MENGENAI KEUTAMAAN PUASA, BESARNYA PAHALA, DAN KEUTAMAAN MEMBACA AL-QUR'AN
Segala puji bagi Allah yang mengeluarkan para nabi dari kelalaian menuju kesadaran terhadap kehidupan akhirat. Dia menjelaskan kebahagiaan yang sejati kepada hati para kekasih-Nya, menyempurnakan mereka dengan keindahan, kemuliaan, kesucian, dan cahaya-Nya yang tidak akan pernah padam. Dia Yang Maha Esa dalam kemuliaan-Nya, Yang Maha Tinggi dalam keagungan-Nya, yang mengetahui segala sesuatu sebelum ia ada dan setelah ia ada, yang Maha Mengetahui segala sesuatu dengan kejelasan dan pemahaman yang sempurna.
Dia mengajarkan kepada para makhluk apa yang tidak mereka ketahui dan membimbing mereka menuju pengetahuan yang hakiki. Allah telah menjadikan jiwa setiap makhluk sebagai cerminan dari kebijaksanaan-Nya, sementara keindahan dunia adalah ujian bagi manusia untuk membuktikan keimanan dan ketakwaan mereka. Amal ibadah adalah sarana mendekatkan diri kepada Allah, sementara sifat-sifat tercela adalah perangkap hawa nafsu yang menyesatkan.
Allah Yang Maha Agung, Maha Mendengar, Maha Mengetahui, Maha Pengampun, Maha Penyayang, menerima taubat dari hamba-hamba-Nya yang kembali kepada-Nya dengan penuh ketundukan. Dia memuliakan mereka yang meminta ampunan dengan tulus, dan mengabulkan permohonan mereka yang berdoa dengan penuh harapan. Dialah yang kasih sayang-Nya meliputi semua makhluk, dan kemurahan-Nya tidak pernah berkurang.
Setiap malam adalah waktu yang dipenuhi dengan doa-doa, dan setiap saat adalah kesempatan bagi orang-orang yang ingin kembali kepada-Nya. Dia menghapus dosa-dosa mereka yang bertaubat dan mengampuni mereka yang menyesal atas perbuatan buruk mereka. Dia menjadikan sebagian waktu lebih utama daripada waktu yang lain, dan menjadikan hati manusia sebagai tempat perenungan, pengingat, dan pelajaran bagi mereka yang berpikir.
Allah telah menjadikan malam sebagai saat pengampunan, di mana pintu langit terbuka bagi mereka yang bersujud dalam doa. Maka, sungguh celaka bagi mereka yang dihalangi dari rahmat-Nya karena kesombongan mereka! Mereka telah menutup pintu ampunan bagi diri mereka sendiri dan memilih kesengsaraan atas diri mereka.
Aku memuji Allah atas segala nikmat yang telah Dia limpahkan kepada kita, nikmat yang sempurna dan menyeluruh.
Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Dialah Yang Maha Kekal, Maha Menciptakan segala sesuatu dari tiada. Aku juga bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, kekasih-Nya, yang diutus Allah kepada umat manusia sebagai rahmat dan petunjuk.
Allah mengutusnya untuk mengajarkan manusia jalan yang lurus dan menampakkan kepada mereka cahaya kebenaran. Dia membinasakan setan dengan hujjah yang kuat, menundukkan orang-orang kafir dengan mukjizatnya, dan menegakkan keadilan dalam segala urusan.
Maka, barang siapa yang mengikutinya, ia akan selamat, dan barang siapa yang berpaling darinya, ia akan tersesat. Semoga Allah menjadikan kita termasuk dalam golongan orang-orang yang mengikuti jalannya, dan memberi kita petunjuk menuju ridha-Nya.
Setiap malam adalah waktu untuk meraih cinta dan pengabulan doa serta penghapusan kesalahan. Allah menerima taubat orang yang kembali dari keburukan dosa, menghapus keburukan, dan mengangkat derajat di sisi-Nya. Dia dekat dengan hamba-Nya dan menjawab permohonan mereka. Dia mencintai para kekasih-Nya, maka mereka pun mencintai-Nya. Jika seorang hamba datang dengan hati yang penuh keikhlasan dan khusyuk, maka Allah akan menerimanya dengan kelembutan dan kasih sayang-Nya.
Allah tidak pernah menolak seorang hamba yang datang dengan penuh harapan. Dia menutupi aib para hamba yang mendekat kepada-Nya dan melindungi mereka dengan rahmat-Nya. Orang-orang yang menangis karena takut kepada-Nya akan dihibur dengan kelembutan-Nya. Barang siapa yang tersesat lalu kembali, Allah akan mengampuninya. Tidak ada yang lebih menyakitkan bagi seorang hamba selain dijauhkan dari rahmat-Nya.
Aku memuji Allah atas segala nikmat-Nya yang luas, yang telah mengutus Rasul-Nya untuk membimbing umat menuju cahaya. Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah, Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya, yang memiliki kekuasaan abadi. Aku juga bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, serta kekasih yang diutus dengan rahmat dan petunjuk. Allah mengutusnya untuk membimbing manusia menuju cahaya Islam, mengajarkan mereka hukum-hukum yang jelas, serta memperlihatkan tanda-tanda kebesaran-Nya.
Allah telah menerangkan hukum-hukum syariat yang jelas dan menghapus kebatilan. Rasulullah telah menunjukkan jalan kebenaran dan membimbing umat agar tidak tersesat. Allah telah menyempurnakan agama-Nya dan menyempurnakan nikmat-Nya kepada kaum mukmin.
Allah berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
"Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."
(QS. Al-Baqarah: 183)
Ketahuilah bahwa Allah telah mewajibkan puasa di bulan Ramadan, dan telah menetapkan hukumnya dengan jelas. Puasa adalah ibadah yang memiliki pahala yang besar dan keutamaan yang sangat banyak.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah ﷺ pernah mengutus Abu Musa dalam sebuah ekspedisi di laut. Ketika mereka berlayar, tiba-tiba muncul badai di malam hari yang sangat gelap. Saat itu, mereka mendengar suara yang menyeru:
"Wahai ahli kapal, sampaikanlah kepadaku hukum Allah yang telah Allah tetapkan atas dirinya!"
Maka Abu Musa berkata:
"Sampaikanlah jika engkau mengetahui sesuatu!"
Abu Musa meriwayatkan: Telah mengabarkan kepada kami Mughirah, ia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda:
"Sesungguhnya Allah Yang Maha Suci dan Maha Tinggi telah menetapkan atas diri-Nya bahwa barang siapa yang membuat dirinya kehausan di hari yang sangat panas, maka Allah akan memberikan minum kepadanya pada hari yang sangat dahaga (Hari Kiamat)."
(Diriwayatkan oleh Al-Bazzar dengan sanad yang hasan).
Dan dari Waki’ bin Ad-Dahhak, ia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda:
"Sesungguhnya Allah telah menetapkan atas diri-Nya bahwa barang siapa yang mengagungkan hak Allah di hari yang sangat panas, maka sudah seharusnya bagi Allah untuk melihatnya pada Hari Kiamat."
Ia berkata: Dulu, Abu Musa Al-Asy’ari memilih waktu tidur siang pada musim panas yang sangat terik, yang hampir saja membakar tubuh manusia, untuk berpuasa dan melaksanakan ibadah.
Dan dianjurkan bagi orang yang berpuasa agar senantiasa menyibukkan diri dengan membaca Al-Qur’an agar ia mendapatkan kemuliaan waktu.
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan selainnya dari Abdullah bin ‘Amr رضي الله عنه, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
"Puasa dan Al-Qur’an akan memberikan syafaat kepada seorang hamba pada Hari Kiamat. Puasa berkata: ‘Wahai Rabb-ku, aku telah menghalanginya dari makan dan syahwatnya di siang hari, maka berikanlah syafaat kepadanya.’ Dan Al-Qur’an berkata: ‘Aku telah menghalanginya dari tidur di malam hari, maka berikanlah syafaat kepadanya.’”
Beliau bersabda: "Maka keduanya pun memberikan syafaat kepadanya."
Rasulullah ﷺ juga bersabda:
"Al-Qur’an bisa menjadi pembelamu atau malah menuntutmu."
Dan disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah رضي الله عنه dalam Shahihain (Shahih Al-Bukhari dan Shahih Muslim) bahwa Nabi ﷺ bersabda:
"Setiap amal anak Adam adalah untuknya kecuali puasa, karena sesungguhnya puasa itu untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan memberikan balasannya. Ia meninggalkan makan dan syahwatnya karena-Ku. Bagi orang yang berpuasa ada dua kebahagiaan: kebahagiaan saat berbuka dan kebahagiaan saat berjumpa dengan Rabb-nya. Dan sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada aroma kasturi."
Sabda Rasulullah ﷺ yang berbunyi: "Puasa itu untuk-Ku dan Aku yang akan memberikan balasannya," memiliki dua makna:
- Puasa adalah meninggalkan segala keinginan dan kesenangan jiwa yang merupakan kebiasaan aslinya.
- Puasa merupakan ibadah yang hanya ditujukan untuk Allah semata, dan tidak ada ibadah lain yang setara dengannya dalam hal ini. Yang dibuat sebagai tanda bagi hamba-hamba-Nya kepada Allah, dan tidak ditemukan hal yang serupa dalam ibadah lainnya selain puasa. Tidak ditemukan hal yang serupa dalam ihram, karena ihram melarang seseorang dari hubungan suami istri dan wewangian tetapi tidak melarang makanan dan minuman di waktu selainnya. Adapun salat, maka ia adalah ibadah yang melarang dari seluruh kesenangan, tetapi hanya dalam waktu yang pendek. Maka seorang yang salat tidak menemukan kesulitan dalam menahan diri dari makanan dan minuman dalam salatnya, dan ia tidak butuh untuk mengikat dirinya agar tidak makan di hadapan hidangan makanan dan air ketika ia sedang sangat lapar dan haus. Diriwayatkan bahwa Ibnuz-Zubair ketika salat, ia seperti sebatang kayu karena khusyuknya.
Adapun keistimewaan puasa, maka ia adalah menahan diri dari semua syahwat dalam waktu yang panjang, terutama di siang hari yang panas dan terik.
Sebagian salaf berkata, "Pahala puasa lebih besar bagi orang yang meninggalkan syahwat yang ada di hadapannya demi suatu kenikmatan yang masih ghaib yang belum ia lihat." Inilah maksud dari firman Allah, "Ia meninggalkan makanannya, minumannya, dan syahwatnya karena-Ku."
Ketika seorang hamba mengetahui bahwa meninggalkan syahwat dalam puasanya adalah untuk mendapatkan ridha Tuhannya, maka ia pun lebih mendahulukan ridha Tuhannya daripada hawa nafsunya. Oleh karena itu, jika ia minum karena lupa ketika sedang berpuasa di bulan Ramadan, maka Allah yang memberinya minuman tersebut, dan ia tetap mendapatkan pahala puasanya.
Disebutkan dalam al-Futuh al-Makkiyah, seorang ulama ditanya: "Kapan seseorang mencapai derajat tertinggi dalam ibadah?" Ia menjawab: "Ketika ia membenci segala sesuatu yang dibenci Allah."
Dikatakan pula, "Bukanlah tanda cinta yang sejati jika engkau masih menyukai sesuatu yang dibenci oleh kekasihmu."
Maka orang yang beriman meninggalkan segala syahwat yang ada di tangannya ketika ia mengetahui bahwa Allah membenci hal tersebut, maka ia pun mendahulukan ridha Tuhannya atas hawa nafsunya. Dan mungkin ia pun akhirnya membenci semua yang dibenci oleh Allah dan menjauhinya, bahkan jika sesuatu itu sesuai dengan hawa nafsunya.
Sebagaimana dikatakan:
"Engkau mencintainya, maka engkau menaati perintahnya,
Karena seorang yang mencintai pasti taat kepada yang dicintainya."
Dan engkau di sisiku seperti jiwaku, bahkan engkau lebih dicintai darinya.
Hasratku datang dari hasratmu, mengapa aku tidak mencintaimu?
Bab kedua:
Puasa adalah rahasia antara hamba dan Tuhannya, yang tidak dapat dilihat oleh siapa pun selain Allah. Allah Ta’ala mencari dari hamba-hamba-Nya mereka yang menyembunyikan ibadah mereka. Ahli cinta selalu menyembunyikan rahasia cintanya, begitu pula seorang hamba yang beribadah dengan rahasia, tidak diketahui oleh malaikat pencatat.
Allah Ta’ala berfirman setelah mengungkapkan beberapa rahasia mereka:
"Sesungguhnya kehidupan menjadi indah ketika didasarkan pada hubungan yang dibangun di atas rahasia." Kemudian, seseorang yang berdoa agar dirinya dimatikan dengan kematian, maka ia telah mati.
Syaitan telah menyesatkan sebagian hamba-Nya dengan mencintai dunia dan menghiasinya dalam hati mereka.
Namun, Allah memilih hamba-hamba-Nya yang mencintai-Nya dan menjadikan mereka merendahkan dunia, menyingkap kebutaan mereka dari ketamakan, serta memberikan mereka keberanian dan ketenangan dalam menghadapi kesulitan. Mereka melayani Tuhan mereka dengan tulus dan mencari keridhaan-Nya dalam kerelaan dan kesabaran.
Sebuah kaum telah tenggelam dalam cinta kepada-Nya.
Maka mereka berbangga dengan-Nya, dan Dia meridai mereka.
Jika malam telah turun, mereka berdiri dengan bahagia dan teguh.
Mereka mengingat-Nya dalam kesunyian, menangis di waktu sahur.
Bersujud di atas alas mereka, dan duduk di antara kuburan dan reruntuhan.
Tangisan mereka dalam ketundukan yang mendalam, menikmati kebersamaan dengan Sang Kekasih dalam kedamaian.
Bab tentang sifat bangunan surga, istana, tanah, dan dindingnya
Allah Ta’ala berfirman:
"Akan ada bagi kalian pasangan-pasangan yang disucikan, dan kalian akan tinggal di dalamnya selamanya." (QS. Al-Baqarah: 25)
Dan Dia juga berfirman:
"Tetapi orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya, bagi mereka surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai." (QS. Al-Imran: 198)
روى النَّسَائِيُّ عن ابنِ عبَّاسٍ رضي الله عنهما قال: قالَ رسولُ اللَّه ﷺ: "إِنَّ في الجنَّةِ شجرةً، فإذا كانَ ساكنُها فيها لم يَحف علَيهِ ما خُلِقَها، وإذا كانَ خَلقُها لم يَحف علَيهِ ما فيها." قيلَ: لِمَنْ هيَ يا رسولَ اللَّه؟ قالَ: "لِمَنْ أطابَ الكلامَ، وأطعمَ الطَّعامَ، وأفشَى السَّلامَ، وصلَّى والنَّاسُ نيامٌ."
قيلَ: وما طيبُ الكلامِ؟ قالَ: "سُبْحانَ اللَّهِ، والحمدُ للَّهِ، ولا إلهَ إلَّا اللَّهُ، واللَّهُ أَكبرُ."
قيلَ: وما وصَالُ الصِّيامِ؟ قالَ: "مَن صامَ شهرَ رمضانَ، ثمَّ أَدرَكَ شهرَ رمضانَ فصامهُ."
قيلَ: وما إطعامُ الطَّعامِ؟ قالَ: "مَن نَالت عِيالَهُ، وأطعمهُم."
قيلَ: وما إفشاءُ السَّلامِ؟ قالَ: "مُصافَحةُ أَخِيكَ وتحيَّتُهُ."
قيلَ: وما الصَّلاةُ والنَّاسُ نيامٌ؟ قالَ: "صلاةُ العِشاءِ الأخيرةُ."
Diriwayatkan oleh al-Nasai dari Ibnu Abbas Radhiyallahu anhuma, ia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda:
"Sesungguhnya di dalam surga terdapat sebuah pohon yang jika seseorang berada di dalamnya, ia tidak akan mengalami kekurangan apapun. Jika pohon itu diciptakan, maka segala yang ada di dalamnya tetap utuh."
Lalu ditanyakan: "Untuk siapa pohon itu, wahai Rasulullah?"
Beliau menjawab: "Bagi orang yang berbicara dengan baik, memberi makan, menyebarkan salam, dan shalat ketika manusia sedang tidur."
Ditanyakan lagi: "Apa itu perkataan yang baik?"
Beliau menjawab: "Subhanallah, walhamdulillah, wa la ilaha illa Allah, wa Allahu Akbar."
Ditanyakan: "Apa itu puasa yang berkesinambungan?"
Beliau menjawab: "Siapa yang berpuasa di bulan Ramadan, kemudian bertemu bulan Ramadan berikutnya dan tetap berpuasa."
Ditanyakan: "Apa itu memberi makan?"
Beliau menjawab: "Memberi makan keluarganya dan orang-orang di sekitarnya."
Ditanyakan: "Apa itu menyebarkan salam?"
Beliau menjawab: "Bersalaman dengan saudaramu dan memberi salam kepadanya."
Ditanyakan: "Apa itu shalat saat manusia tidur?"
Beliau menjawab: "Shalat Isya yang terakhir."
وعن أبي هُريرةَ رضي الله عنه قالَ: قلنا: يا رسولَ اللَّهِ حدِّثنا عنِ الجنَّةِ، ما بناؤها؟ قالَ: "لَبِنَةٌ ذهبٌ ولَبِنَةٌ فِضَّةٌ، ومِلاطُها المِسكُ، وحصباؤُها اللُّؤلؤُ والزَّبَرْجَدُ، وتُرابُها الزَّعفَرانُ، مَن يَدخلُها يَنعَمُ لا يَيْأَسُ، ويَخْلُدُ لا يَموتُ، لا تَبْلى ثِيابُهُم، ولا يَفْنى شَبابُهُم، إشارةٌ إلى بَقاءِ الجَنَّةِ وبَقاءِ جميعِ ما فيها مِنَ النَّعيمِ، وأنَّ صِفَاتِ أهلِها الكامِلَةِ مِنَ الشَّبابِ لا يَتَغَيَّرُ أَبَدًا، ومَلابِسُهُمُ الَّتي ...
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, ia berkata:
Kami berkata: "Wahai Rasulullah, ceritakanlah kepada kami tentang surga, bagaimana bangunannya?"
Beliau bersabda: "Batu batanya dari emas dan perak, adonannya dari misik yang harum, kerikilnya dari mutiara dan zamrud, serta tanahnya dari za'faran. Siapa yang memasukinya akan menikmati kenikmatan tanpa kesedihan, kekal tanpa kematian, pakaiannya tidak akan usang, dan masa mudanya tidak akan sirna selamanya." (Diriwayatkan oleh Ahmad dan lainnya).
Ibnu Abi Dunya meriwayatkan dari Anas radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda,
"Allah menciptakan surga ‘Adn dengan tangan-Nya. Ia memiliki sebuah istana dari mutiara putih, sebuah istana dari yaqut merah, dan sebuah istana dari zamrud hijau. Mortarnya dari misik, tanahnya dari za'faran, dan pasirnya dari mutiara dan yaqut. Surga itu berkata: 'Aku adalah tempat bagi orang-orang yang beriman.' Maka Allah Azza wa Jalla berfirman: 'Engkau haram bagi orang-orang yang bakhil.' Kemudian Rasulullah ﷺ membaca ayat: Dan barang siapa yang dijauhkan dari kekikiran dirinya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung. (QS. Al-Hashr: 9)."
Dalam sabdanya:
Barang siapa yang memasukinya akan merasakan kenikmatan dan tidak akan pernah merasa susah... menunjukkan bahwa kehidupan di dalam surga adalah kekal, kenikmatannya abadi, penghuninya tidak akan mati, pakaian mereka tidak akan usang, dan usia muda mereka tidak akan berubah selama nya.
Mereka adalah pemuda yang tidak akan pernah menua, dan Al-Qur'an telah menunjukkan hal ini dalam beberapa ayat, seperti firman Allah: "Dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan, penuh cinta dan sebaya usianya." (QS. Al-Waqi’ah: 36-37).
Dan firman-Nya: "Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda." (QS. Al-Insan: 19).
Ketika Nabi ﷺ menyebutkan surga, beliau sering menggambarkan keindahannya, dan menyebut bahwa di sana tidak ada keletihan, kepedihan, atau kematian. Jika seseorang dalam keadaan gembira, maka kegembiraannya tidak akan pudar. Jika ia tersenyum, maka senyum itu akan abadi. Jika ia sedikit bersedih, maka kesedihannya akan hilang selamanya. Inilah bentuk perbandingan antara dunia yang fana dan akhirat yang kekal, sebagaimana disebutkan dalam kitab-kitab yang menjelaskannya.
Saudara-saudaraku, di surga terdapat mata air yang memancar bagi orang yang menangis karena takut kepada Allah. Mata air itu sangat jernih di dalam tenda-tenda surga. Ia juga diperuntukkan bagi orang yang menjaga dirinya dari maksiat, bagi orang yang menghindari kezaliman, bagi orang yang mengutamakan kehidupan akhirat daripada dunia, dan bagi orang yang berpuasa dengan penuh keikhlasan.
Di surga terdapat sungai susu bagi orang yang menjaga kesucian diri, sungai anggur yang tidak memabukkan bagi orang yang selalu dalam keadaan suci, dan sungai madu yang murni bagi orang yang mengikuti sunnah Nabi ﷺ.
Wahai orang yang tertipu oleh dunia, jauhilah kelalaian dan kelambanan! Apakah engkau memilih tanganmu tetap dalam kemaksiatan, ataukah engkau menjual duniamu demi kesenangan sesaat? Ataukah engkau termasuk dalam barisan para mujahidin di jalan Allah yang mengorbankan harta dan jiwa mereka demi ridha-Nya? Engkau telah merugi, demi Allah, jika memilih yang pertama, tetapi sungguh beruntung jika memilih yang kedua. Namun, tidakkah engkau mendengar firman Allah:
"Apakah orang yang buta dan orang yang melihat itu sama? Ataukah kegelapan dan cahaya itu sama?"
Sebait syair:
"Dengan menyebut-Mu, wahai Pemilik kebijaksanaan yang membalas (perbuatan), telah celaka suatu kaum yang berpaling dari jalan-Mu karena mereka telah tertipu."
_"Kami bersaksi bahwa ilmu-Mu luas, Engkau melihat apa yang tersembunyi di dalam hati, dan Engkau mengetahui bahwa kami memikul dosa yang besar. Maka ampunilah semua dosa kami, wahai Tuhan, dan bersihkan hati kami.
Jika seorang hamba benar-benar berada dalam kehinaan, apakah si kecil mampu berbicara di hadapan-Mu? Tetapi Engkaulah yang memuliakan orang yang rendah dan memberikan penghormatan.
Engkaulah yang memiliki keindahan dan kemurahan hati, Engkau mengarahkan mereka yang Engkau kehendaki. Bukankah Engkau telah membimbing suatu kaum hingga mereka menerima dan menyerah?
Maka Engkau berkata kepada mereka, ‘Berdirilah!’, lalu mereka bangkit dan bersujud kepada-Mu dengan tunduk, mereka selalu mengingat-Mu.
Engkau memandang mereka, maka mereka menjadi penuh kesadaran, Engkau memberikan kelembutan, lalu mereka menjadi sadar dari kelalaian mereka. Maka segala puji bagi-Mu atas apa yang Engkau anugerahkan.
Wahai Tuhan, Engkau adalah penolong kami ketika kami kehilangan arah. Jika harapan terputus, maka mengingat-Mu menjadi harapan, dan pintu-Mu menjadi tempat berlindung kami. Maka janganlah Engkau menutup wajah-Mu dari kami pada hari kiamat. Ampunilah kami, maafkanlah kesalahan kami, dan berikanlah kami tempat yang aman pada hari perjumpaan dengan-Mu.
Kami adalah hamba-hamba-Mu yang telah Engkau beri kehidupan, maka janganlah Engkau membiarkan kami dalam kebingungan. Berilah kami ketetapan hati agar kami tidak berpaling dari-Mu, dan berikanlah kami kasih sayang-Mu.
Ya Allah, wahai Dzat yang tidak tertutupi oleh bahasa, yang tidak menyusahkan hamba dengan suara-suara, yang tidak membuat sulit bagi orang-orang yang memohon. Jadikanlah tempat kami di surga, dan jauhkan kami dari penderitaan dan siksa.
Bebaskan kami dari api neraka dan segala hukuman yang ada di dalamnya. Wahai Penghibur bagi orang-orang yang hancur, ampunilah kami, orang tua kami, dan seluruh kaum Muslimin, baik yang masih hidup maupun yang telah tiada, dengan kasih sayang-Mu, wahai Tuhan Yang Maha Penyayang."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar