ISLAM ADALAH AGAMA PERDAMAIAN
“الإسلام دين السلام”
karya Syaikh Mahir al-Mu‘aiqili.
🕌
Khutbah Pertama
Segala puji bagi Allah, Raja, Maha Suci, Maha Sejahtera; Dia meninggikan langit tanpa tiang, dan Dia hamparkan bumi bagi manusia. Aku memuji-Nya, mensyukuri-Nya, bertaubat kepada-Nya, dan memohon ampun kepada-Nya—Dzat Yang mengampuni dosa, menerima taubat, dan sangat keras hukuman-Nya.
Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah selain Allah, tiada sekutu bagi-Nya—persaksian yang mengantarkan kita ke Darus-Salam (Surga). Dan aku bersaksi bahwa Nabi kita Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, penutup para nabi dan pemuka manusia. Shalawat dan salam semoga tercurah kepadanya, kepada keluarga, sahabat, tabi‘in, dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik hingga hari kemudian.
Amma ba‘d, wahai kaum beriman—aku wasiatkan kepada diriku dan kalian untuk bertakwa kepada Allah—karena hak Allah atas hamba-Nya adalah mereka bertakwa kepada-Nya dengan sebenar-benar takwa. Mereka tidak menyembah selain-Nya dan tidak meminta pertolongan kecuali kepada-Nya, sebagaimana firman-Nya:
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kalian kepada Allah sebenar-benar takwa, dan janganlah kalian mati kecuali dalam keadaan Muslim.” (Ali ‘Imran: 102)
1. Salam: Salamnya Adam dan Para Nabi
Wahai umat Islam, Imam al-Bukhari meriwayatkan bahwa:
Ketika Allah menciptakan Adam, Allah berkata: “Pergilah dan ucapkan salam kepada para malaikat itu, dan dengarkan bagaimana mereka menjawabmu. Itulah salam bagimu dan keturunanmu.”
Maka Adam berkata: “Assalāmu ‘alaikum.”
Mereka menjawab: “Assalāmu ‘alaika wa rahmatullāh.”
Salam adalah salamnya Adam dan para nabi setelahnya; dengannya para malaikat memberi salam kepada penghuni surga; dan salam itulah ucapan penghuni surga pada hari mereka bertemu Tuhan mereka:
“Salam sejahtera ucapan mereka pada hari mereka menemui-Nya, dan Dia menyediakan bagi mereka pahala yang mulia.” (Al-Ahzab: 44)
2. Salam: Syiar Islam
Karena salam mengandung makna mulia dan tujuan luhur yang menyatukan hati manusia, Allah menjadikannya syiar keimanan dan salamnya kaum muslimin. Dalam Shahih Muslim Nabi bersabda:
“Kalian tidak akan masuk surga sampai kalian beriman. Dan kalian tidak beriman sampai kalian saling mencintai. Maukah aku tunjukkan sesuatu yang jika kalian lakukan kalian akan saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara kalian.”
3. Salam: Nama Allah dan Jalan ke Surga
Salam adalah nama dari nama-nama Allah Yang Maha Indah. Dialah As-Salām, dari-Nya datang keselamatan, dan Dia menyeru ke Darus-Salam:
“Dan Allah menyeru kepada Darus-Salam dan Dia memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki ke jalan yang lurus.” (Yunus: 25)
Nama Islam sendiri berasal dari kata silm (damai). Islam seluruhnya adalah damai: syiarnya, jalannya, manhajnya. Dan Nabi Muhammad ﷺ adalah pembawa panji damai. Di antara dzikir yang beliau baca setelah shalat adalah:
“Ya Allah, Engkaulah As-Salām, dari-Mu keselamatan, Mahasuci Engkau wahai Dzat yang Mahaagung dan Maha mulia.” (HR. Muslim)
4. Sifat Damai Nabi ﷺ dalam Sirah
Barang siapa menelaah kehidupan Nabi ﷺ akan mendapati bahwa beliau selalu menyeru kepada damai—baik sebelum diangkat menjadi nabi maupun sesudahnya.
Pada masa muda beliau ikut dalam Hilf al-Fudhul (Perjanjian Fudhul untuk membela orang yang teraniaya). Beliau bersabda:
“Aku pernah menyaksikan di rumah Abdullah bin Jud‘an suatu perjanjian; aku tidak akan menukarnya dengan unta merah (harta terbaik). Seandainya aku diajak kembali kepada perjanjian itu di zaman Islam, niscaya aku akan memenuhi.” (HR. al-Bayhaqi)
Setelah diutus pun, risalah beliau adalah rahmat dan damai. Allah berfirman:
“Kami tidak mengutus engkau kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam.” (Al-Anbiya’: 107)
Pada peristiwa Hudaibiyah, ketika unta Nabi berhenti dan kaum Quraisy menghalanginya, Nabi bersabda:
“Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, mereka tidak meminta suatu kesepakatan yang mengagungkan kehormatan Allah kecuali aku akan memberikannya.”
Beliau juga bersabda:
“Kita tidak datang untuk memerangi siapa pun; kita hanya datang untuk berumrah.”
Lalu beliau pun setuju membuat perjanjian damai—itulah contoh nyata cinta damai Nabi ﷺ.
5. Nabi ﷺ Memilih Damai Walau Mampu Menghukum
Ketika malaikat penjaga gunung menawarkan untuk menghancurkan kaum Quraisy, Nabi ﷺ memilih damai dan bersabda:
“Aku berharap Allah akan mengeluarkan dari tulang-belakang mereka orang-orang yang menyembah Allah semata dan tidak menyekutukan-Nya.” (Muttafaq ‘alaih)
6. Perlakuan Baik Nabi kepada Non-Muslim
Nabi ﷺ bukan hanya adil dan damai kepada yang berbeda keyakinan, tetapi juga berbuat baik kepada mereka. Di antaranya:
- Beliau menjenguk seorang anak Yahudi yang melayaninya hingga sang anak masuk Islam.
- Beliau memenuhi undangan makan seorang Yahudi yang hanya menyuguhkan roti gandum dan lemak berbau (ihaalah saniikhah).
7. Sikap Para Sahabat
Para sahabat memahami manhaj damai ini. Umar menghadiahkan pakaian kepada saudaranya yang musyrik.
Asma’ binti Abu Bakar bertanya apakah boleh menyambung ibunya yang musyrik; Nabi menjawab:
“Ya, sambunglah dia.” (Muttafaq ‘alaih)
Abdullah bin Amr selalu menghadiahkan daging kepada tetangga Yahudi karena sabda Nabi:
“Jibril terus-menerus berwasiat kepadaku tentang tetangga sampai aku menyangka ia akan menjadikannya ahli waris.”
Islam adalah agama rahmat dan damai, persatuan, dan kasih sayang. Ia datang untuk membentuk masyarakat yang baik, bersatu, dan penuh cinta.
Allah berfirman:
“Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah kalian ke dalam Islam (damai) secara keseluruhan dan jangan mengikuti langkah-langkah setan.” (Al-Baqarah: 208)
Semoga Allah memberkahi kita dengan Al-Qur’an yang agung, memberi manfaat dengan ayat-ayatnya. Aku berkata demikian dan memohon ampun kepada Allah; mohonlah ampun kepada-Nya, sungguh Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Khutbah Kedua
Segala puji bagi Allah dengan pujian yang layak bagi keagungan wajah-Nya dan keagungan kekuasaan-Nya. Aku bersaksi tidak ada ilah selain Allah, tiada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Shalawat dan salam Allah atas beliau, keluarganya, sahabatnya, dan mereka yang berjalan di atas jalannya hingga hari kiamat.
Amma ba‘d, wahai kaum beriman:
1. Islam Menolak Kekerasan dan Hasutan Kebencian
Sesungguhnya yang kita dengar hari ini berupa seruan kekerasan dan hasutan kebencian terhadap ras, warna kulit, atau agama apa pun adalah salah satu bentuk terorisme dan ekstremisme yang ditolak oleh semua agama samawi dan akal sehat; karena hal itu menimbulkan kekacauan di masyarakat dan pelanggaran terhadap kehormatan manusia.
Damai menumbuhkan cinta, kasih sayang, dan kerja sama; dengannya negara dapat membangun dan maju.
2. Islam Menjaga Lima Tujuan Pokok (Dharuriyyat Khams)
Oleh karena itu Islam mewajibkan penjagaan lima hal pokok:
- agama
- jiwa
- akal
- harta
- keturunan
Manusia—apa pun agamanya—adalah makhluk yang dimuliakan Allah:
“Sungguh Kami telah memuliakan anak cucu Adam...” (Al-Isra’: 70)
Nabi ﷺ berdiri untuk jenazah seorang Yahudi, lalu ketika ditanya beliau menjawab:
“Bukankah itu (juga) sebuah jiwa?” (Muttafaq ‘alaih)
Tidak boleh menzalimi siapa pun.
3. Bahaya Kedzaliman
Nabi ﷺ bersabda ketika mengutus Mu‘adz ke Yaman:
“Takutlah kepada doa orang yang terzalimi, karena tidak ada penghalang antara doa itu dengan Allah.”
Padahal saat itu penduduk Yaman belum semuanya Muslim.
Tujuan Islam adalah agar semua manusia hidup aman di negeri mereka; aman agama, harta, kehormatan, dan jiwa mereka—apa pun ras dan agama mereka.
“Wahai manusia! Sesungguhnya Kami menciptakan kalian dari laki-laki dan perempuan... yang paling mulia di antara kalian adalah yang paling bertakwa.” (Al-Hujurat: 13)
4. Penutup dan Doa
Allah memerintahkan kalian bershalawat kepada Nabi:
“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada Nabi...” (Al-Ahzab: 56)
Ya Allah, limpahkan shalawat dan berkah kepada Nabi Muhammad beserta keluarga dan para sahabatnya.
Ya Allah, ridailah Khulafaur Rasyidin: Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali, serta seluruh sahabat dan tabi’in.
Ya Allah, muliakan Islam dan kaum Muslimin; hinakan kesyirikan dan musyrikin; jadikan negeri ini aman tenteram, demikian pula seluruh negeri kaum Muslimin.
Ya Allah, uruslah seluruh urusan kami; jangan serahkan kami kepada diri kami walau sekejap mata.
Ya Allah, lapangkan kesusahan kaum Muslimin, lunaskan utang para berutang, sembuhkan yang sakit, dan perbaikilah keadaan kaum Muslimin di seluruh tempat.
Ya Allah, lindungi negeri ini dari orang yang menginginkan keburukan, kalahkan makar mereka dengan kehancuran atas mereka sendiri.
Ya Allah, tolonglah pasukan yang menjaga perbatasan negeri kami; kembalikan mereka dengan selamat dan membawa kemenangan.
Ya Allah, ampunilah kaum Muslimin dan Muslimat, Mukminin dan Mukminat, yang hidup maupun yang telah meninggal.
“Mahasuci Tuhanmu, Tuhan Yang memiliki keperkasaan dari apa yang mereka sifatkan. Dan keselamatan bagi para rasul. Dan segala puji bagi Allah Tuhan seluruh alam.” (Ash-Shaffat: 180–182)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar