Minggu, 28 Juni 2015

BULAN RAMADAN BULAN BERTAKWA

As-Syaikh Prof DR Abdurrozak Al-Badr hafidhohullahu Ta'ala.

Alhamdulillah, was sholaatu was salaamu ala Rosulillah, wa ba'du :

Sesungguhnya Allah Ta'ala adalah Dzat Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang telah memerintahkan kepada para hamba agar bertakwa kepada Nya, agar mencapai kebahagiaan dan ketenteraman di dunia dan akhirat serta meraih ridho Nya dan di masukkan ke dalam surga Nya yang kekal abadi dan selamat dari siksa api neraka.

Takwa ini merupakan wasiat Allah Ta'ala kepada orang-orang terdahulu dan terakhir, sebagaimana firman Allah Ta'ala,

وَلِلَّهِ مَا فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلْأَرْضِ ۗ وَلَقَدْ وَصَّيْنَا ٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْكِتَٰبَ مِن قَبْلِكُمْ وَإِيَّاكُمْ أَنِ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۚ

"  Dan kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan yang di bumi, dan sungguh Kami telah memerintahkan kepada orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan (juga) kepada kamu; bertakwalah kepada Allah ". (Q.S.4 An-Nisaa 131)

Dan Allah Ta'ala mensyari'atkan ibadah puasa memiliki hikmah agar meraih takwa.
Allah Ta'ala berfirman,

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

" Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,"
(Q.S.2 Al-Baqorah :183)

Ibadah puasa merupakan salah satu wasilah atau sarana untuk meraih takwa, dikarenakan didalam nya mengandung pengendalian jiwa dan syahwat untuk ketaatan kepada Allah Ta'ala, dan tidak di syariat kan ibadah di bulan suci ini kecuali untuk merealisasikan takwa, sebagaimana dikatakan oleh Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah,

: (( وللصوم تأثيرٌ عجيب فى حفظ الجوارح الظاهرة والقوى الباطنة وحِميتها عن التخليط الجالب لها المواد الفاسدة التي إذا استولت عليها أفسدتها ، واستفراغ المواد الرديئة المانعة لها من صحتها ؛ فالصومُ يحفظ على القلب والجوارح صحتها ، ويُعيد إليها ما استلبته منها أيدى الشهوات، فهو من أكبر العونِ على التقوى كما قال تعالى: { يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ }

" Didalam ibadah puasa memiliki pengaruh yang sangat luar biasa untuk menjaga anggota badan yang nampak dan yang tersembunyi, yang diantaranya adalah menjaga dari menimbunnya dzat dzat yang berbahaya di dalam tubuh yang  akan merusak anggota tubuh, dan membersihkan dzat bahaya tersebut merupakan bagian untuk menyehatkan nya, maka puasa dapat menjadikan hati dan anggota badan sehat, dan mengendalikan diri dari pengaruh syahwat, dan ini merupakan faktor untuk meraih takwa,  sebagaimana firman Allah Ta'ala, " Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa ".

Berkata Al-Ala'mah As-Sa'di dalam tafsirnya, dalam firman Allah Ta'ala,

لقوله{ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ }: (( فإن الصيام من أكبر أسباب التقوى، لأن فيه امتثال أمر الله واجتناب نهيه ))

" ( Agar kamu bertakwa ) , Sesungguhnya puasa merupakan salah satu sebab terbesar untuk meraih takwa, dikarenakan terkandung dalam nya  melaksanakan perintah dan menjauhi larangan ".

Adapun penjelasan secara rinci bahwa ibadah puasa merupakan sarana meraih ketakwaan, sebagai berikut :

*  Orang yang berpuasa meninggalkan makan, minum, berhubungan pasutri, dan sebagai nya yang nafsu ini condong untuk mengerjakan nya dalam rangka menjaga perintah Allah Ta'ala, mengharapkan pahala di sisi Nya, dan ini merupakan ketakwaan.

* Orang yang berpuasa adalah melatih diri dari muroqobah atau merasa di awasi oleh Allah, di mana ia meninggalkan segala sesuatu yang disukai nafsu, walaupun secara nyata ia mampu melakukan, dan ia meninggalkan karena pengetahuannya bahwasanya Allah Ta'ala melihat dirinya.

* Ibadah puasa dapat mempersempit ruang gerak setan, karena ia berjalan dengan jalan nya darah, dengan puasa melemahkan gerakan nya dan mencegah dari perbuatan maksiat.

* Ibadah puasa secara umum, mengokohkan untuk berbuat ketaatan, sedangkan ketaatan merupakan perangai orang yang bertakwa.

* Orang-orang yang memiliki kecukupan jika merasakan perih nya rasa lapar, akan mendorong dirinya untuk saling berbagi kepada yang miskin, dan ini adalah perbuatan takwa.

Takwa kepada Allah Ta'ala adalah berbuat taat dengan menjalankan perintah dan menjauhi larangan, yaitu menjadikan batasan antara dirinya dengan yang ia takutkan, yaitu dengan menjadikan batasan antara dirinya dengan kemurkaan dan kemarahan Allah Ta'ala dengan menjalankan perintah dan menjauhi larangan.

Allah Ta'ala terkadang memerintahkan kepada para hamba agar bertakwa kepada Nya, dan terkadang memerintahkan agar kita menjaga diri dari siksa api neraka, sebagaimana firman Allah Ta'ala,

:{ فَاتَّقُوا النَّارَ الَّتِي وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ }

" Dan berlindung lah dari siksa api neraka yang bahan bakar nya adalah manusia dan bebatuan ".
( Q.S.2 Al-Baqorah : 24 )

Allah Ta'ala berfirman,

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ قُوٓا۟ أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا ٱلنَّاسُ وَٱلْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَٰٓئِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُونَ ٱللَّهَ مَآ أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ

" Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan." (Q.S.66 At-Tahriim :6)

Dan terkadang Allah Ta'ala memerintahkan diri kita dari siksa hari kiamat, sebagaimana firman Allah Ta'ala,

وَٱتَّقُوا۟ يَوْمًا تُرْجَعُونَ فِيهِ إِلَى ٱللَّهِ ۖ ثُمَّ تُوَفَّىٰ كُلُّ نَفْسٍ مَّا كَسَبَتْ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ

" Dan peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi pada) hari yang pada waktu itu kamu semua dikembalikan kepada Allah. Kemudian masing-masing diri diberi balasan yang sempurna terhadap apa yang telah dikerjakannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan)."
( Q.S.2 Al-Baqorah : 281)

Rosulillah shallallahu alaihi wa sallam dahulu senantiasa ber wasiat kepada para sahabat radhiyallahu anhum agar mereka bertakwa kepada Allah Ta'ala, demikian pula tatkala mengutus utusan untuk berperang di jalan Allah senantiasa mengingat kan kepada pemimpin nya secara khusus agar bertakwa kepada Allah Ta'ala, dan kepada para pasukan nya, demikian pula tatkala menunaikan haji wada' beliau senantiasa memberikan wasiat agar bertakwa kepada Allah Ta'ala.

Para generasi sahabat juga senantiasa memberikan perhatian yang besar dalam urusan bertakwa kepada Allah Ta'ala, merealisasikan, dan saling ber wasiat diantara mereka serta memberikan penjelasan tentang hakikat takwa, sebagaimana sahabat Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhuma berkata,

الْمُتَّقَونَ : الَّذِينَ يَحْذَرُونَ مِنَ اللهِ عُقُوبَتَهُ فِي تَرْكِ مَا يَعْرِفُونَ مِنَ الْهُدَى ، وَيَرْجُونَ رَحْمَتَهُ فِي التَّصْدِيقِ بِمَا جَاءَ بِهِ "

" Orang-orang yang bertakwa adalah orang-orang yang takut terhadap siksa Allah Ta'ala tatkala  meninggalkan apa yang mereka ketahui dari petunjuk kebenaran, dan mereka senantiasa berharap akan rahmat Nya dengan mengimani tentang apa yang diberitakan kepada nya  ".

Al-Hasan Al-Basry rahimahullah berkata,

" الْمُتَّقُونَ اتَّقَوْا مَا حُرِّمَ عَلَيْهِمْ ، وَأَدَّوْا مَا افْتُرِضَ عَلَيْهِمْ " .

" Orang-orang yang bertakwa adalah orang-orang yang menjauhi apa yang dilarang bagi mereka, dan melaksanakan segala yang di wajibkan kepada mereka ".

Umar bin Abdul Aziz rahimahullah berkata,

" لَيْسَ تَقْوَى اللهِ بِصِيَامِ النَّهَارِ وَلاَ بِقِيَامِ اللَّيْلِ وَالتَّخْلِيطِ فِيمَا بَيْنَ ذَلِكَ ، وَلَكِنَّ

تَقْوَى اللهِ: تَرْكُ مَا حَرَّمَ اللهُ ، وَأَدَاءُ مَا افْتَرَضَ الله " .

" Takwa bukan sekadar berpuasa di siang hari dan melakukan sholat tarawih di malam hari dan mengerjakan keduanya, akan tetapi takwa adalah meninggalkan segala larangan dan melakukan segala kewajiban ".

Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu anhu berkata,

في قوله تعالى{ اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ }[آل عمران:102] قال : " أَنْ يُطَاعَ فَلَا

يُعْصَى ، وَيُذْكَرَ فَلَا يُنْسَى ، وَأَنْ يُشْكَرَ فَلَا يُكْفَرَ "

Menafsirkan firman Allah Ta'ala, " Bertakwalah kepada Allah Ta'ala dengan sebenar takwa ", Hendaknya menaati-Nya dan tidak bermaksiat, senantiasa mengingat dan tidak melupakan, serta senantiasa bersyukur dan tidak mengkufuri ".

Tholk ibnu Habib berkata,

" التَّقْوَى أَنْ تَعْمَلَ بِطَاعَةِ اللهِ عَلَى نُورٍ مِنَ اللهِ تَرْجُو ثَوَابَ اللهِ ، وَأَنْ تَتْرُكَ

مَعْصِيَةَ اللهِ عَلَى نُورٍ مِنَ اللهِ تَخَافُ عِقَابَ الله "

" Takwa adalah engkau melakukan ketaatan atas dasar petunjuk dari Allah Ta'ala dan berharap pahala Nya, dan meninggalkan maksiat kepada Allah Ta'ala atas dasar petunjuk dari Allah dan engkau takut akan siksa Nya ".

Tatkala seseorang berkata kepada sahabat Umar bin Khottab radhiyallahu anhu, " Bertakwalah engkau kepada Allah ", maka Umar berkata,

: " لَا خَيْرَ فِيكُمْ إِنْ لَمْ تَقُولُوهَا، وَلَا خَيْرَ فِينَا إِذَا لَمْ نَقْبَلْهَا ".

" Tiada kebajikan pada diri mu jika tidak mengatakan nya, dan tidak ada kebijakan pada diriku jika aku tidak menerima nya ".

Takwa tempatnya di dalam hati, sebagaimana riwayat imam Muslim dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu anhu , bahwasanya Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

(التَّقْوَى هَاهُنَا وَيُشِيرُ إِلَى صَدْرِهِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ )

" Takwa disini, dan menunjukkan kepada dada beliau  tiga kali ".

Imam Ibnu Rojab rahimahullah berkata,

" وإذا كان أصلُ التَّقوى في القُلوب ، فلا يطَّلعُ أحدٌ على حقيقتها إلا الله عز وجل ، كما قال صلى الله عليه وسلم : ((إِنَّ اللَّهَ لَا يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ ، وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ))

" Jika asal usul takwa didalam hati, maka tidak seorangpun melihat hakikat nya kecuali hanya Allah Ta'ala semata, sebagaimana yang di ungkapkan Nabi shallallahu alaihi wa sallam, " Sesungguhnya Allah Ta'ala tidak melihat kepada rupa-rupa kalian dan harta kalian akan tetapi melihat kepada hati dan amal kalian ".

- وحينئذٍ فقد يكون كثيرٌ ممن له صورة حسنة أو مال أو جاه أو رياسة في الدنيا قلبه خراباً من التقوى ، ويكون من ليس له شيء من ذلك قلبُه مملوءاً من التقوى، فيكون أكرم عند الله عز وجل ، بل ذلك هو الأكثر وقوعاً "

Dan dari sana, bisa jadi seseorang yang memiliki paras yang elok dan harta melimpah, memiliki kedudukan, pangkat, di dunia akan tetapi hatinya busuk, dan sebaliknya jika seseorang tidak memiliki apapun akan tetapi hatinya dipenuhi oleh takwa, maka ia lebih mulia disisi Allah Ta'ala dan ini biasa yang sering terjadi ".

Takwa memiliki buah dan faedah di dunia dan akhirat, diantaranya :

* Mendapatkan ilmu yang bermanfaat, sebagaimana firman Allah Ta'ala,

: { وَاتَّقُوا اللَّهَ وَيُعَلِّمُكُمُ اللَّهُ } [البقرة: 282]،

" Bertakwalah kepadaAllah Ta'ala dan niscaya Dia akan memberikan ilmu kepadamu ".

وقال سبحانه: { إِنْ تَتَّقُوا اللَّهَ يَجْعَلْ لَكُمْ فُرْقَانًا } [الأنفال: 29].

" Jika sekiranya engkau bertakwa kepada Allah niscaya akan memberikan kepada mu Furqon ".

* Diantara faedah dari bertakwa adalah mendapatkan kemudahan dan jalan keluar dan limpahan rizki yang tidak disangka sangka.

قال تعالى: { وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا [2] وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ } [الطلاق:2-3] .

" Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya akan diberikan jalan keluar. Dan diberikan rizki dari sisi yang tidak disangka sangka ".

* Diantara faedah dari bertakwa dalam urusan akhirat adalah mendapatkan keberuntungan dengan masuk ke dalam surga dan tempat yang tinggi di sisi Allah Ta'ala.

قال تعالى: { إِنَّ لِلْمُتَّقِينَ عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنَّاتِ النَّعِيمِ } [القلم:34] ،

" Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa mereka disisi Allah mendapatkan surga yang penuh dengan kenikmatan ".

* Diantara faedah yang paling agung adalah mendapatkan kesempatan untuk berjumpa dan melihat Allah Ta'ala.

إِنَّ ٱلْمُتَّقِينَ فِى جَنَّٰتٍ وَنَهَرٍ ﴿٥٤﴾  فِى مَقْعَدِ صِدْقٍ عِندَ مَلِيكٍ مُّقْتَدِرٍۭ ﴿٥٥﴾

"  Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu di dalam taman-taman dan sungai-sungai "."Di tempat yang disenangi di sisi Tuhan Yang Berkuasa." (Q.S.54: Al Qomar : 55)

Marilah kita memohon kepada Allah Ta'ala Dzat Penguasa Arsy Adhim, dimana kita sedang berada di bulan ramadan yang penuh berkah agar kita diberikan ketakwaan dalam hati hati kita yang menjadi bekal bagi kita di dunia ini dan kelak di akhirat. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar