Minggu, 28 Mei 2017

KEWAJIBAN PUASA

Alhamdulillah, wassholatu wassalamu ala Rosulillah, wa ba'du : 

Sesungguhnya kewajiban berpuasa dibebankan kepada mereka kaum muslimin yang telah mukalaf (dewasa dan sehat akal) baik dari kaum lelaki atau wanita, dan dianjurkan bagi anak-anak laki atau perempuan yang telah mampu dan telah berumur tujuh tahun keatas untuk mengerjakan puasa, dan para walinya diperintahkan untuk menyuruh nya sebagaimana menyuruh untuk mengerjakan sholat. 

Dasar perbuatan ini adalah firman Allah Ta'ala : 

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ ﴿١٨٣﴾ أَيَّامًا مَّعْدُودَٰتٍ ۚ فَمَن كَانَ مِنكُم مَّرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۚ وَعَلَى ٱلَّذِينَ يُطِيقُونَهُۥ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ ۖ فَمَن تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَّهُۥ ۚ وَأَن تَصُومُوا۟ خَيْرٌ لَّكُمْ ۖ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ ﴿١٨٤﴾ شَهْرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِىٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلْقُرْءَانُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَٰتٍ مِّنَ ٱلْهُدَىٰ وَٱلْفُرْقَانِ ۚ فَمَن شَهِدَ مِنكُمُ ٱلشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۖ وَمَن كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۗ يُرِيدُ ٱللَّهُ بِكُمُ ٱلْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ ٱلْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا۟ ٱلْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا۟ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَىٰكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ ﴿١٨٥﴾

●"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa".
●"(yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui."
●"(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur." (Q.S. Al-Baqorah :183 - 185)
 
Rosulullah Sallallahu alaihi wa sallam bersabda :  

بُنِيَ الإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ شَهَادَةِ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ ، وَإِقَامِ الصَّلاَةِ ، وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ ، وَالْحَجِّ ، وَصَوْمِ رَمَضَانَ

“Islam dibangun di atas lima pondasi: Syahadat Lâ Ilâha Illallâh wa Anna Muhammadan ‘Abduhu wa Rasûluhu, mendirikan shalat, me­ngeluarkan zakat, berhaji ke Rumah Allah, dan berpuasa Ramadhan.”

Dan asal kewajiban berpuasa adalah menyertakan niat ketika malam hari bagi setiap mukalaf dari kaum muslimin dan pagi nya berpuasa kecuali mereka yang mendapatkan keringanan dari orang-orang yang sakit dan orang-orang yang sedang bepergian dan semisalnya. 

Adapun orang-orang yang tidak mengetahui masuknya bulan Ramadhan kecuali setelah munculnya  fajar maka ia harus menahan makan dan minum pada siang hari tersebut karena berdasarkan keharaman makan dan minum siang ramadan, dan ia juga berkewajiban mengganti berpuasa di waktu lainnya karena ia tidak berniat puasa pada malam nya. 

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : 

مَنْ لَمْ يُبيت الصِّيَامَ قَبْلَ الْفَجْرِ فَلاَ صِيَامَ لَهُ

“Barangsiapa siapa yang tidak menyertakan niat puasa sebelum fajar, maka puasanya tidak sah.” ( HR. Ad-Daaruquthni )

Kewajiban menjalankan puasa ramadan ini hendaknya didasarkan semata-mata mencari pahala disisi Allah Ta'ala, bukan karena riya atau ingin dipandang manusia atau sum'ah yaitu didengar oleh manusia atau mencari pujian mereka, atau sekedar ikut manusia atau keluarga atau masyarakat yang sedang menunaikan ibadah puasa, namun hendaknya yang menjadi pendorong berpuasa adalah keimanan, yaitu Allah Ta'ala telah memfardhukan nya, demikian juga yang menjadi pendorong untuk mengerjakan sholat malam adalah keimanan dan semata mencari pahala Allah Ta'ala, bukan karena sebab lainnya. 

Nabi Sallallahu alaihi wa sallam bersabda:  

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ ومن قام رمضان إيمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه وَمَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

 “Barangsiapa berpuasa Ramadhan dengan keimanan (kepada Allah) dan mengharap pahala maka akan diampuni dosa-dosanya yang terdahulu, dan barangsiapa yang mengerjakan sholat malam dengan keimanan dan mengharap pahala maka akan diampuni dosa-dosanya yang terdahulu,  dan barangsiapa yang menegakkan Lailatul Qadr dengan keimanan (kepada Allah) dan mengharap pahala maka akan diampuni dosa-dosanya yang terdahulu .” ( HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Maka seyogyanya kita semua bertakwa kepada Allah Ta'ala dan mengagungkan perintah-perintah dan larangan Nya, dan bersegera untuk bertaubat dari segala bentuk dosa, dan bersandar serta bertawakkal hanya kepada Allah Ta'ala, Dia adalah Dzat Yang Pencipta segala makhluk dan Dzat Pemberian rizki, seluruh makhluk dalam genggaman Allah Ta'ala, tidak ada yang memiliki manfaat atau mudhorot, kehidupan atau kematian kecuali hanya di Tangan Allah Ta'ala, tunaikan hak-hak Allah Ta'ala dan Rasul-Nya dan dahulukan atas hak-hak lainnya, dan tunaikanlah amar makruf nahi mungkar dan berprasangka baiklah kepada Allah Ta'ala dan perbanyak lah berdzikir dan beristighfar kepada Allah Ta'ala, tolong menolong lah dalam kebajikan dan ketakwaan dan jangan bekerjasama dalam keburukan dan dosa, dan ajarkan kebajikan kepada orang-orang yang tidak faham dan perintahkan untuk menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan Nya, jalinlah cinta kasih karena Allah dan benci karena Allah, cintailah kekasih Allah dan musuilah musuh-musuh Allah, dan hendaklah bersabar dan mewasiatkan untuk saling bersabar hingga berjumpa Allah Ta'ala di surga Nya, dan semoga Allah Ta'ala senantiasa melimpahkan taufiq dan hidayah kepada kita semua dan melindungi serta menjauhkan keburukan jiwa jiwa dan perbuatan kita, dan memberikan petunjuk kepada pemimpin pemimpin kita dan membawa kepada jalan keridhoan, sesungguhnya Dia adalah Dzat Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan semoga sholawat dan salam terlimpahkan kepada Nabi kita Muhammad shallallahu alaihi wa sallam. 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar