ADAB PUASA DAN MANFAATNYA
Segala puji bagi Allah yang menciptakan makhluk dari tanah, serta mengangkat sebagian mereka dalam ilmu, pemahaman, dan adab.
Dia mencintai orang-orang yang bertakwa dan memberikan taufik kepada mereka, serta mengizinkan mereka untuk bergaul dengan orang-orang pilihan.
Dia memberi petunjuk kepada mereka dengan kelembutan-Nya, dan menegakkan hujah dengan dalil yang jelas dan argumen yang terang.
Dia menetapkan hukum-hukum dan menentukan batasan, serta menjadikan bulan Ramadan sebagai waktu untuk puasa dan ibadah, dengan memberikan keutamaan dan pahala besar kepada mereka yang berpuasa.
Allah menyingkap tabir dari hati orang-orang yang berpuasa, sehingga mereka menyaksikan cahaya kebenaran dan memperoleh petunjuk.
Mereka memahami rahasia yang tersembunyi dari orang lain, karena mereka berada dalam derajat orang-orang yang mendapatkan petunjuk menuju pintu-pintu surga, dan hati mereka bersinar dalam pencarian kebajikan dan amal saleh.
Mereka adalah para wali Allah yang selalu menjaga diri dari dosa dan kejahatan. Mereka berada di jalan orang-orang yang mendapat petunjuk dan bimbingan dalam mencari kebaikan dan amal saleh, serta menjauhi keburukan dan dosa.
Mereka adalah orang-orang yang memperoleh keutamaan, sebagaimana firman Allah:
“Dan orang-orang yang diberi ilmu berkata, 'Celakalah kalian! Pahala Allah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, dan tidaklah pahala itu diberikan kecuali kepada orang-orang yang sabar.’” (QS. Al-Qasas: 80)
Orang-orang yang berpuasa diibaratkan seperti anak kecil dalam buaian yang diberi makan dengan makanan terbaik, dan mereka dijaga dari berbagai kenikmatan dunia yang dapat melalaikan.
Mereka bersungguh-sungguh dalam ibadah dan menjauhi segala dosa serta kesalahan.
Jika mereka melakukan kesalahan, maka mereka segera kembali kepada Allah dan tidak berlarut-larut dalam kemaksiatan.
Mereka memahami bahwa dosa adalah sesuatu yang berbahaya, sehingga mereka tidak mengabaikan akibat buruk dari perbuatan mereka.
Oleh karena itu, mereka menjaga diri dari keharaman dan kesalahan, serta menahan diri dari hawa nafsu yang dapat menjerumuskan mereka ke dalam dosa. Mereka juga memahami bahwa puasa adalah bentuk ketaatan yang mengangkat derajat mereka, serta memberikan cahaya bagi hati mereka yang penuh dengan keimanan dan ketakwaan.
Maka mereka pun menyadari bahwa puasa adalah pemberian Allah yang mendekatkan mereka kepada kebaikan dan menjauhkan mereka dari keburukan.
Oleh sebab itu, mereka tidak menyia-nyiakan puasa mereka dan tidak membiarkan diri mereka tergoda oleh hawa nafsu.
Mereka memahami bahwa puasa adalah ibadah yang mulia dan memiliki kedudukan yang tinggi dalam agama.
Maka barang siapa yang memahami hakikat puasa dan mengamalkannya dengan penuh keikhlasan, dia akan memperoleh balasan yang besar dari Allah.
Puasa adalah ibadah yang memiliki keutamaan besar, dan barang siapa yang menjaganya dengan baik, dia akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda.
Segala puji bagi Allah yang Maha Adil dalam perhitungan dan pembalasan.
Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya.
Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, pemimpin makhluk, serta penghulu manusia dari berbagai suku dan bangsa.
Semoga Allah senantiasa melimpahkan shalawat dan salam kepada beliau.
Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Tuhan seluruh makhluk, pemimpin orang Arab dan non-Arab, semoga Allah melimpahkan salawat dan salam kepada beliau dan kepada para sahabatnya yang merupakan bintang-bintang yang bersinar, shalawat yang terus menerus tiada henti, tiada lenyap, dan tiada terputus.
Allah Ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلتَنظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-Hasyr: 18)
Maka, orang yang memiliki akal akan takut, waspada, berharap dan cemas dari hukuman dan siksaan-Nya.
Ia adalah ahli ketakwaan dan orang-orang yang mendapatkan kebahagiaan.
Ketakwaan adalah menjalankan perintah Allah, menjauhi larangan-Nya, banyak mengingat-Nya, serta banyak melakukan anjuran-anjuran yang ada dalam Al-Qur’an dan Sunnah dari perintah ketakwaan.
Wasiat terhadap ketakwaan telah ditegaskan oleh para ahli ilmu dalam berbagai kitab mereka sebagai pedoman bagi siapa saja yang Allah beri taufik, dan sebagai peringatan bagi orang-orang yang lalai dan enggan.
Maka, wajib bagi orang yang berilmu, apabila berpuasa, untuk menjaga puasanya agar tetap bersih karena Allah dan menjaganya dari segala yang dapat membatalkannya.
Ia harus menghindari ucapan yang tidak berguna, mencela, bersaksi palsu, berdusta, dan membaca kitab-kitab yang menyesatkan.
Karena Allah Ta’ala berfirman:
يَدَعُ طَعَامَهُ وَشَهْوَتَهُ مِنْ أَجْلِي
"Ia meninggalkan makanannya dan syahwatnya karena Aku."
Oleh sebab itu, orang yang berpuasa disyariatkan meninggalkan apa yang menyerupai makanan dan minuman seperti syahwat, perkataan sia-sia, pertengkaran, dan perbuatan yang mengarah pada kehancuran serta membatalkan nilai puasanya.
Di antara hal-hal yang diharamkan:
- Melihat dengan syahwat, karena sesungguhnya memandang wanita atau bergaul dengan mereka dapat membangkitkan keinginan hawa nafsu dan mendorong pada perbuatan maksiat.
- Menyibukkan hati dengan pikiran yang sia-sia, karena hal itu dapat menyalakan syahwat dalam jiwa, menimbulkan kerasnya hati, dan menghilangkan kelembutan serta merendahkan kepribadian seseorang.
Di antara hikmah berpuasa adalah mengenali besarnya nikmat Allah kepada seseorang dengan memberinya rezeki yang melimpah. Maka ketika seseorang merasakan lapar, ia akan menyadari nilai nikmat tersebut dan terdorong untuk bersyukur kepada Allah serta memohon rahmat-Nya untuk saudara-saudaranya yang membutuhkan.
Diriwayatkan bahwa Al-Ma’mun bertanya kepada Musa bin Ar-Ridha: "Apa hikmah puasa?"
Musa bin Ar-Ridha menjawab: "Agar orang kaya merasakan penderitaan orang miskin."
Dijelaskan pula bahwa puasa mempersempit jalannya darah dalam tubuh, yang merupakan jalur bagi setan, sebagaimana sabda Nabi:
"Sesungguhnya setan berjalan dalam tubuh anak Adam melalui aliran darah."
Maka puasa menjadi cara untuk melemahkan pengaruh setan, menekan syahwat, serta mengendalikan amarah. Ini adalah sebagian dari manfaat puasa.
Ketahuilah bahwa orang yang tidak meninggalkan kemaksiatan saat berpuasa, maka puasanya tidak akan bermanfaat baginya. Sebab, seseorang yang hanya menahan diri dari makanan dan minuman tetapi tetap melakukan perbuatan haram seperti dusta, ghibah, serta menyakiti orang lain, maka puasanya menjadi sia-sia. Bahkan dosa-dosanya lebih besar daripada sekadar meninggalkan makanan dan minuman.
Rasulullah ﷺ bersabda:
"Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatan keji, maka Allah tidak butuh ia meninggalkan makan dan minumnya." (HR. Al-Bukhari)
Sebagian ulama salaf berkata:
"Betapa banyak orang yang berpuasa tetapi tidak mendapatkan apa-apa selain lapar dan haus!"
Dikatakan kepada Jabir:
"Jika engkau berpuasa, maka hendaknya pendengaran, penglihatan, dan lisanmu juga berpuasa dari kebohongan dan dosa. Janganlah engkau menyakiti orang lain. Bersikaplah tenang dan berwibawa di hari puasamu. Jangan jadikan hari puasamu sama seperti hari ketika engkau tidak berpuasa."
Sebagaimana disebutkan dalam sebuah syair:
"Jika pendengaran, penglihatan, dan ucapanmu tidak berpuasa,
maka tidak ada gunanya lapar dan hausmu."
Rasulullah ﷺ juga bersabda:
"Puasa adalah perisai, selama seseorang tidak merusaknya dengan perkataan dusta dan perbuatan buruk."
Rasulullah ﷺ bersabda:
"Banyak orang yang berpuasa, tetapi tidak mendapatkan bagian dari puasanya selain rasa lapar dan haus. Dan banyak orang yang bangun malam, tetapi tidak mendapatkan bagian dari qiyamnya selain begadang."
Ini menunjukkan bahwa pendekatan kepada Allah dengan melakukan amal-amal sunnah tidak akan sempurna tanpa mendekatkan diri kepada-Nya dengan menjauhi hal-hal yang haram.
Barang siapa mendekatkan diri kepada Allah dengan amal-amal sunnah tetapi masih melakukan hal-hal yang diharamkan, maka pendekatan itu adalah tidak sempurna.
Sebaliknya, barang siapa menjauhi hal-hal yang haram, maka dia telah mendekatkan diri kepada Allah dengan amalan wajib dan kemudian menyempurnakannya dengan amalan sunnah.
Telah diriwayatkan dalam Musnad Imam Ahmad, Sunan Abu Dawud, dan lainnya dari Mu'adz bin Jabal, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
"Ada dua wanita yang sedang berpuasa, lalu mereka hampir mati karena kehausan. Mereka mengadu kepada Nabi ﷺ, tetapi beliau tetap diam. Kemudian mereka kembali mengadu, maka Nabi ﷺ memanggil mereka dan berkata: ‘Muntahkanlah apa yang telah kalian makan!’ Maka mereka memuntahkan darah segar dan daging yang telah dikunyah hingga memenuhi bejana. Nabi ﷺ pun bersabda: ‘Sesungguhnya kedua wanita ini berpuasa dari apa yang Allah halalkan bagi mereka, tetapi mereka berbuka dengan apa yang Allah haramkan bagi mereka. Mereka duduk-duduk sambil menggunjing orang lain dan memakan daging manusia.’"
Rasulullah ﷺ juga bersabda:
"Puasa adalah perisai, selama tidak dirobek."
Dalam beberapa riwayat disebutkan:
"Dengan apa dirobeknya?"
Beliau ﷺ bersabda: "Dengan dusta dan ghibah (menggunjing)."
Hadis ini diriwayatkan oleh an-Nasa’i dan al-Tirmidzi dari Abu Hurairah.
Dan Rasulullah ﷺ bersabda:
"Apabila seseorang di antara kalian sedang berpuasa, maka janganlah dia berkata keji dan jangan pula berteriak-teriak. Jika seseorang mencacinya atau mengajaknya bertengkar, maka hendaknya dia mengatakan: ‘Aku sedang berpuasa.’"
Di antara adab puasa adalah menjaga anggota tubuh dari hal-hal yang diharamkan Allah. Oleh karena itu, seorang yang berpuasa harus menjaga lisannya dari ghibah, matanya dari melihat hal-hal haram, dan seluruh anggota tubuhnya dari perbuatan dosa.
Pendengaran harus dijaga dari mendengar hal yang sia-sia, kebohongan, dan menggunjing.
Mata harus berpuasa dari melihat hal yang haram. Apa yang dilarang oleh syariat untuk dipandang, maka mata juga dilarang melihatnya, seperti memandang dengan syahwat atau melihat sesuatu yang diharamkan. Mata adalah anak panah beracun dari panah-panah Iblis.
Lidah juga harus berpuasa dari perkataan yang buruk sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya.
Di antara adab puasa adalah mengakhirkan sahur dan menyegerakan berbuka saat yakin masuk waktu magrib.
Selain itu, dianjurkan memperbanyak membaca Al-Qur'an, tidak berlebihan dalam makan, serta selalu dalam keadaan berzikir dan berdoa.
Janganlah seseorang berpuasa namun tetap melakukan hal yang diharamkan Allah.
Ada dua wanita yang berpuasa, tetapi mereka tetap memakan yang haram. Maka dikatakan kepada mereka, "Puasa kalian tidak sah."
Wahai hamba Allah, bulan Sya’ban telah berlalu dan kini kalian telah memasuki bulan Ramadan. Bulan ini adalah bulan keberkahan dan keutamaan, bulan penuh pengampunan, serta bulan yang di dalamnya pahala dilipatgandakan tanpa batas.
Allah berfirman dalam hadis qudsi:
"Puasa adalah untuk-Ku, dan Aku sendiri yang akan membalasnya."
Di bulan ini, kebaikan dilipatgandakan, orang-orang yang bersabar mendapatkan pahala berlimpah, doa-doa dikabulkan, dosa-dosa diampuni, dan orang-orang yang bertobat diterima tobatnya. Setiap amal kebaikan dilipatgandakan pahalanya, dan puasa memiliki pahala khusus dari Allah:
"Puasa adalah untuk-Ku, dan Aku sendiri yang akan membalasnya."
Bulan ini adalah bulan ampunan dan kesabaran. Setan-setan dibelenggu, pintu-pintu surga dibuka, dan pintu-pintu neraka ditutup. Seorang hamba yang sakit dengan dosa-dosanya akan mendapatkan kesembuhan jika memanfaatkan bulan ini dengan baik.
Bulan ini adalah bulan yang penuh rahmat dan ampunan. Setiap doa dikabulkan, setiap permohonan diterima, dan setiap ibadah diterima. Di siang hari, para hamba berlomba-lomba dalam kebaikan, dan di malam hari mereka bermunajat kepada Allah, berharap kasih sayang-Nya.
Semoga Allah menjadikan kita termasuk orang-orang yang mendapatkan keutamaan bulan ini.
Bulan yang dengannya Allah mengampuni sebagian hamba-hamba-Nya yang penuh kasih sayang. Maka jagalah dengan baik keutamaannya agar kalian mendapatkan surga penuh kenikmatan.
Renungkanlah firman Allah dalam surah An-Najm:
"Jika hati kalian menginginkan keagungan yang tinggi dan derajat yang mulia, maka berpeganglah pada ketakwaan yang agung."
Sungguh, rasa takut yang besar kepada Allah lebih utama dibandingkan kecintaan terhadap puasa. Dan Aku yang akan memberi balasannya.
Betapa beruntungnya orang yang berusaha mendekat kepada Allah dengan ibadah di bulan ini dan sungguh ia mendapatkan apa yang Allah janjikan. Orang yang membaca Al-Qur'an di dalamnya mendapatkan cahaya yang menerangi jalannya dan mengangkatnya ke tempat yang tinggi. Maka bangunlah di waktu malam dan isilah waktunya dengan ketaatan dan ibadah.
Saudara-saudaraku!
Hindarilah makanan yang haram, karena itu adalah sebab tertutupnya hati dan wajah. Berhati-hatilah dari perbuatan maksiat, karena itu akan menghilangkan pahala amal.
Ketahuilah bahwa malam ini adalah malam yang agung, penuh dengan kemuliaan dan keutamaan. Malam ini adalah salah satu malam Lailatul Qadar, maka hiasilah dengan amal shaleh. Sungguh, ia adalah malam yang penuh berkah dan keberuntungan.
Wahai hamba-hamba Allah!
Jauhilah ucapan sia-sia dan kesaksian palsu. Bersaksilah atas kebenaran dan tegakkanlah shalat serta zakat. Janganlah seseorang yang sedang berpuasa berada di bawah bayangan maksiat atau makan makanan yang haram. Jika ia berdiri bersama orang-orang shaleh, maka Allah akan menurunkan ketenangan kepadanya. Jika ia duduk bersama orang-orang saleh, maka ia akan mendapatkan keberkahan.
Berpeganglah pada kesabaran dalam menahan hawa nafsu. Bersikaplah dermawan kepada fakir miskin dan janganlah kalian menjadi orang yang kikir sebelum mendapatkan ampunan.
Jadilah orang yang berakhlak mulia dan beramal dengan baik. Sungguh, kalian akan mendapatkan balasan dan pahala yang besar. Pada hari kiamat, orang-orang akan berkumpul dengan orang-orang yang dekat dengan mereka. Maka mendekatlah kepada orang-orang yang kalian cintai.
Dikatakan;
Hindarilah dari perbuatanmu apa saja yang jika kamu ditanya tentangnya, kamu tidak akan memiliki jawaban yang baik. Maka janganlah kamu menjadi seseorang yang menyesal setelah kematian.
Seorang pemuda yang tenggelam dalam dosa, apalah yang dia lakukan? Dosa yang membuat Allah murka tidak akan mengantarkannya kepada kuburnya kecuali dalam keadaan menyesal. Seorang yang melakukan perbuatan yang menjadikannya hina di sisi Allah, maka ia tidak akan memperoleh apa pun kecuali kehinaan dan kerugian.
Pasal
Allah Ta’ala berfirman:
"Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam surga dan mata air." (QS. Al-Hijr: 45)
Ketika Allah menyebut saudara-saudara mereka, serta nikmat yang diberikan kepada mereka, Dia memberi kabar gembira tentang apa yang telah disediakan untuk mereka.
Sungguh, Allah telah menyiapkan bagi mereka keselamatan dari siksa, cahaya wajah, kenikmatan, kepuasan, kebahagiaan, kemuliaan, serta kedekatan dengan-Nya dan ahli ketaatan kepada-Nya. Semua itu adalah persiapan yang dilakukan Allah untuk hamba-hamba-Nya yang beriman, yang tak bisa dijangkau oleh mata, tidak pernah terdengar oleh telinga, dan tidak pernah terlintas dalam hati manusia.
Tidak ada bahaya atau kesedihan di dalamnya. Rasulullah ﷺ mengajak manusia kepada keimanan dan Islam, serta memberitahu mereka bahwa siapa pun yang menaati Allah akan masuk surga dan memakan segala kenikmatannya. Namun, siapa pun yang menentangnya akan masuk neraka dan merasakan pedihnya siksa. Allah mengharamkan kepada mereka kenikmatan yang telah diberikan kepada Adam ﷺ, kemudian mengeluarkannya dari surga.
"Wahai Adam, janganlah engkau keluar dari surga karena akan sengsara."
Di dalamnya engkau tidak akan merasa lapar atau telanjang. Engkau tidak akan merasakan dahaga atau kepanasan. Namun, Allah mencabut semua itu darinya sebagai hukuman karena maksiat yang telah dilakukan.
Maka, ketahuilah bahwa surga bukanlah tempat amal dan perjuangan, melainkan tempat kenikmatan dan penyaksian. Ikatlah dirimu dengan jihad dan bersabarlah dalam menghadapi hawa nafsu, serta tahanlah diri dari keterasingan. Teteskanlah air mata kesedihan atas hari-hari yang telah berlalu. Seolah-olah engkau masih hidup dalam masa lalu yang telah kembali dan berjalan menuju masa depan yang telah ditakdirkan.
Dikatakan dalam syair:
Jika terjadi perselisihan antara kita, bersabarlah denganku dan tenangkan api permusuhan,
Sebab perjanjian yang telah kita buat tetap berlaku, seperti gunung kokoh yang tidak akan runtuh.
Wahai anak Adam, jika engkau ragu untuk memasuki kerajaan para raja, maka ketahuilah,
Memasuki kerajaan itu memerlukan adab dan ketundukan kepada aturan.
Wahai anak Adam, Aku telah memilihmu dan mengutamakanmu, maka janganlah engkau merusak kehormatan dengan dosa,
Sebab Aku memberi pahala kepada yang mencintai-Ku, dan Aku memberi anugerah kepada yang menaati-Ku,
Dan Aku adalah Tuhan yang Maha Pengasih.
Dalam hadis qudsi, Allah berfirman:
"Wahai hamba-Ku, sesungguhnya kalian berdosa siang dan malam, namun Aku mengampuni semua dosa, maka mohonlah ampun kepada-Ku, niscaya Aku akan mengampuninya."
Maha Suci Allah yang jika kelembutan-Nya turun ke dalam hati hamba-Nya, maka hatinya akan penuh kasih,
Namun jika Dia membiarkan seorang hamba, maka hamba itu akan jatuh ke dalam penderitaan dan kesedihan.
Iblis setelah lama dalam penghambaan, akhirnya menjadi terkutuk karena satu kesalahan,
Namun seorang hamba yang penuh dosa, ketika bertobat, Allah akan meluaskan rahmat-Nya kepadanya.
Syair:
Dia memberi dan mencegah sesuai kehendak-Nya,
Namun pemberian-Nya bukanlah karena suap.
Wahai orang yang setiap kali rambut putih bertambah, bertambah pula dosanya,
Ketahuilah, setiap hari yang berlalu mengurangi usiamu.
Doa:
Ya Allah, ampunilah kesalahan para pemuda dan kelemahan mereka,
Lapangkanlah dada mereka, dan terangilah hati mereka,
Jadikanlah kami termasuk hamba-hamba-Mu yang bertakwa,
Dan jadikanlah kami bahagia pada hari perjumpaan dengan-Mu.
Ya Allah, jauhkan kami dari perbuatan yang menyimpang dan dari pertengkaran,
Lindungilah kami dari kebinasaan dan kehancuran,
Jadikanlah kematian kami dalam keadaan husnul khatimah,
Dan selamatkan kami dari azab neraka serta kengerian di akhirat.
Ya Allah, tetapkanlah kami dalam kebaikan dan jadikanlah kami mengikuti jejak para nabi dan orang-orang saleh,
Anugerahkan kepada kami kebaikan di dunia dan di akhirat,
Dan masukkanlah kami ke dalam golongan orang-orang yang memperoleh ampunan-Mu,
Wahai Tuhan Yang Maha Pengasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar