Rabu, 24 Juni 2015

MENJAGA WAKTU


MENJAGA WAKTU

As-Syaikh Prof DR Abdurrozak Al-Badr hafidhohullahu Ta'ala.

Alhamdulillah, was sholaatu was salaamu ala Rosulillah, wa ba'du :

Sesungguhnya waktu bagi manusia yang berwujud umurnya, merupakan pokok dasar bagi kehidupan yang kekal abadi yang membawa kebahagiaan selama nya atau kesengsaraan selamanya, dan waktu tersebut bergerak dengan cepat, siang malam berganti tanpa terasa, menggerogoti umur umur manusia, waktu menjadi berdekatan, hampir hampir masa kita segera menyusul umat zaman dahulu dari Nuh, A'ad, Tsamud dan generasi setelah mereka, yang pada akhirnya semua akan menghadap Allah Ta'ala, dan mereka akan mempertanggungjawabkan amalnya, dan siang malam senantiasa bergulir menanti generasi generasi setelah mereka.

Allah Ta'ala berfirman,

وَهُوَ ٱلَّذِى جَعَلَ ٱلَّيْلَ وَٱلنَّهَارَ خِلْفَةً لِّمَنْ أَرَادَ أَن يَذَّكَّرَ أَوْ أَرَادَ شُكُورًا

" Dan Dia (pula) yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang yang ingin mengambil pelajaran atau orang yang ingin bersyukur." (Q.S.25 Al Furqon :62)

Sepantasnya bagi setiap muslim agar menjaga waktu mereka, terlebih di bulan ramadan yang penuh berkah ini yang penuh kesucian, agar tidak berlalu waktu dengan begitu saja, akan tetapi hendaknya dapat mengambil pelajaran dan ibroh dari setiap waktunya, betapa banyak berkali kali kita menjumpai bulan ramadan dan berpisah dengan begitu cepat nya, siang malam menjadikan sesuatu yang baru menjadi lusuh, sesuatu yang berjauhan menjadi dekat, menggerus umur, merubah anak kecil menjadi tua beruban, orang yang tua tinggal menjadi kenangan, ini semua mengingatkan kita bahwasanya dunia ini fana tidak kekal dan akan segera berganti dengan kehidupan akhirat yang kekal abadi.

Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu Anhu berkata,

ارْتَحَلَتْ الدُّنْيَا مُدْبِرَةً وَارْتَحَلَتْ الْآخِرَةُ مُقْبِلَةً وَلِكُلِّ وَاحِدَةٍ مِنْهُمَا بَنُونَ ؛ فَكُونُوا مِنْ أَبْنَاءِ الْآخِرَةِ وَلَا تَكُونُوا مِنْ أَبْنَاءِ الدُّنْيَا فَإِنَّ الْيَوْمَ عَمَلٌ وَلَا حِسَابَ وَغَدًا حِسَابٌ وَلَا عَمَلٌ

" Dunia akan segera pergi meninggalkan dan akhirat segera datang mengunjungi, dan dari keduanya terdapat penghuni - penghuninya, maka jadilah kalian para penghuni akhirat, dan jangan menjadi penghuni dunia, ketahuilah bahwasanya sekarang adalah waktu beramal bukan waktu pembalasan, sedangkan kelak adalah waktu pembalasan dan bukan waktu untuk beramal ".

Umar bin Abdul Aziz rahimahullah berkata,

إِنَّ الدُّنْيَا لَيْسَتْ بِدَارِ قَرَارِكُم ، دَارٌ كَتَبَ اللهُ عَلَيْهَا الْفَنَاءَ ، وَكَتَبَ عَلَى أَهْلِهَا مِنْهَا الظَّعن - أي الارتحال - ، فَكَمْ عَامِر موثق عَمَّا قَلِيلٍ يَخْرَبُ ، وَكَمْ مُقِيمٍ مُغْتَبطٍ عَمَّا قَلِيلٍ يَظْعَن ، فَأَحْسِنُوا رَحِمَكُمُ اللهُ مِنْهَا الرِّحْلَةَ بَأَحْسَنِ مَا بِحَضْرَتِكُمْ مِنَ النُّقْلَةِ ، وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى

" Sesungguhnya dunia bukanlah tempat tinggal kalian yang kekal, akan tetapi dunia hanyalah sesuatu yang akan fana dan telah dituliskan bagi penghuninya untuk segera berpindah, betapa banyak yang tadinya kokoh berubah menjadi hancur, betapa banyak yang bertempat tinggal kemudian pergi, maka perjalanan kehidupan ini hendaknya ditempuh dengan sebaik-baik nya dan berbekallah, karena sebaik-baik bekal adalah dengan ketakwaan  ".

Sesungguhnya manusia  senantiasa akan berkurang umurnya, semenjak ia dilahirkan dari perut ibunya, sebagaimana dikatakan oleh Al-Hasan Al-Basry rahimahullah,

أيام مجموعة ؛ فكلما ذهب يوم ذهب بعض الإنسان وجزء منه، اليوم منه يهدم الشهر، والشهر يهدم السنة، والسنة تهدم العمر، وكل ساعة تمضي من العبد فهي مُدْنِيَةٌ له من الأجل

" Hari hari yang terkumpul, tatkala berjalan waktu siang dan malam maka semakin berkurang umur manusia, hari demi hari akan mengurangi jangka satu bulan, bulan demi bulan akan mengurangi kurun waktu satu tahun, satu tahun demi tahun akan mengurangi umur manusia, dan setiap sesaat waktu terlewatkan akan mendekatkan manusia kepada kematian  " .

Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu anhu berkata,

" ما ندمتُ على شيء ندمي على يوم غربت شمسه نقص فيه أجلي ولم يزدد فيه عملي "

" Tiada yang lebih aku sesali terhadap sesuatu yang melebihi dari penyesalanku kepada terbenamnya matahari yang semakin mendekatkan kepada kematian sedangkan amalan ku tidak bertambah ".

Al-Hasan Al-Basry rahimahullah berkata,

"أدركت أقواماً كانوا على أوقاتهم أشد منكم حرصاً على دراهمكم ودنانيركم " .

" Aku menjumpai suatu kaum ( para sahabat radhiyallahu anhum ) yang mereka sangat menjaga waktu waktu mereka melebihi penjagaan kalian terhadap uang dinar dan dirham kalian ".

Dengan demikian, barangsiapa yang menghabiskan waktu luang nya untuk sesuatu yang tidak bermanfaat dan sia-sia, tidak untuk menunaikan kewajiban yang dibebankan kepada dirinya, atau perbuatan mulia yang ia tunaikan, atau kedermawanan yang ia tebarkan, atau ilmu yang ia raih, atau kebajikan yang ia lakukan, sungguh ia telah berbuat aniaya untuk dirinya dan waktunya.

Sesungguhnya siang dan malam merupakan modal utama bagi manusia, jika ia beruntung maka mendapatkan surga dan jika merugi mendapatkan neraka, kehidupan satu tahun ibarat suatu pohon, satu bulan ibarat dahan dan satu hari ibarat ranting nya dan jam jam yang berputar ibarat daun nya dan tarikan tarikan nafas merupakan hasil dan buahnya, dan jika hembusan nafas nya berupa suatu ketaatan maka buah dari pohon tersebut adalah buah yang baik dan barokah, dan sebaliknya jika hembusan nafas nya dipenuhi maksiat maka dapat diketahui buah nya buruk dan pahit.

Telah banyak dalil yang menunjukkan tentang pejalan pentingnya menjaga waktu dan tahdzir serta ancaman bagi mereka yang melewatkan waktu-waktu untuk keburukan.

Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

اغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ: شَبَابَكَ قَبْلَ هِرَمِكَ ، وَصِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ ، وَغِنَاءَكَ قَبْلَ فَقْرِكَ ، وَفَرَاغَكَ قَبْلَ شُغْلِكَ ، وَحَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ

" Gunakan lima kesempatan sebelum berganti dengan lima lainnya, masa mudamu sebelum datang masa tua mu, masa sehatmu sebelum berganti masa sakitmu, masa kaya mu, sebelum datangnya masa fakir mu, masa longgar mu sebelum datang masa sibuk mu, masa hidup mu sebelum datang kematian mu ".

Dari sahabat Ibnu Mas'ud radhiyallahu anhu berkata, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

لَا تَزُولُ قَدَمُ ابْنِ آدَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عِنْدِ رَبِّهِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ خَمْسٍ عَنْ عُمُرِهِ فِيمَ أَفْنَاهُ ، وَعَنْ شَبَابِهِ فِيمَ أَبْلَاهُ ، وَمَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ ، وَفِيمَ أَنْفَقَهُ وَمَاذَا عَمِلَ فِيمَا عَلِمَ

" Tidaklah akan bergerak kaki setiap anak cucu Adam pada hari kiamat dihadapan Allah Ta'ala hingga ditanyakan tentang lima perkara, tentang umur nya untuk apa ia habiskan, tentang masa mudanya untuk apa ia gunakan, tentang hartanya, dari mana ia dapatkan dan untuk apa digunakan, dan tentang ilmunya sejauh mana ia amalkan ".

Diriwayatkan dari sahabat Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhuma, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنْ النَّاسِ الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ

" Dua nikmat yang kebanyakan manusia tertipu dengan nya, yaitu masa sehat dan waktu luang ".

Para ahli ilmu berkata, " Jika masa sehat dan waktu luang digunakan untuk berbuat ketaatan, maka sungguh ia beruntung, dan jika digunakan untuk kemaksiyatan, maka sungguh ia tertipu dan merugi, karena waktu longgar akan berubah menjadi sibuk dan masa sehat akan berganti dengan sakit ".

Sebagian salaf berkata, " Alamat kemurkaan dan kesengsaraan adalah tidak memanfaatkan waktu ".

Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata, " menelantarkan waktu lebih buruk dari datang nya kematian, dikarenakan menelantarkan waktu hakikat nya adalah memutuskan hubungan antara dirinya dengan Allah Ta'ala dan negri akhirat, sedangkan kematian hanyalah memisahkan dirinya dengan dunia dan penghuninya ".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar