Rabu, 06 Januari 2016

SETAN MUSUH MANUSIA

Alhamdulillah, wassholatu wassalamu ala Rosulillah, wa ba'du; 

Allah Ta'ala menciptakan jin dan manusia dengan diberikan kelebihan nikmat, diantaranya adalah diberikan agama, akal dan kebebasan untuk menentukan pilihan. Dan makhluk pertama yang menyalah gunakan tiga karunia nikmat ini adalah iblis, dengan berbuat durhaka kepada Allah Ta'ala dan terus menerus durhaka walaupun sadar dirinya terjerumus ke dalam kesalahan dan bermaksiat, bahkan meminta penundaan kematian hingga tegak hari kiamat, serta menggunakan kesempatan tersebut untuk mencari pengikut dari bangsa jin dan manusia. 

Allah Ta'ala berfirman, 

إِنَّ ٱلشَّيْطَٰنَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَٱتَّخِذُوهُ عَدُوًّا ۚ إِنَّمَا يَدْعُوا۟ حِزْبَهُۥ لِيَكُونُوا۟ مِنْ أَصْحَٰبِ ٱلسَّعِيرِ ﴿٦﴾

" Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu), karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala"
(QS.Fa'thir :6)

Allah Ta'ala berfirman,

 

  إِنَّ ٱلشَّيْطَٰنَ لِلْإِنسَٰنِ عَدُوٌّ مُّبِينٌ ﴿٥﴾

" Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia". (QS. Yusuf :5)

Dari Jabir radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ إِبْلِيْسَ يَضَعُ عَرْشَهُ عَلَى الْمَاءِ ثُمَّ يَبْعَثُ سَرَايَاهُ فَأَدْنَاهُمْ مِنْهُ مَنْزِلَةً أَعْظَمُهُمْ فِتْنَةً يَجِيْءُ أَحَدُهُمْ فَيَقُوْلُ فَعَلْتُ كَذَا وَكَذَا فَيَقُوْلُ مَا صَنَعْتَ شَيْئًا قَالَ ثُمَّ يَجِيْءُ أَحَدُهُمْ فَيَقُوْلُ مَا تَرَكْتُهُ حَتَّى فَرَّقْتُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ امْرَأَتِهِ قَالَ فَيُدْنِيْهِ مِنْهُ وَيَقُوْلُ نِعْمَ أَنْتَ

“Sesungguhnya Iblis meletakkan singgasananya di atas air (laut) kemudian ia mengutus bala tentaranya. Maka yang paling dekat dengannya adalah yang paling besar fitnahnya. Datanglah salah seorang dari bala tentaranya dan berkata, “Aku telah melakukan begini dan begitu”. Iblis berkata, “Engkau sama sekali tidak melakukan sesuatupun”. Kemudian datang yang lain lagi dan berkata, “Aku tidak meninggalkannya (orang yang ia goda) hingga aku berhasil memisahkan antara dia dan istrinya. Maka Iblis pun mendekatinya dan berkata, “Sungguh hebat engkau”. ( HR Muslim ) 

Permusuhan iblis dengan manusia tertuang dengan berbagai bentuk, diantaranya adalah :

● Menyesatkan anak cucu Adam dan meghiasi keburukan hingga terlihat baik dan kemudian berlepas diri dari perbuatan nya. 

● Menyesatkan manusia dengan cara memberikan bisikan-bisikan hingga melalaikan dari beramal. 

● Menyesatkan manusia dengan memberikan janji - janji dan memberikan impian indah. 

● Menyemangati manusia untuk  berbuat maksiat dan segala perbuatan haram. 

● Menghalangi manusia dari berbuat kebajikan dan ketaatan dengan beragam cara. 

● Berusaha untuk merusak hubungan manusia dan menebar benih-benih permusuhan dan kebencian. 

● Menyulut hasad atau berbuat iri dan dengki dan keserakahan dalam hati-hati manusia. 

● Menebar gangguan keburukan dan penyakit kepada manusia dengan beraneka ragam usaha dan cara. 

● Mengencingi telinga manusia hingga terlelap tidur dan mengikat kepala dan menduduki nya hingga tidak bangun dari tidur nya. 

Allah Ta'ala berfirman, 

ٱسْتَحْوَذَ عَلَيْهِمُ ٱلشَّيْطَٰنُ فَأَنسَىٰهُمْ ذِكْرَ ٱللَّهِ ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ حِزْبُ ٱلشَّيْطَٰنِ ۚ أَلَآ إِنَّ حِزْبَ ٱلشَّيْطَٰنِ هُمُ ٱلْخَٰسِرُونَ ﴿١٩﴾

"Syaitan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah; mereka itulah golongan syaitan. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan syaitan itulah golongan yang merugi." (QS. Al-Mujadilah :19)

Allah Ta'ala berfirman, 

وَٱسْتَفْزِزْ مَنِ ٱسْتَطَعْتَ مِنْهُم بِصَوْتِكَ وَأَجْلِبْ عَلَيْهِم بِخَيْلِكَ وَرَجِلِكَ وَشَارِكْهُمْ فِى ٱلْأَمْوَٰلِ وَٱلْأَوْلَٰدِ وَعِدْهُمْ ۚ وَمَا يَعِدُهُمُ ٱلشَّيْطَٰنُ إِلَّا غُرُورًا ﴿٦٤﴾

" Dan hasunglah siapa yang kamu sanggupi di antara mereka dengan ajakanmu, dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki dan berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak dan beri janjilah mereka. Dan tidak ada yang dijanjikan oleh syaitan kepada mereka melainkan tipuan belaka." (QS. Al - Isra' :64)

 عَنْ سَبْرَةَ بْنِ أَبِي فَاكِهٍ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ الشَّيْطَانَ قَعَدَ لِابْنِ آدَمَ بِأَطْرُقِهِ فَقَعَدَ لَهُ بِطَرِيقِ الْإِسْلَامِ فَقَالَ تُسْلِمُ وَتَذَرُ دِينَكَ وَدِينَ آبَائِكَ وَآبَاءِ أَبِيكَ فَعَصَاهُ فَأَسْلَمَ ثُمَّ قَعَدَ لَهُ بِطَرِيقِ الْهِجْرَةِ فَقَالَ تُهَاجِرُ وَتَدَعُ أَرْضَكَ وَسَمَاءَكَ وَإِنَّمَا مَثَلُ الْمُهَاجِرِ كَمَثَلِ الْفَرَسِ فِي الطِّوَلِ فَعَصَاهُ فَهَاجَرَ ثُمَّ قَعَدَ لَهُ بِطَرِيقِ الْجِهَادِ فَقَالَ تُجَاهِدُ فَهُوَ جَهْدُ النَّفْسِ وَالْمَالِ فَتُقَاتِلُ فَتُقْتَلُ فَتُنْكَحُ الْمَرْأَةُ وَيُقْسَمُ الْمَالُ فَعَصَاهُ فَجَاهَدَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَمَنْ فَعَلَ ذَلِكَ كَانَ حَقًّا عَلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ أَنْ يُدْخِلَهُ الْجَنَّةَ وَمَنْ قُتِلَ كَانَ حَقًّا عَلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ أَنْ يُدْخِلَهُ الْجَنَّةَ وَإِنْ غَرِقَ كَانَ حَقًّا عَلَى اللَّهِ أَنْ يُدْخِلَهُ الْجَنَّةَ أَوْ وَقَصَتْهُ دَابَّتُهُ كَانَ حَقًّا عَلَى اللَّهِ أَنْ يُدْخِلَهُ الْجَنَّةَ 

  Diriwayatkan dari sahabat Sabrah bin Abi Fakih, ia berkata; saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Setan mengintai untuk menghalang-halangi anak Adam di seluruh jalannya, ia menghalanginya di jalan Islam, lalu berkata; apakah engkau masuk Islam dan meninggalkan agamu, agama bapakmu dan bapaknya bapakmu? Kemudian orang tersebut menentangnya dan masuk Islam. 

Kemudian ia menghalanginya di jalan Hijrah, lalu berkata; apakah engkau akan berhijrah dan meninggalkan bumi dan langitmu? Sesungguhnya permisalan orang yang berhijrah seperti kuda yang dikendalikan tali kusir, lalu orang tersebut menentangnya, maka iapun berhijrah. 

Kemudian setan duduk menantinya di jalan Jihad, lalu berkata; apakah engkau akan berjihad, yaitu berjuang dengan jiwa dan harta, lalu engkau berperang, dan terbunuh sehingga isterimu akan dinikahi orang lain, dan hartamu dibagi-bagi? Lalu orang tersebut menentangnya, maka iapun berjihad."

 Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barang siapa melakukan hal tersebut, maka menjadi hak atas Allah 'Azza  wajalla untuk memasukkannya ke Surga, dan barang siapa yang terbunuh maka menjadi hak atas Allah 'Azza  wajalla untuk memasukkannya ke Surga, dan jika ia tenggelam maka menjadi hak atas Allah untuk memasukkannya ke Surga, atau ia jatuh dari kendaraannya maka menjadi hak atas Allah untuk memasukkannya ke dalam Surga." (HR. An-Nasa'i dan Ibnu Hibban )

Setan senantiasa memberikan gangguan kepala anak cucu Adam dari segala penjuru, dari kanan, kiri, depan dan belakang. Sekiranya seseorang hendak melakukan kebajikan, maka setan berupaya untuk menggoda nya  dan menghentikan nya, akan tetapi jika seseorang hendak berbuat keburukan, maka setan bergegas menghampirinya dan mendampinginya, seraya membantu dan menolong hingga paripurna perbuatan keburukan nya. 

Allah Ta'ala berfirman,

 

قَالَ فَبِمَآ أَغْوَيْتَنِى لَأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَٰطَكَ ٱلْمُسْتَقِيمَ ﴿١٦﴾  ثُمَّ لَءَاتِيَنَّهُم مِّنۢ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَٰنِهِمْ وَعَن شَمَآئِلِهِمْ ۖ وَلَا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَٰكِرِينَ ﴿١٧﴾

" Iblis menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus".

" kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat)."
(Q.S. Al-A'raaf :16-17)

Al-Imam Ibnul-Qayyim rahimahullah  menyebutkan enam cara yang dilakukan oleh setan dalam menggoda manusia agar terperosok kedalam jurang neraka :

1. Setan membujuk manusia agar mengingkari Allah atau menyekutukan-Nya. Jika tidak berhasil, dia beralih pada cara yang kedua.

2. Setan membujuk manusia agar melakukan bid’ah yang sesat. Jika manusia berpegang teguh pada Sunnah, setan beralih pada cara yang ketiga.

3. Setan menggoda manusia untuk melakukan dosa-dosa besar. Jika manusia terjaga dari dosa besar, setan beralih pada cara yang keempat.

4. Setan menggoda manusia untuk melakukan dosa-dosa kecil. Jika manusia terhindar dari dosa kecil, misalnya segera bertobat ketika menyadari dosa kecil yang dilakukannya, setan segera beralih pada cara yang kelima.

5. Setan menggoda manusia dengan perbuatan-perbuatan yang tiada berguna. Manusia dibujuk untuk menghabiskan waktunya dengan perbuatan yang sia-sia sehingga meninggalkan perbuatan yang berguna. Jika hal ini tidak membuahkan hasil, maka berpindah ke cara yang paling halus, yaitu cara terakhir. 

6. Setan menggoda manusia agar sibuk dengan perkara-perkara yang baik dan sunnah, akan tetapi mengabaikan perkara-perkara yang lebih baik atau urusan wajib.Contohnya, seseorang disibukkan dengan ibadah-ibadah sunnah tetapi mengabaikan ibadah wajib dan fardhunya.

Godaan yang keenam sangat halus tetapi bahayanya amat besar. Karena itu, ia harus dicermati. Hal ini bukan berarti bahwa kita sebaiknya meremehkan ibadah-ibadah sunnah dan menganggapnya sebagai sesuatu yang dapat menghambat kemajuan Islam. Tetapi, hendaklah seseorang melaksanakan agamanya secara total dan kafah. Perkara fardhu dan sunnah harus dilakukan secara proporsional. Amalan lahir dan batin harus seimbang. Tidak dapat dibenarkan seseorang memperhatikan ibadah sunnahnya melebihi perhatiannya terhadap ibadah fardhu atau wajib nya. 

Al-Imam Ibnul-Qayyim Al-Jauziyyah mendahulukan urutan bid’ah daripada urutan dosa besar, sebab, bid’ah sangat disenangi oleh iblis daripada dosa besar. 

Al-Imam Sufyan Al-Tsauri rahimahullah  berkata, “Perbuatan bid’ah lebih disenangi oleh iblis daripada perbuatan maksiat. Seseorang yang bermaksiat dapat saja berhenti dari maksiatnya. Namun, jika telah terjebak pada perbuatan bid’ah, ia sulit meninggalkannya.”

Adapun jalan selamat dari jeratan tipu daya setan diantara sebagai berikut : 

● Beriman Dan bertauhid kepada Allah Ta'ala dengan sebenar-benarnya.
Sesungguhnya seluruh kekuatan, kekuasaan, kesempurnaan hanyalah milik Allah Ta'ala Pencipta alam semesta. Oleh karena itu, seorang hamba yang ditolong dan dilindungi Allah Ta'ala, maka tidak ada seorangpun yang mampu mencelakai nya. Sehingga senjata pertama dan istimewa bagi seorang mukmin untuk menghadapi setan, ialah dengan beriman secara benar kepada Allah Ta'ala, beribadah dengan ikhlas kepada-Nya, bertawakkal hanya kepada-Nya, dan beramal shalih menurut aturan-Nya, sesuai petunjuk sunnah Rasul-Nya.

Allah Subhanahu wa Ta'ala telah memberitakan, setan tidak memiliki kekuasaan terhadap hamba-hambaNya yang beriman dan mentauhidkan-Nya. Allah Ta'ala berfirman,

إِنَّهُ لَيْسَ لَهُ سُلْطَانٌ عَلَى الَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ إِنَّمَا سُلْطَانُهُ عَلَى الَّذِينَ يَتَوَلَّوْنَهُ وَالَّذِينَ هُمْ بِهِ مُشْرِكُونَ 

"Sesungguhnya setan itu tidak ada kekuasannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada Rabb-nya. Sesungguhnya kekuasaannya (setan) hanyalah atas orang-orang yang mengambilnya jadi pemimpin dan atas orang-orang yang mempersekutukannya dengan Allah". (Q.S. An-Nahl : 99-100)

Allah Ta'ala berfirman, 

قَالَ فَبِعِزَّتِكَ لأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ إِلاَّ عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ 

"Demi kekuasaanMu, aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hambaMu yang mukhlas di antara mereka". (Q.S. Shad : 83)

Allah Ta'ala berfirman,

إِنَّ عِبَادِي لَيْسَ لَكَ عَلَيْهِمْ سُلْطَانٌ إِلاَّ مَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْغَاوِينَ 

"Sesungguhnya hamba-hambaKu tidak ada kekuasaan bagimu (Iblis) terhadap mereka, kecuali orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang sesat". (Q.S. Al-Hijr : 42)

● Berpegang teguh kepada Al-Kitab dan As-Sunnah sesuai dengan pemahaman Salafush-Shalih.
Allah Ta'ala berfirman, 

وَمَن يَعْشُ عَن ذِكْرِ الرَّحْمَنِ نُقَيِّضْ لَهُ شَيْطَانًا فَهُوَ لَهُ قَرِينٌ 

"Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran (Rabb) Yang Maha Pemurah (Al Qur`an), Kami adakan baginya setan (yang menyesatkan), maka setan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya". (Q.S. Az-Zukhruf : 36)

Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam telah menjelaskan kepada umat bahwa jalan Allah Ta'ala dan jalan kebenaran, hanya satu. Menyimpang darinya, berarti mengikuti jalan-jalan setan.

عَنْ جَابِرٍ قَالَ كُنَّا جُلُوسًا عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَخَطَّ خَطًّا هَكَذَا أَمَامَهُ فَقَالَ هَذَا سَبِيلُ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ وَخَطَّيْنِ عَنْ يَمِينِهِ وَخَطَّيْنِ عَنْ شِمَالِهِ قَالَ هَذِهِ سَبِيلُ الشَّيْطَانِ ثُمَّ وَضَعَ يَدَهُ فِي الْخَطِّ الْأَسْوَدِ ثُمَّ تَلَا هَذِهِ الْآيَةَ ( وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ ) 

Dari Sahabat Jabir radhiyallahu anhu, berkata, ”Kami duduk di dekat Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, kemudian beliau membuat sebuah garis di depan beliau, lalu beliau mengatakan: "Ini jalan Allah Azza wa Jalla". Kemudian beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam membuat dua buah garis di kanannya, dan dua garis di kirinya. Beliau bersabda: "Ini jalan-jalan setan". Kemudian beliau meletakkan tangannya pada garis yang hitam, lalu membaca ayat ini: "Dan bahwa ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan yang lain, karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kalian bertakwa" (Q.S. Al-An'aam : 153)

Menjadi jelaslah, bahwa jalan keselamatan agar terhindar dari tipu daya setan hanyalah dengan mengikuti jalan Allah Ta'ala dan mengikuti Al Kitab dan As Sunnah sebagaimana pemahaman Salafush Shalih.

 Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,

وَمَن يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِن بَعْدِ مَاتَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَى وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَاتَوَلَّى وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ وَسَآءَتْ مَصِيرًا 

"Dan barangsiapa menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin yaitu jalan para sahabat, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu, dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali". (Q.S. An Nisa` : 115)

● Berlindung Kepada Allah Ta'ala Dari gangguan Setan. 

Memohon perlindungan ini dilakukan secara umum pada setiap waktu, setiap diganggu setan, dan juga dilakukan pada waktu-waktu tertentu yang dituntunkan Allah Ta'ala dan Rasul Nya. Allah berfirman,

وَقُل رَّبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنْ هَمَزَاتِ الشَّيَاطِينِ وَأَعُوذُ بِكَ رَبِّ أَن يَحْضُرُونِ 

"Dan katakanlah : "Ya, Rabb-ku. Aku berlindung kepada Engkau dari bisikan-bisikan setan. Dan aku berlindung pula kepada Engkau, ya Rabb-ku, dari kedatangan mereka kepadaku". (Q.S. Al Mukminun : 97-98)

Allah Ta'ala berfirman,

وَإِمَّا يَنزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَانِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ باِللهِ إِنَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ 

"Dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan setan, maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui". (Q.S. Al A’raf : 200)

Adapun waktu-waktu tertentu yang dituntunkan untuk beristi’adzah, antara lain ialah : saat diganggu setan, adanya bisikan jahat, gangguan di dalam shalat, saat marah, mimpi buruk; saat akan membaca Al Qur'an, ketika hendak masuk masjid, saat masuk ke tempat buang hajat, saat mendengar lolongan anjing dan ringkikan keledai, ketika akan berjima’, pada waktu pagi dan petang, memintakan perlindungan untuk anak-anak dan keluarga, ketika singgah di suatu tempat, ketika akan tidur.

● Tilawah Al Qur`an.
Di antara hikmah Allah Ta'ala menurunkan kitab suci Al Qur`an ialah sebagai obat dan penawar bagi orang yang beriman.

 Allah berfirman, 

وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْءَانِ مَاهُوَ شِفَآءٌ وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ وَلاَيَزِيدُ الظَّالِمِينَ إِلاَّخَسَارًا 

" Dan Kami turunkan dari Al Qur`an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman, dan Al Qur`an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zhalim selain kerugian". (Q.S. Al Isra` : 82)

Dalam hal ini, membaca Al Qur`an juga termasuk sebagai terapi mengusir atau menjaga dari gangguan setan. Karena sesungguhnya, dengan sebab bacaan Al Qur`an ini, setan akan lari menjauh.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا تَجْعَلُوا بُيُوتَكُمْ مَقَابِرَ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنْفِرُ مِنَ الْبَيْتِ الَّذِي تُقْرَأُ فِيهِ سُورَةُ الْبَقَرَةِ 

Diriwayatkan oleh Sahabat Abu Hurairah radhiyallahu anhu, bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "  Janganlah kamu menjadikan rumah-rumah kamu sebagai kuburan. Sesungguhnya setan lari dari rumah yang dibacakan surat Al Baqarah di dalamnya". (HR. Muslim)

 Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 

إِذَا أَوَيْتَ إِلَى فِرَاشِكَ فَاقْرَأْ آيَةَ الْكُرْسِيِّ ( اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ ) حَتَّى تَخْتِمَ الْآيَةَ فَإِنَّكَ لَنْ يَزَالَ عَلَيْكَ مِنَ اللَّهِ حَافِظٌ وَلَا يَقْرَبَنَّكَ شَيْطَانٌ حَتَّى تُصْبِحَ فَخَلَّيْتُ سَبِيلَهُ فَأَصْبَحْتُ 

"Jika engkau menempati tempat tidurmu, maka bacalah ayat kursi (Allahu la ilaha illa huwal hayyul qayyum) sampai engkau menyelesaikan ayat tersebut. Maka sesungguhnya akan selalu ada padamu penjagaan dari Allah Ta'ala, dan setan tidak akan mendekatimu sampai engkau masuk waktu pagi". (HR. Al-Bukhari)

●  Memperbanyak berdzikir kepada Allah Ta'ala. 

Dzikrullah merupakan benteng yang sangat kokoh untuk melindungi diri dari gangguan setan. Sebagaimana hal ini diketahui dari pemberitaan Allah Ta'ala  melalui para Rasul-Nya .

Antara lain melalui lisan Nabi Yahya Alaihissallam, sebagaimana dalam riwayat di terangkan :

عَنْ الْحَارِثِ الْأَشْعَرِيِّ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ اللَّهَ أَمَرَ يَحْيَى بْنَ زَكَرِيَّا بِخَمْسِ كَلِمَاتٍ أَنْ يَعْمَلَ بِهَا وَيَأْمُرَ بَنِي إِسْرَائِيلَ أَنْ يَعْمَلُوا بِهَا...وَآمُرُكُمْ أَنْ تَذْكُرُوا اللَّهَ فَإِنَّ مَثَلَ ذَلِكَ كَمَثَلِ رَجُلٍ خَرَجَ الْعَدُوُّ فِي أَثَرِهِ سِرَاعًا حَتَّى إِذَا أَتَى عَلَى حِصْنٍ حَصِينٍ فَأَحْرَزَ نَفْسَهُ مِنْهُمْ كَذَلِكَ الْعَبْدُ لَا يُحْرِزُ نَفْسَهُ مِنَ الشَّيْطَانِ إِلَّا بِذِكْرِ اللَّهِ

Dari Al Harits Al Asy’ari, radhiallahu anhu, bahwasanya Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya Allah memerintahkan Yahya bin Zakaria Alaihissallam dengan lima kalimat, agar beliau mengamalkannya dan memerintahkan Bani Israil agar mereka mengamalkannya (di antaranya)… Aku perintahkan kamu untuk berdzikir kepada Allah Ta'ala, Sesungguhnya perumpamaan itu seperti perumpamaan seorang laki-laki yang dikejar oleh musuhnya dengan cepat, sehingga apabila dia telah mendatangi benteng yang kokoh, kemudian dia menyelamatkan dirinya dari mereka dengan berlindung dibalik benteng tersebut,  demikianlah seorang hamba tidak akan dapat melindungi dirinya dari setan, kecuali dengan dzikrullah". (HR. Ahmad)

● Membaca Basmallah. 

Yaitu seseorang mengucapkan bacaan Bismillah, dalam segala kegiatannya, seperti ketika makan, minum, masuk rumah dan sebagainya. 

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barang siapa yang membaca:

بِسْمِ اللَّهِ الَّذِي لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الأَرْضِ وَلا فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

“Dengan menyebut nama Allah yang tidak akan bisa memudharatkan bersama nama-Nya segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi. Dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui,” pada setiap hari di waktu shubuh dan sore sebanyak tiga kali maka tidak akan memudharatkan baginya sesuatu apa pun.” ( HR. At-Tirmidzi ) 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

غَطُّوا الْإِنَاءَ، وَأَوْكُوا السِّقَاءَ، وَأَغْلِقُوا الْبَابَ، وأطفؤا السِّرَاجَ، فإن الشَّيْطَانَ لَا يَحُلُّ سِقَاءً، ولا يَفْتَحُ بَابًا، ولا يَكْشِفُ إِنَاءً، فَإِنْ لم يَجِدْ أحدكم إلا أَنْ يَعْرُضَ على إِنَائِهِ عُودًا وَيَذْكُرَ اسْمَ اللَّهِ، فَلْيَفْعَلْ

“Tutuplah bejana, ikatlah geribah (tempat menyimpan air yang terbuat dari kulit), tutuplah pintu, matikanlah lentera (lampu api), karena sesungguhnya setan tidak  mampu membuka geribah yang terikat, tidak dapat membuka pintu, dan tidak juga dapat menyingkap bejanan yang tertutup. Bila engkau tidak mendapatkan tutup kecuali hanya dengan melintangkan di atas bejananya sebatang ranting, dan menyebut nama Allah, hendaknya dia lakukan.” ( HR. Muslim )

Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا دَخَلَ الرَّجُلُ بَيْتَهُ، فَذَكَرَ اللهَ عِنْدَ دُخُولِهِ وَعِنْدَ طَعَامِهِ، قَالَ الشَّيْطَانُ: لَا مَبِيتَ لَكُمْ، وَلَا عَشَاءَ، وَإِذَا دَخَلَ، فَلَمْ يَذْكُرِ اللهَ عِنْدَ دُخُولِهِ، قَالَ الشَّيْطَانُ: أَدْرَكْتُمُ الْمَبِيتَ، وَإِذَا لَمْ يَذْكُرِ اللهَ عِنْدَ طَعَامِهِ، قَالَ: أَدْرَكْتُمُ الْمَبِيتَ وَالْعَشَاءَ

“Jika seseorang masuk rumahnya dan dia mengingat nama Allah ketika masuk dan ketika makan, maka setan akan berteriak: ‘Tidak ada tempat menginap bagi kalian dan tidak ada makan malam.’ Namun jika dia tidak mengingat Allah ketika masuk maka setan mengatakan, ‘Kalian mendapatkan tempat menginap’ dan jika dia tidak mengingat nama Allah ketika makan maka setan mengundang temannya, ‘Kalian mendapat jatah menginap dan makan malam’.” ( HR. Muslim ).

Dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu berkata, sesungguhnya Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Bila seseorang keluar dari rumahnya, lalu ia membaca:

بِسْمِ اللَّهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ

“Dengan nama Allah, aku bertawakkal hanya kepada Allah, tiada daya dan upaya kecuali dengan izin Allah.”
Maka dikatakan padanya: “Engkau telah mendapat petunjuk, engkau tercukupi dan engkau telah terjaga (terbentengi),” sehingga para setan lari darinya. Setan yang lain berkata: “Bagaimana urusanmu dengan seseorang yang telah mendapat petunjuk, tercukupi, dan terbentengi ". ( HR. Abu Dawud ) 

Dari shahabat Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu berkata, sesungguhnya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

سَتْرُ مَا بَيْنَ أَعْيُنِ الْجِنِّ وَعَوْرَاتِ بَنِي آدَمَ إِذَا دَخَلَ أَحَدُهُمْ الْخَلاَءَ أَنْ يَقُولَ بِسْمِ اللَّهِ

“Penutup antara pandangan-pandangan jin dengan aurat bani Adam ketika seseorang masuk wc adalah membaca basmalah.” ( HR. At-Tirmidzi ) 

● Membaca ayat kursi. 

Ayat kursi adalah ayat yang terletak dalam surat Al Baqarah ayat 255:

اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَاءَ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ

“Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar“

Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu sesungguhnya Rasulullah sallallahu alaihi wa salalm bersabda,

سورة البقرة فيها آية سيدة آي القرآن لا تقرأ في بيت فيه شيطان إلا خرج منه: آية الكرسي

“Dalam surat Al-baqarah ada ayat-ayat utama dari ayat Al-Qur’an. Tidaklah engkau membacanya di dalam rumah, kecuali setan akan keluar. Itu adalah ayat Kursi.” ( HR. At-Tirmidzi )  

عَنْ أَبِي أَيُّوبَ الْأَنْصَارِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّهُ كَانَتْ لَهُ سَهْوَةٌ فِيهَا تَمْرٌ فَكَانَتْ تَجِيءُ الْغُولُ فَتَأْخُذُ مِنْهُ قَالَ فَشَكَا ذَلِكَ إِلَى النَّبِيِّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قَالَ:
فَاذْهَبْ فَإِذَا رَأَيْتَهَا فَقُلْ بِسْمِ اللَّهِ أَجِيبِي رَسُولَ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم .قَالَ: فَأَخَذَهَا فَحَلَفَتْ أَنْ لَا تَعُودَ، فَأَرْسَلَهَا. فَجَاءَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم فَقَالَ: مَا فَعَلَ أَسيرُكَ ؟ قَالَ: حَلَفَتْ أَنْ لَا تَعُودَ. فَقَالَ: كَذَبَتْ وَهِيَ مُعَاوِدَةٌ لِلْكَذِبِ. قَالَ: فَأَخَذَهَا مَرَّةً أُخْرَى، فَحَلَفَتْ أَنْ لَا تَعُودَ فَأَرْسَلَهَا. فَجَاءَ إِلَى النَّبِيِّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم فَقَالَ: مَا فَعَلَ أَسِيرُكَ قَالَ: حَلَفَتْ أَنْ لَا تَعُودَ. فَقَالَ: كَذَبَتْ وَهِيَ مُعَاوِدَةٌ لِلْكَذِبِ. فَأَخَذَهَا فَقَالَ: مَا أَنَا بِتَارِكِكِ حَتَّى أَذْهَبَ بِكِ إِلَى النَّبِيِّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم. فَقَالَتْ: إِنِّي ذَاكِرَةٌ لَكَ شَيْئًا آيَةَ الْكُرْسِيِّ اقْرَأْهَا فِي بَيْتِكَ فَلَا يَقْرَبُكَ شَيْطَانٌ وَلَا غَيْرُهُ قَالَ فَجَاءَ إِلَى النَّبِيِّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم فَقَالَ: مَا فَعَلَ أَسِيرُكَ ؟ قَالَ: فَأَخْبَرَهُ بِمَا قَالَتْ. قَالَ: صَدَقَتْ وَهِيَ كَذُوبٌ .

 Diriwayatkan dari sahabat Abu Ayyub al-Anshari radhiyallahu anhu memiliki sejenis lemari (sejenis rak yang diletakkan dipekarangan rumah) yang di dalamnya terdapat kurma. Suatu ketika tempat tersebut didatangi oleh ghul (sejenis setan/jin) dan mengambil kurma.Kemudian Abu Ayyub mengadukan kejadian ini kepada Nabi Sallallahu alaihi wa sallam, kemudian  Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam  bersabda : Pergilah, jika kamu melihatnya lagi maka katakan :Dengan nama Allah, datanglah kepada Rasulullah. Sahabat ini pun melakukannya dan menangkapnya. Namun syetan ini bersumpah untuk tidak mengulanginya. Sahabat ini pun melepaskannya, kemudian pergi ke Rasululllah shallallahu alaihi wa sallam  Bagindapun bertanya : Apa yang dilakukan oleh tawananmu ? Dia menjawab : Dia bersumpah untuk tidak kembali. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda : Dia telah berdusta, sesungguhnya dia sudah terbiasa berdusta. Sahabat inipun menangkapnya lagi, namun setan ini kembali bersumpah yang akhirnya membuatnya dilepaskan. Kemudian ketika sahabat ini menemui Nabi sallallahu alaihi wa sallam  kembali, baginda bertanya : Apa yang dilakukan tawananmu ? Sahabat ini menjawab : Dia bersumpah untuk tidak mengulanginya. Rasulullah salallahu alaihi wasallam  berkomentar : Dia telah berdusta, sesungguhnya dia sudah terbiasa berdusta. Kemudian sahabat ini (untuk ketiga kalinya) menangkap setan ini lagi dan berkata : Aku tidak akan melepaskanmu sampai aku membawamu ke Rasulullah salallahu alaihi wasallam. Setan ini menjawab : Sungguh, saya akan mengingatkanmu tentang sesuatu, yaitu ayat al-Kursi. Bacalah ayat al-Kursi di rumahmu, niscaya setan dan sejenisnya tidak akan mendekatimu. Setan inipun dilepaskannya. Kemudian sahabat ini pergi menjumpai Nabi sallallahu alaihi wa sallam. Baginda shallallahu alaihi wa sallam  menanyakan : Apa yang dilakukan oleh tawananmu ? Sahabat menjawab dengan menceritakan kejadian terakhir. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam  bersabda : Dia telah jujur, padahal dia pendusta ". ( HR. At-Tirmidzi ) 

● Membaca dua ayat terakhir dari surat Al-Baqorah. 

Dua ayat terakhir yaitu ayat ke-285 dan 286 dari surat Al-Baqarah adalah :

آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ كُلٌّ آمَنَ بِاللَّهِ وَمَلائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لاَ نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ
لاَ يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلا وُسْعَهَا لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ رَبَّنَا لا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلا تُحَمِّلْنَا مَا لاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ

“Rasul telah beriman kepada al-Qur’an yang diturunkan kepadanya dari Rabbnya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan),’Kami tidak membeda-bedakan antara seserangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya,’ dan mereka mengatakan,’Kami dengar dan kami ta’at.’ (Mereka berdoa),’Ampunilah kami ya Rabb kami dan kepada Engkaulah tempat kembali".

Diriwayatkan oleh Abu Mas’ud Al-Badri radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ قَرَأَ بِالآيَتَيْنِ مِنْ آخِرِ سُورَةِ الْبَقَرَةِ فِى لَيْلَةٍ كَفَتَاهُ

“Barang siapa yang membaca dua ayat terakhir dari surat Al-Baqarah pada malam hari, maka ia akan diberi kecukupan.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim ) 

● Membaca surat Al-Falak dan surat An-Naas.  

Diriwayatkan dari sahabat  Mu’adz bin Abdullah bin Khubaib dari bapaknya ia berkata,

خَرَجْنَا فِى لَيْلَةِ مَطَرٍ وَظُلْمَةٍ شَدِيدَةٍ نَطْلُبُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- لِيُصَلِّىَ لَنَا فَأَدْرَكْنَاهُ فَقَالَ « أَصَلَّيْتُمْ ». فَلَمْ أَقُلْ شَيْئًا فَقَالَ « قُلْ ». فَلَمْ أَقُلْ شَيْئًا ثُمَّ قَالَ « قُلْ ». فَلَمْ أَقُلْ شَيْئًا ثُمَّ قَالَ « قُلْ ». فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا أَقُولُ قَالَ « (قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ) وَالْمُعَوِّذَتَيْنِ حِينَ تُمْسِى وَحِينَ تُصْبِحُ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ تَكْفِيكَ مِنْ كُلِّ شَىْءٍ »

" Pada malam hujan lagi gelap gulita kami keluar mencari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk shalat bersama kami, lalu kami menemukannya. Beliau bersabda, “Apakah kalian telah shalat?” Namun sedikitpun aku tidak berkata-kata. Beliau bersabda, “Katakanlah“. Namun sedikit pun aku tidak berkata-kata. Beliau bersabda, “Katakanlah“. Namun sedikit pun aku tidak berkata-kata. Kemudian beliau bersabda, “Katakanlah“. Hingga aku berkata, “Wahai Rasulullah, apa yang harus aku katakan?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bacalah surat QUL HUWALLAHU AHAD DAN QUL A’UDZU BIRABBINNAAS DAN QUL A’UDZU BIRABBIL FALAQ ketika sore dan pagi sebanyak tiga kali, maka dengan ayat-ayat ini aknan mencukupkanmu atau menjagamu dari segala keburukan.” (HR. Abu Daud dan An Nasa'i)

Dari ‘Aisyah, beliau radhiyallahu ‘anha berkata,

أَنَّ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – كَانَ إِذَا أَوَى إِلَى فِرَاشِهِ كُلَّ لَيْلَةٍ جَمَعَ كَفَّيْهِ ثُمَّ نَفَثَ فِيهِمَا فَقَرَأَ فِيهِمَا ( قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ ) وَ ( قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ ) وَ ( قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ ) ثُمَّ يَمْسَحُ بِهِمَا مَا اسْتَطَاعَ مِنْ جَسَدِهِ يَبْدَأُ بِهِمَا عَلَى رَأْسِهِ وَوَجْهِهِ وَمَا أَقْبَلَ مِنْ جَسَدِهِ يَفْعَلُ ذَلِكَ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ

" Bahwasannya Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ketika berada di tempat tidur di setiap malam, beliau mengumpulkan kedua telapak tangannya lalu kedua telapak tangan tersebut ditiup dan dibacakan ’Qul huwallahu ahad’ (surat Al Ikhlash), ’Qul a’udzu birobbil falaq’ (surat Al Falaq) dan ’Qul a’udzu birobbin naas’ (surat An Naas). Kemudian beliau mengusapkan kedua telapak tangan tadi pada anggota tubuh yang mampu dijangkau dimulai dari kepala, wajah, dan tubuh bagian depan. Beliau melakukan yang demikian sebanyak tiga kali.” (HR. Al-Bukhari)

                .........☆☆☆☆☆........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar