Selasa, 21 Oktober 2014

MENYAMBUT TAHUN BARU

Alhamdulillah, was sholatu was salamu ala Rosulillah, wa ba`du;

Sesungguhnya siang dan malam menjadikan sesuatu yang jauh menjadi dekat, janji menjadi terwujud, dan seorang mukmin berada diantara dua kekawatiran, waktu yang terlewatkan yang ia tidak tahu apa balasan Allah terhadap diri nya, dan waktu yang tersisa yang ia tidak tahu takdir apa yang akan menghampiri nya, dan disetiap permulaan tahun di hamparkan kepada nya lembaran lembaran baru, apa yang seharusnya ia goreskan, sedangkan ajal mengintai dihadapan nya.

Dengan bertambahnya umur, berlalunya waktu sepantasnya seseorang untuk memperhitungkan dirinya, meminta apun atas segala dosanya, kembali kejalan Tuhannya, mengkalkulasi amalan amalan nya, apakah semakin bertambah kebaikannya, berkurang dosa dosanya, dan seorang manusia berada diatas petunjuk selagi mau mengkoreksi dirinya dan mengekang keinginan hawa nafsu nya.

Al Hasan Al Basri berkata, " Sesungguhnya manusia yang paling mudah hisabnya pada hari kiamat mereka adalah orang orang yang mau bermuhasabah tatkala ia didunia ini, sehingga ia mengkoreksi segala amal nya, jikalau ia hendak berbuat sesuatu hanya karena Allah, maka ia melanjutkan, jikalau berbuat bukan karena Allah maka ia berhenti, sesungguhnya orang yang berat hisab nya hari kiamat adalah orang yang berbuat sesuatu tanpa perhitungan, tanpa muhasabah, maka ia akan bertemu Allah dengan segala sesuatu terhitung tanpa terlewatkan sebutir debu pun".

Sesungguhnya hakikat umur manusia tidak terlepas dari hitungan tahun, dan hitungan tahun bukankah tersusun dari hitungan hari, dan hitungan hari bukankah dari hembusan nafas yang segera akan berlalu, sedangkan kejadian alam silih berganti sesuai takdir Ilahi, betapa banyak kawasan yang tadinya makmur menjadi hancur, seorang anak Adam di pagi hari dalam keadaan sehat dan sore hari terbujur kaku......

Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda, " Tidaklah dunia dibandingkan dengan kehidupan akhirat, kecuali selayaknya salah satu jari tangan kalian dimasukkan ke dalam lautan kemudian segera di angkat keatas, apa yang tersisa dari air laut tersebut di jari nya....? ".(HR. Muslim).

Dunia, sesungguhnya hidup didalamnya antara cercaan dan kesenangan tidak akan berlangsung lama, kejernihan nya akan segera berubah menjadi keruh, tidak akan mampu membedakan antara manis dan pahitnya kehidupan dunia kecuali orang yang mampu bermuhasabah, jikalau sekiranya tidak, maka kehidupannya akan dipenuhi dengan ratapan dan rintihan.

Sesungguhnya berubahnya waktu, datangnya ajal, terputusnya amalan dan angan~angan, dan segala kejadian dunia, merupakan  gambaran bahwa manusia ini sangatlah lemah, dan sangat bergantung kepada sang pencipta Allah Ta`ala.

Dunia dipenuhi dengan ujian dan cobaan, keletihan dan kesedihan,  kegundahan dan kesusahan, Allah Ta`ala berfirman, " Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah. Apakah manusia itu menyangka bahwa sekali-kali tiada seorangpun yang berkuasa atasnya? Dan mengatakan: "Aku telah menghabiskan harta yang banyak".  Apakah dia menyangka bahwa tiada seorangpun yang melihatnya? ". (QS. Al Balad 4~7).

Sesungguhnya segala kenikmatan dunia akan sirna, kesenangannya akan berubah menjadi bencana, kemuliaan nya segera berganti dengan hina, kebahagiaan nya dipenuhi dengan tangisan dan ratapan, keberhasilan nya harus ditebus dengan kepahitan, keletihan, dan perjuangan.

Dikatakan kepada sahabat Aly bin Abi Thalib, gambarkan kepadaku tentang keadaan dunia? maka ia berkata, " Orang yang sehat didalamnya tidak akan sehat selama nya, orang yang sakit didalamnya ia akan meratapi nasib nya, orang yang merindukan gemerlap nya akan merana, orang yang mengejar nya akan terfitnah, dalam perkara halal nya terdapat hisab, dan barangsiapa yang menerjang haram nya mendapatkan adzab ".

Allah Ta`ala berfirman, " Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.  Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar ". (QS. Al Hadid 20~21).

Seseorang yang faham akan kehidupan dunia ia tidak akan bangga dengan kesenangan yang ada pada nya, bersedih atas cobaan yang menimpa nya, dikarenakan sesungguhnya kebahagiaan hakiki adalah istiqomah dalam jalan yang lurus.

Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda, " Sekiranya dunia ini setara dengan sehelai sayap nyamuk disisi Allah Ta`ala, niscaya Allah tidak akan berikan kepada orang kafir untuk meneguk satu tegukkan dari air tawar ". (HR. Tirmidzi).

Dengan bergantinya tahun, mengingatkan kepada kita tentang cepatnya waktu berlalu, dan berkurangnya umur kita, dan dekatnya diri kita kepada kematian, gelap gulita nya liang kubur, sehingga imam Ibnu Jauzy berkata dalam suatu petuah nya, " Sesungguhnya sedikit orang tua yang meninggal dunia, dan betapa banyak anak muda yang telah mendahului kita, sehingga jarang dijumpai orang orang yang tua ".

Yahya ibnu Mua`dz berkata, " Orang yang cerdas adalah tiga golongan, yaitu orang yang senantiasa meninggalkan dunia sebelum dunia meninggalkan dirinya, dan orang yang mempersiapkan bekal dikubur nya sebelum ia dimasukkan kedalam nya, dan orang yang berusaha mencari keridhoan Tuhannya sebelum ia menghadap kepada Nya ".

Sesungguhnya orang yang menghendaki kehidupan akhirat ia akan memangkas angan~angan nya dengan mengingat kematian, memperbanyak menjenguk orang sakit, memandikan jenazah, dan menghantarkan ke liang kubur seraya memanjatkan doa dan ampunan kepada orang yang telah mendahului nya.

Allah Ta`ala berfirman, " Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik. Tidaklah sama penghuni-penghuni neraka dengan penghuni-penghuni jannah; penghuni-penghuni jannah itulah orang-orang yang beruntung ". (QS. Al Hasyr 18~20).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar