Keutamaan Membaca dan Merenungkan Al-Qur'an
Segala puji bagi Allah yang telah mengangkat derajat orang-orang yang bersungguh-sungguh dari orang-orang yang lalai dalam kehidupan dunia ini. Dia telah membuka mata hati para wali-Nya untuk memahami kitab-Nya dan apa yang terkandung di dalamnya sebagai pelajaran. Dia telah memberikan kebeningan kebaikan-Nya kepada orang-orang yang menginginkannya agar mereka sampai ke negeri yang kekal (akhirat).
Dia telah menentukan berbagai ketetapan takdir bagi penghuni surga dan neraka serta menyembunyikan semua itu dari makhluk-Nya dengan ujian, sehingga tidak ada seorang pun yang mengetahui nasibnya, apakah ia akan menjadi penghuni surga atau neraka.
Segala sesuatu tidak akan berubah dari kehendak-Nya, tidak ada perbedaan dalam gerakan dan diamnya segala sesuatu. Firman-Nya:
"Sesungguhnya ketetapan-Nya, apabila Dia menghendaki sesuatu, Dia hanya berkata kepadanya: 'Jadilah!' maka jadilah ia." (QS. Yasin: 82)
Dialah yang Maha Mengetahui yang tidak berkurang kerajaan-Nya karena pemberian-Nya. Dialah yang Maha Pemurah yang kitab-Nya menjadi pegangan bagi orang-orang yang membutuhkan, dan Maha Mendengar yang selalu mengabulkan doa.
Janganlah engkau membebani dirinya dengan banyak pertanyaan, dan janganlah engkau memenuhi harinya dengan suara gaduh orang-orang yang datang dan pergi. Yang lebih utama baginya adalah duduk dalam keheningan untuk merenung, memperluas cakrawala pikirannya, memperbaiki keindahan bahasanya, serta memperdalam pemahaman dan perenungannya. Dengan itu, ia akan meneliti cara-cara memperoleh pahala dan menjauhi penyebab hukuman serta peringatan-peringatan Allah agar menjadi bahan pelajaran.
“Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu ruh (Al-Qur’an) dengan perintah Kami. Sebelumnya engkau tidak mengetahui apakah kitab (Al-Qur’an) dan tidak pula mengetahui iman, tetapi Kami menjadikannya cahaya, yang dengannya Kami memberi petunjuk kepada siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami.” (QS. Asy-Syura: 52)
Maka hendaknya ia mengatur hidupnya dengan memanfaatkan waktu sebaik-baiknya, memisahkan antara sebab-sebab ruhani dan sebab-sebab duniawi, serta menyerahkan urusan hukum dan keputusan kepada Allah.
Aku memuji-Nya atas segala karunia dan kemurahan-Nya, dan aku bersyukur atas nikmat yang berulang kali dikaruniakan-Nya.
Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Dialah Tuhan yang Maha Agung dan Mahatinggi. Kesaksian ini adalah pegangan yang dapat menyelamatkan pada hari di mana segala akal dan pikiran menjadi buntu, dan segala nama serta gelar menjadi tidak berguna. Kesaksian ini akan menyelamatkan pemiliknya dari neraka yang penuh dengan kobaran api dan panas yang menyala-nyala.
Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya, yang datang dengan wahyu dan berita-berita yang benar. Aku bersaksi bahwa ia adalah utusan Allah dan pembawa risalah-Nya yang sempurna. Ia diutus untuk mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya, membimbing mereka dari kesesatan menuju petunjuk, dan mengajarkan kepada mereka hukum-hukum agama dengan kebijaksanaan dan nasihat yang baik.
Semoga shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada beliau, keluarga beliau, para sahabat beliau yang suci dan bertakwa, serta para pengikut beliau yang setia hingga hari pembalasan.
Allah berfirman:
"Sekiranya Kami turunkan Al-Qur’an ini kepada sebuah gunung, pasti engkau akan melihatnya tunduk dan terpecah-belah karena takut kepada Allah. Itulah perumpamaan yang Kami buat untuk manusia agar mereka berpikir." (QS. Al-Hasyr: 21)
Allah menakuti hamba-hamba-Nya dengan keagungan Al-Qur’an dan menjelaskan bahwa jika gunung yang kokoh dan kuat saja bisa tunduk serta pecah berkeping-keping karena takut kepada-Nya, maka bagaimana dengan hati manusia yang lemah?
Seandainya Al-Qur’an diturunkan kepada gunung, gunung itu akan hancur, pecah, dan luluh karena takut kepada Allah. Maka bagaimana mungkin hati manusia tetap keras, tidak khusyuk, tidak takut, tidak tunduk, dan tidak mendengar ayat-ayat Allah tanpa mengambil pelajaran?
Maka sungguh menakjubkan bahwa sepotong daging yang lemah bisa lebih keras daripada gunung-gunung ini. Ia tidak takut terhadap kedahsyatan gunung-gunung yang tinggi dan tidak mengambil pelajaran. Ia mendengar ayat-ayat Allah dibacakan kepadanya, tetapi hatinya tidak melembut, tidak khusyuk, dan tidak menangis. Sungguh, siapa pun yang hatinya tidak melembut dengan firman Allah, pahala-Nya, dan janji-janji-Nya, maka tidak ada kelembutan dalam dirinya di dunia ini. Ia belum mengenal Allah dengan benar, belum mencintai-Nya sebagaimana mestinya, dan belum menangis karena takut kepada-Nya. Maka, bagaimana ia bisa merasakan kebahagiaan yang sejati?
Karena di hadapannya terbentang perjalanan menuju Penguasa Yang Mahabesar, menuju alam ghaib dan kesaksian, di mana segala sesuatu akan terlihat dan dipahami.
Wahai orang yang lalai dalam merenungkan Al-Qur'an! Sampai kapan engkau akan terus dalam kelalaian ini? Bergegaslah melakukan amal yang baik sebelum ajal menjemput.
Ketahuilah bahwa bulan Ramadan memiliki keistimewaan dengan Al-Qur'an, sebagaimana firman Allah:
"Bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an."
Jibril biasa mengajarkan Nabi ﷺ Al-Qur'an setiap malam di bulan Ramadan.
Telah disebutkan: Injil diturunkan dalam tiga belas hari bulan Ramadan.
Keutamaan membaca Al-Qur'an sangat banyak, dan orang yang berusaha membacanya akan mendapatkan pengaruh dari bacaan tersebut.
Imam Ahmad meriwayatkan dalam musnadnya dari hadis Nabi ﷺ secara marfu’:
"Sesungguhnya Al-Qur'an akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafaat bagi para pembacanya."
Seorang pembawa Al-Qur'an yang mengamalkan isinya bagaikan seorang pedagang yang mendapatkan keuntungan berlimpah dalam dagangannya. Allah menganugerahkan kepadanya kemuliaan dan keutamaan.
Setiap raja memberikan hadiah kepada pengikutnya sesuai dengan kedudukan mereka. Begitu pula Allah, Dia memberikan kedudukan yang tinggi kepada pembaca Al-Qur'an di surga. Mereka berada di tempat yang mulia karena Al-Qur'an.
Diriwayatkan dalam hadis dari Al-Ashab bin Ath-Thawil:
"Sesungguhnya Al-Qur'an adalah pemberi syafaat yang diterima syafaatnya. Barang siapa menjadikannya sebagai pemimpin, maka ia akan membawanya ke surga. Barang siapa meninggalkannya, maka ia akan ditarik ke neraka."
Kemudian Al-Qur'an akan memberikan manfaat bagi pemiliknya pada malam kubur, di mana kuburnya dilapangkan sesuai kehendak Allah.
Berkata Ka'ab Al-Akhbar, disebutkan bahwa pada hari kiamat ada seruan:
"Setiap orang yang berpuasa dan membawa Al-Qur'an akan diberikan pahala mereka dengan tanpa hisab."
Sebagian salaf berkata:
"Jika seseorang mukmin menghadapi kematiannya, dikatakan kepadanya: 'Lihatlah ke atas kepalamu.' Maka ia melihat dan menemukan Al-Qur'an. Kemudian dikatakan kepadanya: 'Lihat ke dadamu.' Maka ia melihat dan menemukan puasa. Lalu dikatakan: 'Lihat ke depan kakimu.' Maka ia melihat dan menemukan shalat malam. Maka dikatakan kepadanya: 'Engkau telah dijaga oleh dirimu sendiri, semoga Allah menjagamu.'"
Diketahui bahwa puasa dan Al-Qur'an akan memberikan syafaat bagi seseorang pada hari kiamat. Puasa akan berkata:
"Wahai Rabbku, aku telah mencegahnya dari makanan dan minuman serta hawa nafsunya pada siang hari, maka izinkan aku memberikan syafaat kepadanya."
Dan Al-Qur'an berkata:
"Aku telah mencegahnya dari tidur pada malam hari, maka izinkan aku memberikan syafaat kepadanya."
Maka keduanya diberi izin untuk memberikan syafaat.
Ibnu Mas'ud berkata:
"Seharusnya bagi pembaca Al-Qur'an untuk dikenali dengan malamnya ketika manusia sedang tidur, dengan siangnya ketika manusia sedang makan, dengan tangisannya ketika manusia tertawa, dengan diamnya ketika manusia berbicara, dengan khusyuknya ketika manusia berbangga-bangga, dan dengan kesedihannya ketika manusia bersenang-senang. Seharusnya bagi pembawa Al-Qur'an untuk menjadi seorang yang bijak dan berwibawa. Tidak seharusnya ia menjadi orang yang keras atau lalai, tidak boleh pula ia berlebihan dalam bersuka cita maupun berlebihan dalam bersedih."
Muhammad bin Ka‘b berkata:
"Kami mengenali pembaca Al-Qur'an dari rupa wajahnya yang pucat, karena ia begadang panjang di malam hari dalam membaca Al-Qur'an."
Tsabit bin Widad berkata:
Seseorang bertanya kepadanya, "Tidakkah engkau tidur?"
Ia menjawab, "Bagaimana aku bisa tidur sementara keajaiban-keajaiban Al-Qur'an terus terbayang dalam pikiranku?"
Suatu ketika, ada dua orang laki-laki yang saling berbicara pada malam hari, lalu salah satunya berkata kepada yang lain:
"Apa yang membuatmu tetap terjaga?"
Ia menjawab, "Keajaiban-keajaiban Al-Qur'an telah membuatku tetap terjaga, karena aku melihat dan merenungkan ayat-ayatnya, lalu aku pun terheran-heran."
Ahmad bin Abi Al-Hawari berkata:
"Aku merasa heran terhadap para penghafal Al-Qur'an. Bagaimana mungkin mereka bisa tidur nyenyak sementara mereka mendengar ayat-ayat Allah dan membacanya? Jika saja mereka memahami maknanya dengan sebenarnya dan merasakan kebahagiaan bermunajat dengannya, pasti rasa kantuk akan hilang dari mereka karena kegembiraan."
Syair:
Merenungkan Al-Qur'an, jika engkau mencari petunjuk,
Maka ilmu itu berada di bawah renungan Al-Qur'an.
Wahai orang yang lalai terhadap makna Al-Qur'an dan hatinya berpaling,
Dan menentang ayat-ayat serta tidak memahami isinya!
Wahai yang sibuk dengan hal yang tidak bermanfaat baginya dan matanya tersilaukan oleh kesibukan!
Wahai yang berpaling dari merenungkan Al-Qur'an dan hatinya keras seperti batu!
Demi Allah, jika engkau melihatnya, tentu kelembutan-Nya akan menghilangkan segala kesibukan, namun engkau telah terperdaya oleh sesuatu yang akan segera lenyap darimu, wahai orang bodoh! Engkau akan segera kehilangan keuntungan dalam waktu singkat. Maka bangunlah sebelum maut datang menghampirimu. Aku khawatir engkau akan tetap berada dalam kelalaian dan tertipu oleh fatamorgana. Engkau telah mengikat janji dengan yakin, tetapi menunda-nunda dengan sia-sia.
Ketahuilah bahwa kehidupan ini akan berlalu, dan malam serta siang adalah kendaraan yang melaju cepat, membawa umurmu menuju kehancuran, sementara engkau dalam lautan kelalaian dan kesibukan yang sia-sia. Aku tidak melihat orang yang berpikiran sehat rela menyia-nyiakan siangnya tanpa faedah.
Engkau telah membiasakan diri untuk mengkaji Al-Qur’an di malam hari, menjaga kewajiban, dan melaksanakannya. Jika engkau bangun di tengah malam, maka dengarkanlah baik-baik bagaimana suara hati berbicara, bagaimana cinta semakin mendalam, dan betapa besarnya rasa takut serta harapan itu bertambah. Maka, menangislah karena takut kepada Allah agar api neraka menjadi haram bagimu.
Fasal
Allah Ta’ala berfirman:
"Dan katakanlah, ‘Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barang siapa yang ingin (beriman), hendaklah ia beriman, dan barang siapa yang ingin (kafir), biarlah ia kafir.’ Sesungguhnya Kami telah menyediakan bagi orang-orang zalim itu neraka yang gejolaknya mengepung mereka. Jika mereka meminta minum, mereka akan diberi air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan wajah. Itulah seburuk-buruk minuman dan tempat istirahat yang paling jelek." (QS. Al-Kahfi: 29)
Dan firman-Nya:
"Inilah neraka Jahanam yang dahulu kamu dustakan. Masuklah ke dalamnya, maka baik bersabar atau tidak, sama saja bagimu. Sesungguhnya kamu hanya diberi balasan atas apa yang telah kamu kerjakan." (QS. At-Tur: 14-16)
Ketahuilah bahwa Allah Ta’ala telah mengancam orang-orang yang menentang-Nya, mendurhakai-Nya, dan membangkang terhadap-Nya dengan neraka. Di dalamnya terdapat penderitaan, kehinaan, kesengsaraan, keburukan, dan kebinasaan. Maka Allah mengutus para rasul dan menurunkan kitab-kitab sebagai peringatan bagi manusia agar mereka menjauhi jalan yang menuju ke sana dan menghindari perbuatan-perbuatan yang membawa mereka kepadanya. Karena sesungguhnya neraka adalah tempat bagi segala keburukan. Dan telah tetap bahwa neraka adalah tempat dengan panas yang sangat dahsyat, siksaan, dan azab.
Neraka yang paling besar, di dalamnya terdapat gemuruh yang dahsyat dan suara gemeretak, serta penghuninya dipenuhi dengan rintihan dan ratapan. Doa mereka tidak dikabulkan, permohonan mereka tidak didengar, dan rahmat tidak tercurah kepada mereka. Sungguh, azab telah dipastikan atas mereka, kemurkaan Tuhan menimpa mereka, dan mereka berada dalam kerugian serta kebinasaan.
Diriwayatkan bahwa Nabi Muhammad ﷺ pernah berdoa: "Ya Allah, berikanlah kepadaku dua mata yang menangis karena takut kepada-Mu, hingga air matanya mengalir membasahi pipinya, sebelum akhirnya air mata itu mengering."
Diriwayatkan bahwa para sahabat bertanya kepada Rasulullah ﷺ: "Wahai Rasulullah, apakah yang dimaksud dengan lembah yang dalam?" Beliau menjawab: "Ia adalah lembah di dalam neraka Jahannam yang setiap hari dipenuhi dengan siksaan yang berat selama tujuh puluh ribu tahun." Para sahabat bertanya lagi: "Siapakah yang akan memasukinya, wahai Rasulullah?" Beliau menjawab: "Para pembaca Al-Qur’an yang mengabaikan ajarannya."
Dari Ibnu Mas'ud Radhiyallahuanhu, mengenai firman Allah Ta'ala: "Suara mereka tercekik di dalam neraka Jahannam," beliau berkata: "Di siang hari, neraka Jahannam bergejolak dengan dahsyat karena lapar."
Dari Abu Hurairah Radhiyallahuanhu, ia berkata bahwa Nabi ﷺ bersabda: "Seandainya ada seratus ribu orang atau lebih berada di dalam masjid ini, dan di antara mereka ada seseorang dari penghuni neraka yang bernapas, niscaya panasnya akan membakar seluruh mereka." (Diriwayatkan oleh Abu Ya’la dan Al-Bazzar).
Dari Anas Radhiyallahuanhu, Rasulullah ﷺ bersabda:
"Seandainya bara api dari neraka Jahannam sebesar biji gandum dilemparkan ke dunia, niscaya panasnya akan membakar antara timur dan barat. Seandainya percikan dari panas neraka itu menyentuh bumi, niscaya ia akan mendidih seperti air panas yang mendidih."
Dari Atha' bin Yasar, ia berkata: "Az-Zamil adalah lembah di dalam neraka Jahannam. Seandainya gunung-gunung dilewatkan di dalamnya, niscaya gunung-gunung itu akan hancur lebur karena panasnya."
Mereka akan digiring ke dalam neraka Jahannam dalam keadaan haus yang sangat, dengan raut wajah yang muram dan terhina.
Wajah-wajah menjadi muram karena penuh kesedihan dan duka, menangis dalam kepedihan dan air mata mengalir deras. Mereka berlindung kepada Allah dari pedihnya azab-Nya, memohon ampunan dan keselamatan. Sungguh, Dia Maha Pemurah lagi Maha Memberi.
Dikatakan:
"Mereka melarikan diri tanpa pakaian,
berjalan menuju tempat yang berpasir dan berbatu.
Mereka mendatangi air dengan langkah cepat,
lalu menyeberanginya dengan rakit,
berlayar di lautan badai
dan akhirnya mencapai pantai yang selamat.
Di sana mereka menemukan kedamaian,
berbaring nyaman di bawah naungan,
mendapatkan nikmat yang tak mereka duga,
terhindar dari kesulitan dan penderitaan."
Diriwayatkan dari Ibnu Umar, bahwa Nabi ﷺ pernah berkhutbah, beliau bersabda:
"Janganlah kalian melupakan dua kenikmatan—kenikmatan surga dan neraka."
Kemudian beliau menangis hingga air mata mengalir di janggutnya, lalu bersabda:
"Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, jika kalian mengetahui apa yang aku ketahui tentang urusan akhirat, niscaya kalian akan lebih banyak menangis daripada tertawa dan kalian tidak akan merasakan ketenangan."
Diriwayatkan oleh Abu Ya’la, bahwa Ibrahim bin Adham pernah berkata kepada seseorang:
"Wahai saudaraku, apakah engkau ingin menjadi wali Allah dan dicintai oleh-Nya?"
Orang itu menjawab, "Ya."
Ibrahim berkata: *"Tinggalkan dunia dan hadapkan dirimu kepada-Nya. Maka Dia akan menerima hatimu dan memperhatikanmu dengan wajah-Nya.
Sesungguhnya telah sampai kepadaku bahwa Allah Ta'ala pernah mewahyukan kepada Nabi Yahya bin Zakariya ‘alaihimassalam:
'Wahai Yahya, Aku telah menetapkan bagi Diri-Ku bahwa siapa pun dari makhluk-Ku yang mencintai-Ku—dan Aku mengetahui niatnya—maka Aku akan menjadi pendengarannya yang dengannya ia mendengar, Aku akan menjadi penglihatannya yang dengannya ia melihat, dan Aku akan menjadi hatinya yang dengannya ia memahami. Jika ia telah mencapai keadaan demikian, maka Aku akan membuatnya membenci segala sesuatu yang melalaikannya dari-Ku, Aku akan terus-menerus menghidupkan pikirannya, Aku akan membuatnya kehausan di siang hari dan membuatnya terjaga di malam hari.
Setiap hari, ia akan memandang kepada-Ku tujuh puluh kali, dan Aku melihat bahwa hatinya sibuk dengan-Ku, maka Aku akan menambah cintaku kepadanya, Aku akan memenuhi hatinya dengan cahaya hingga ia melihat dengan cahaya-Ku. Wahai Yahya, Aku akan menjadi tempat ketenangan dan ketenteramannya, Aku akan menjadi sahabatnya. Demi keagungan dan kemuliaan-Ku, Aku akan membangkitkannya dalam keadaan yang membuat para manusia dan rasul terpesona.'
Kemudian, terdengar seruan yang menyeru: 'Inilah kekasih Allah Ta'ala dan orang pilihan-Nya, yang telah Dia panggil untuk mengunjungi-Nya.'
Maka ketika hijab tersingkap, Nabi Yahya ‘alaihis salam menjerit dengan jeritan yang keras hingga ia tidak sadarkan diri selama tiga hari. Ketika ia tersadar, ia berkata:
"Siapa yang tidak ridha menjadikan-Mu sebagai sahabat, maka kepada siapa lagi ia akan ridha? Bagaimana mungkin aku berteman dengan makhluk-Mu, sedangkan Engkau telah mengundangku untuk bersahabat dengan-Mu?"
Wahai orang yang terjerumus dalam kekeruhan dan keterasingan!
Wahai orang yang diharamkan dari kelezatan pertemuan dan kasih sayang!
Apakah engkau lebih memilih sumber yang keruh daripada yang jernih?
Apakah engkau lebih memilih pohon berduri daripada pohon yang berbuah?
Apakah engkau rela dengan kesengsaraan sebagai ganti dari kebahagiaan?
"Apakah kehidupan dunia lebih baik daripada kehidupan akhirat?"
Tidaklah kehidupan dunia melainkan kesenangan yang menipu.
Apakah sama orang yang mencari akhirat dengan orang yang condong kepada dunia?
Apakah sama orang yang berilmu dengan orang yang bodoh?
Apakah sama orang yang berpegang teguh dengan orang yang lalai?
Apakah sama orang yang hadir dengan orang yang tidak hadir?
Apakah sama orang yang ingat dengan orang yang lalai?
Apakah sama orang yang dekat dengan orang yang jauh?
Apakah sama orang yang mencintai dengan orang yang membenci?
Apakah sama orang yang mengenali dirinya dengan orang yang tidak mengenali dirinya?
Apakah sama orang yang hatinya bersedih karena perpisahan dan rindu dengan orang yang hatinya sibuk dengan selainnya?
Apakah sama orang yang berada dalam kemah perjumpaan dengan orang yang berada dalam penjara keterputusan?
Apakah sama orang yang terikat dengan belenggu kehinaan dan dicap dengan cap keterasingan dengan orang yang berada dalam kebahagiaan dan kelezatan?
Apakah sama orang yang berada dalam taman keridaan, yang cahaya-cahaya iman tampak padanya, dengan orang yang tidak memiliki bagian darinya?
Apakah sama orang yang Kami teguhkan keimanannya dan kepercayaannya dengan orang yang Kami biarkan begitu saja?
Apakah sama orang yang memohon ampunan dengan orang yang tidak meminta penghapusan dosa?
Apakah sama orang yang hatinya menerima dengan orang yang berpaling?
Maka demikianlah, keadaan orang-orang yang takut kepada neraka begitu beragam, dan hati mereka hampir terpotong karena takut kepada Allah.
Sebagaimana diceritakan bahwa ada seorang lelaki dari kalangan ahli ibadah melewati pandai besi yang sedang membakar besi di perapian, lalu ia melihatnya, menangis, dan tersedak hingga meninggal karena tersedaknya itu. Maka semoga rahmat Allah tercurah kepadanya.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas dalam firman Allah:
"Dan ketika Kami ambil mereka dengan azab yang berat."
Ia berkata: "Yaitu sebuah duri yang besar dimasukkan dalam tenggorokan seseorang yang menyebabkan tidak dapat masuk dan tidak dapat keluar."
Diriwayatkan bahwa mereka akan diberi minum cairan panas yang sangat mendidih, sehingga jika menyentuh telinga seseorang, wajahnya akan terbakar, kepalanya melepuh, dan ubun-ubunnya meletus. Jika ia meminumnya, isi perutnya akan meleleh hingga keluar dari duburnya.
Diriwayatkan bahwa pezina pada hari kiamat akan bersaksi atas dirinya sendiri, dan demikian pula anggota tubuhnya akan bersaksi atas apa yang telah diperbuatnya. Itu karena Allah akan menyiksanya atas dosa itu, kemudian anggota tubuhnya memberikan kesaksian terhadapnya atas apa yang telah dikerjakannya. Maka, kita memohon kepada Allah Ta’ala agar berlemah lembut kepada kita, merahmati kelemahan kita, tidak memperhitungkan kita dengan keadilan-Nya, menutupi aib kita, serta tidak mempermalukan kita pada hari kiamat dengan membuka catatan amal perbuatan kita. Sesungguhnya Dia adalah Zat yang Maha Pemurah di antara yang pemurah, dan yang paling mulia di antara yang mulia.
Ya Allah, kami memohon kepada-Mu dengan asma-Mu yang agung, wajah-Mu yang mulia, agar Engkau memasukkan kami ke dalam surga dan menyelamatkan kami dari neraka, karena Engkau adalah Dzat yang dikenal dengan kebaikan, kedermawanan, dan ampunan terhadap dosa-dosa.
Ya Allah, jadikanlah dalam hati kami cahaya yang dengannya kami mendapat petunjuk kepada-Mu, dan berilah kami perlindungan yang baik agar kami bertawakal kepada-Mu. Anugerahkanlah kepada kami manisnya kedekatan dengan-Mu di antara hamba-hamba-Mu. Karena sesungguhnya yang terhina adalah orang yang berpaling dari-Mu, dan yang berbahagia adalah orang yang mendekat kepada keagungan dan kebesaran-Mu. Adapun orang yang jauh dari-Mu dan sibuk dengan selain ketaatan kepada-Mu, maka ia telah tersesat.
Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami pada hari pembalasan. Ya Allah, ampunilah kami, orang tua kami, seluruh kaum Muslimin, baik yang masih hidup maupun yang telah wafat. Sesungguhnya Engkau Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar