghantarkan keberkahan adalah ,

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْتَخِيْرُكَ بِعِلْمِكَ، وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ، وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيْمِ، فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلاَ أَقْدِرُ، وَتَعْلَمُ وَلاَ أَعْلَمُ، وَأَنْتَ عَلاَّمُ الْغُيُوْبِ، اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الأَمْــرَ –وَيُسَمِّي حَاجَتَهُ- خَيْرٌ لِي فِي دِيْنِي وَمَعاَشِي وَعَاقِبَةِ أَمْرِي – أَوْ قَالَ: عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ- فَاقْدُرْهُ لِي وَيَسِّرْهُ لِي ثُمَّ بَارِكْ لِي فِيْهِ، وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا اْلأَمْرَ شَرٌّ لِي فِي دِيْنِي وَمَعَاشِي وَعَاقِبَةِ أَمْرِي –أَوْقَالَ: عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ – فَاصْرِفْهُ عَنِّي وَاصْرِفْنِي عَنْهُ وَاقْدُرْ لِيَ الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ثُمَّ أَرْضِنِي بِهِ

Allahumma inni astakhiruka bi ‘ilmika, wa
astaqdiruka bi qudratika, wa as-aluka min
fadhlika al ‘adziim, fa innaka taqdiru wa
laa aqdiru, wa ta’lamu wa laa a’lamu, wa
anta ‘allaamul ghuyub. Allahumma in
kunta ta’lamu anna hadzal amro (sebut
nama urusan tersebut) khoiron lii fii diini
wa ma’aasyi wa ‘aqibati amrii faqdur lii,
wa yassirhu lii, tsumma baarik lii fiihi. Wa
in kunta ta’lamu anna hadzal amro
syarrun lii fii diini wa ma’aasyi wa
‘aqibati amrii fash-rifhu anni wash-rifnii
‘anhu, waqdur liil khoiro haitsu kaana
tsumma rodh-dhinii bih.

“Ya Allah, sesungguhnya aku minta pilihan yang tepat kepada-Mu dengan ilmu pengetahuan-Mu, dan aku mohon kekuasaan-Mu (untuk mengatasi persoalanku) dengan ke-Maha Kuasaan-Mu. Aku mohon kepada-Mu sesuatu dari anugerah-Mu yang Maha Agung, sesungguhnya Engkau Maha Kuasa, sedang aku tidak kuasa, Engkau mengetahui, sedang aku tidak mengetahuinya dan Engkau adalah Maha Mengetahui hal yang ghaib. Ya Allah apabila Engkau mengetahui bahwa urusan ini (disebutkan masalahnya) lebih baik dalam agamaku, dan akibatnya terhadap diriku -atau “di dunia atau di akhirat“- takdirkanlah untukku, mudahkan-lah jalannya, kemudian berilah berkah. Akan tetapi apabila Engkau mengetahui bahwa persoalan ini lebih berbahaya bagiku dalam agama, perekonomian dan akibatnya kepada diriku, maka singkirkanlah persoalan tersebut dan jauhkan aku daripadanya, takdirkan kebaikan untukku dimana saja kebaikan itu berada, kemudian berilah kerelaan-Mu kepadaku “.