Selasa, 25 November 2025

HIKMAH

 Nikmat Hikmah 

– Definisi, Jenis, dan Sebagian Buahnya -

Maher bin Hamad al-Mu’aiqly
Tanggal penyampaian: 24 November 2023
Kategori: Akhlak Terpuji

Khutbah Pertama; 
Segala puji bagi Allah, yang rahmat dan ilmu-Nya meliputi segala sesuatu. Dialah Yang Maha Esa, Tempat bergantung, yang tidak beranak dan tidak diperanakkan, dan tidak ada satu pun yang setara dengan-Nya. Aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya; Dialah yang paling berhak diibadahi, paling menolong bagi siapa yang meminta, paling lembut bagi siapa yang berada di bawah kekuasaan-Nya, dan paling luas karunia-Nya. Aku memuji-Nya dengan pujian yang banyak sebagaimana Dia mencintai dan meridhai. Aku bersaksi bahwa Nabi kita Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, pilihan dan kekasih-Nya. Semoga shalawat, salam, dan berkah terus tercurah kepadanya, keluarga, dan para sahabatnya seluruhnya.
Amma ba’du, wahai kaum beriman:
Aku berwasiat kepada kalian dan diri ini untuk bertakwa kepada Allah. Bertakwalah kepada Allah—semoga Allah merahmati kalian. Tempuhlah jalan petunjuk, jauhilah jalan kelalaian dan kebinasaan. Penuhilah hati dengan ketakwaan, karena akhirat itu lebih baik dan lebih kekal. Orang yang benar-benar bijak adalah yang mempersiapkan bekal dari dunianya untuk akhiratnya, memanfaatkan masa mudanya sebelum tua, kesehatannya sebelum sakit, dan waktu luangnya sebelum sibuk. Allah berfirman:

"Dan bertakwalah kepada hari ketika kalian akan dikembalikan kepada Allah; kemudian setiap jiwa akan dibalas dengan apa yang ia usahakan dan mereka tidak akan dizalimi."
(QS. Al-Baqarah: 281)

Wahai umat Islam:
Di antara sifat para nabi, orang saleh, dan ulama yang beramal ialah hikmah. Allah mengutus para rasul-Nya dengan hikmah, menegakkan alam semesta dan syariat-Nya di atas hikmah. Hikmah adalah nikmat besar yang diingatkan Allah kepada hamba-Nya:

"...dan ingatlah nikmat Allah atas kalian dan apa yang Dia turunkan kepada kalian berupa Kitab dan Hikmah untuk memberi nasihat kepada kalian."
(QS. Al-Baqarah: 231)

Hikmah adalah menempatkan sesuatu pada tempatnya; ia terwujud dengan ilmu yang bermanfaat, amal yang saleh, mengetahui tujuan syariat, dan menjaga diri dari hal-hal yang menimbulkan aib dan penyesalan. Ibn ‘Uyaynah berkata:
“Sebaik-baik karunia di dunia adalah hikmah, dan sebaik-baik karunia di akhirat adalah rahmat.”
Manusia paling sempurna hikmahnya adalah para nabi dan rasul. Allah berfirman tentang Nabi kita:

"Allah menurunkan kepadamu Kitab dan Hikmah, dan mengajarkan kepadamu apa yang sebelumnya tidak engkau ketahui. Dan karunia Allah atasmu sangat besar."
(QS. An-Nisâ’: 113)

Seluruh sirah Nabi ﷺ adalah hikmah yang nyata. Allah berfirman:

"Dialah yang mengutus kepada kaum yang ummi seorang rasul dari kalangan mereka, membacakan ayat-Nya kepada mereka, menyucikan mereka, serta mengajarkan Kitab dan Hikmah.”
(QS. Al-Jumu‘ah: 2)

Dalam Shahihain, Nabi ﷺ bersabda tentang peristiwa pembelahan dada:
"...lalu Jibril datang dengan bejana emas penuh dengan hikmah dan iman, lalu menuangkannya ke dalam dadaku..."

Contoh Hikmah Nabi ﷺ

Nabi ﷺ selalu bijaksana, baik kepada yang menerima dakwah maupun yang menolak.
Dalam kisah perang Bani Musthaliq, terjadi percekcokan antara seorang Anshar dan Muhajirin. Kedua pihak berseru kepada kelompoknya. Nabi ﷺ bersabda:

"Apa ini seruan jahiliyah? Tinggalkan ia, karena ia busuk!"

Ketika Abdullah bin Ubayy bin Salul (kepala munafik) memprovokasi dengan ucapan "Jika kita kembali ke Madinah, yang mulia akan mengusir yang hina", Nabi ﷺ tidak memperuncing masalah. Beliau memerintahkan perjalanan di tengah panas agar para sahabat sibuk dan lelah, sehingga fitnah mereda.
Dengan hikmah, fitnah dipadamkan, persatuan terjaga, dan keamanan terpelihara.
Di antara hikmah beliau ﷺ adalah bagaimana beliau menghadapi orang Badui yang kencing di masjid. Ketika para sahabat hendak memukulnya, Nabi ﷺ bersabda:

"Biarkan ia, dan siramlah kencingnya dengan seember air. Kalian diutus untuk memudahkan, bukan mempersulit."

Beliau memanggil orang Badui itu dan menasihatinya dengan lembut. Hingga orang itu berdoa:
"Ya Allah, rahmatilah aku dan Muhammad saja."
Nabi ﷺ bersabda:
"Engkau telah mempersempit sesuatu yang luas," yakni rahmat Allah.

Hikmah dalam Rumah Tangga

Kebutuhan terbesar manusia terhadap hikmah adalah dalam kehidupan pernikahan. Lihatlah kelembutan Nabi ﷺ terhadap istri-istrinya.
Dalam Shahih Bukhari, ketika Zainab mengirimkan makanan ke rumah Aisyah, Aisyah—karena cemburu—memecahkan piring itu. Nabi ﷺ dengan lembut berkata:

"Ibumu cemburu, ibumu cemburu."

Beliau mengumpulkan pecahan dan makanan dengan tangan beliau sendiri. Beliau tidak menyakiti perasaan Aisyah, dan tetap berlaku adil kepada Zainab. Maka seluruhnya ridha dengan keputusan beliau.

Hikmah dalam Musyawarah

Nabi ﷺ diperintah Allah untuk bermusyawarah. Ketika terjadi Perjanjian Hudaibiyah, para sahabat merasa berat. Umar menegaskan pertanyaannya, namun Nabi ﷺ menjawab:

"Wahai Ibnul Khaththab, aku adalah utusan Allah, dan Allah tidak akan menyia-nyiakanku selamanya."

Ketika para sahabat enggan menyembelih hewan hadyu, Nabi ﷺ memasuki kemah Ummu Salamah dan meminta pendapatnya. Ia berkata:

"Wahai Rasulullah, keluarlah dan jangan bicara kepada siapa pun, sembelihlah hadyumu, dan panggillah tukang cukur untuk mencukur rambutmu."

Ketika para sahabat melihat Nabi ﷺ memulai, mereka pun mengikuti. Inilah hikmah melalui musyawarah yang tepat.

Ciri Orang yang Bijak

– Mendahulukan maslahat umum atas maslahat pribadi.
– Mengutamakan menghilangkan kerusakan sebelum meraih manfaat.
– Tidak masuk ke dalam sesuatu sebelum menimbang akibatnya.
– Diam ketika diam lebih baik, dan berbicara ketika berbicara lebih bermanfaat.
Nabi ﷺ bersabda:

"Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam."

Orang yang bijak juga tidak menyebarkan pertengkaran di media sosial. Allah mengetahui apa yang mereka tulis dan sembunyikan.
Ibn Mas’ud berkata:

"Tidaklah engkau berbicara kepada suatu kaum dengan sesuatu yang akal mereka tidak dapat mencapainya melainkan akan menjadi fitnah bagi sebagian mereka."

Allah berfirman:

"Allah memberikan hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki. Barang siapa diberi hikmah, sungguh telah diberi kebaikan yang banyak."
(QS. Al-Baqarah: 269)


Khutbah Kedua:

"Segala puji bagi Allah, milik-Nya apa yang di langit dan apa yang di bumi, dan bagi-Nya pula segala puji di akhirat, dan Dia Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui" (Saba’: 1).
Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya.
Dan aku bersaksi bahwa Nabi kita Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, pembawa kabar gembira sekaligus pemberi peringatan, cahaya penerang bagi seluruh alam.
Semoga shalawat, salam, dan berkah tercurah kepada beliau, keluarganya, para sahabatnya, dan siapa saja yang mengikuti mereka dengan baik hingga hari kebangkitan dan pengumpulan.
Amma ba‘d, wahai kaum beriman sekalian:
Sesungguhnya sebagian dari hikmah itu murni merupakan karunia Allah, diberikan kepada siapa saja yang Dia kehendaki dari hamba-hamba-Nya. Dan sebagian lainnya dapat diusahakan; karena ilmu didapat dengan belajar, dan sikap santun didapat dengan melatih diri. Maka Allah—Mahatinggi—memberikan hikmah kepada siapa yang menempuh sebab-sebabnya.
Di antara sebab meraih hikmah adalah: ikhlas, takwa, dan rasa takut kepada Allah. Barang siapa takut kepada Allah, kehidupannya akan tertata, baik keadaan tersembunyi maupun yang tampak darinya.
Sebagaimana firman Allah Ta‘ala:
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kalian kepada Allah dan berimanlah kepada Rasul-Nya; niscaya Allah memberikan kepada kalian dua bagian dari rahmat-Nya, dan menjadikan bagi kalian cahaya yang dengannya kalian berjalan, serta mengampuni kalian. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Al-Hadid: 28)
Adapun ahli bid‘ah dan pengikut hawa nafsu, mereka terhalang dari hikmah; karena hawa nafsu itu membutakan dan membuat tuli. Kedudukan sifat santun dan tenang dalam hikmah bagaikan kedudukan kepala bagi tubuh.
Nabi ﷺ bersabda kepada Asyajj ‘Abd al-Qays:
"Sesungguhnya pada dirimu terdapat dua sifat yang Allah cintai: santun (ḥilm) dan tenang (anāh)."
(HR. Muslim)
Sifat santun adalah bentuk kecerdasan dan kedewasaan, sedangkan tenang adalah berhati-hati dan meninggalkan sikap tergesa-gesa.

Wahai saudara-saudara seiman,

Termasuk hikmah adalah bersikap tidak terlalu menuntut dan memaafkan kesalahan serta kekeliruan orang lain, serta menyebutkan kebaikan-kebaikan mereka. Ketika sebagian istri Nabi ﷺ saling mendukung dalam sebuah peristiwa, Allah berfirman tentang Nabi-Nya:
“Ketika Nabi membisikkan suatu berita kepada sebagian istrinya, lalu ketika ia menceritakannya dan Allah memperlihatkannya kepada Nabi, beliau memberitahukan sebagian dan menyembunyikan sebagian lainnya.” (At-Tahrim: 3)
Bersikap tidak menuntut secara berlebihan (tanggap bijak, toleran) merupakan akhlak yang agung dan sifat kenabian yang mulia.
Orang yang berhikmah akan bergaul dengan baik, tanpa menjilat, merendahkan diri dengan kelembutan, dan berbicara dengan kata-kata yang lembut. Itu termasuk sebab adanya keakraban dan hilangnya permusuhan.
Pada peristiwa Fathu Makkah, ketika Abu Sufyan menyatakan masuk Islam, al-‘Abbas berkata:
"Wahai Rasulullah, sesungguhnya Abu Sufyan adalah seseorang yang suka kemuliaan dan kebanggaan, maka berikanlah sesuatu baginya."
Rasulullah ﷺ bersabda:
"Baik! Barang siapa masuk ke rumah Abu Sufyan maka ia aman."
(HR. Muslim dan para penulis Sunan)
Ini adalah bentuk kebijaksanaan Nabi ﷺ untuk menenangkan jiwanya, menguatkan imannya, dan mengokohkan hatinya.

Pengalaman juga menumbuhkan bakat, menjadikan orang berakal menjadi berhikmah, dan menambah kesantunan orang yang santun.

Dalam hadis Isra’ Mi‘raj, Musa berkata kepada Nabi ﷺ:
"Sesungguhnya umatmu tidak akan mampu menunaikan lima puluh salat dalam sehari. Demi Allah, aku telah mencoba manusia sebelum engkau, dan aku menghadapi Bani Israil dengan ujian yang berat. Maka kembalilah kepada Rabbmu, mintalah keringanan untuk umatmu."
Nabi ﷺ terus kembali kepada Allah hingga Allah berfirman:
"Wahai Muhammad!"
Beliau menjawab: "Aku penuhi panggilan-Mu dan aku taati perintah-Mu."
Allah berfirman:
"Ketetapan-Ku tidak berubah di sisi-Ku. Sebagaimana Aku tetapkan bagimu dalam Umm al-Kitāb: setiap kebaikan dibalas sepuluh kali lipat. Maka salat itu lima puluh di dalam Umm al-Kitāb, namun hanya lima atas kalian."
(HR. Bukhari dan Muslim)
Maka sungguh betapa besar karunia Allah kepada umat Muhammad ﷺ: salat hanya lima kali, tetapi pahalanya lima puluh.
"Ya Allah, bagi-Mu segala puji atas karunia, kemurahan, dan anugerah-Mu."

Penutup

“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman! Bershalawatlah untuknya dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (Al-Ahzab: 56)
Ya Allah, limpahkan shalawat dan berkah kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau limpahkan kepada keluarga Ibrahim.
Dan berkahilah Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau berkahi keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia.
Ya Allah, ridhailah Khulafa’ ar-Rasyidin; Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali, serta seluruh sahabat. Dan ridhailah kami bersama mereka dengan rahmat-Mu, wahai Yang Maha Penyayang.
Ya Allah, muliakan Islam dan kaum muslimin. Jadikan negeri ini aman dan tenteram, juga seluruh negeri kaum muslimin.
Ya Allah, perbaikilah keadaan kaum muslimin di seluruh penjuru dunia.
Ya Allah, kami memohon kepada-Mu dengan karunia, anugerah, kemurahan, dan kedermawanan-Mu:
Lindungilah kami dari segala keburukan dan hal yang tidak kami sukai.
Ya Allah, jauhkan dari kami mahalnya harga, wabah penyakit, riba, zina, gempa bumi, bencana, dan berbagai fitnah, yang tampak maupun yang tersembunyi.
Ya Allah, kami berlindung kepada-Mu dari beratnya musibah, tempat buruk di akhir kehidupan, takdir buruk, dan kegembiraan musuh atas kami.
Ya Allah, kami memohon semua kebaikan, yang segera maupun yang tertunda, yang kami ketahui maupun tidak kami ketahui.
Dan kami berlindung kepada-Mu dari segala keburukan, yang segera maupun yang tertunda, yang kami ketahui maupun tidak kami ketahui.
Ya Allah, kami mohon surga dan segala yang mendekatkan kepadanya, berupa ucapan maupun amalan.
Dan kami berlindung kepada-Mu dari neraka dan segala yang mendekatkan kepadanya.
Ya Allah, perbaikilah akhir kehidupan kami dalam segala urusan, dan lindungilah kami dari kehinaan dunia dan azab akhirat.
Ya Allah, sembuhkan orang sakit di antara kami, lapangkan bagi yang terkena cobaan, rahmatilah orang-orang yang telah meninggal, dan tolonglah orang-orang yang lemah di antara kami.
Ya Allah, wahai Yang Maha Mulia dan Maha Pemurah, berikanlah taufik kepada Khadim al-Haramain asy-Syarifain untuk segala yang Engkau cintai dan ridhai. Balaslah kebaikannya kepada Islam dan kaum Muslimin dengan sebaik-baik balasan.
Dan berikan taufik kepada putra mahkota serta seluruh pemimpin kaum Muslimin.
Ya Allah, lindungilah para pemuda Muslim dari kelompok-kelompok sesat dan pemikiran yang menyimpang. Jauhkan mereka dari perpecahan dan fanatisme buta, dan karuniakan kepada mereka sikap moderat dan jalan yang lurus.
Cintakan iman kepada mereka, hiasi hati mereka dengannya, dan bencikan kepada mereka kekufuran, kefasikan, dan kemaksiatan. Jadikanlah mereka termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk.
Ya Allah, berikan kebaikan kepada mereka untuk negeri dan umat mereka.
Ya Allah, lindungilah saudara-saudara kami di Gaza; jagalah mereka dari segala arah.
Ya Allah, kuatkan mereka, rahmati kelemahan mereka, dan perbaikilah akhir urusan mereka.
Ya Allah, hancurkan musuh mereka dan musuh kami dengan kekuatan-Mu.
Ya Allah, jagalah Masjid al-Aqsha dan tegakkan ia dalam kemuliaan sampai hari kiamat.
Ya Allah, perbaikilah akhir kehidupan kami dalam segala urusan, lindungi kami dari kehinaan dunia dan azab akhirat.
Sembuhkan orang sakit kami, lapangkan bagi yang sedang diuji, rahmati orang-orang yang telah meninggal, dan bantulah kami yang lemah.
"Ya Tuhan kami, ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah mendahului kami dalam iman, dan jangan jadikan di hati kami rasa dengki terhadap orang-orang beriman. Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang." (Al-Hasyr: 10)
"Maha suci Tuhanmu, Tuhan Yang memiliki keperkasaan dari apa yang mereka sifatkan. Dan keselamatan bagi para rasul. Dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam." (As-Saffat: 180–182)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar