Selasa, 16 Juni 2015

KELEMBUTAN SEBUAH HATI

Alhamdulillah, was sholaatu was salaamu ala' Rosulillah, wa ba'du :

Sesungguhnya lembut dan khusyuknya sebuah hati serta tunduknya dihadapan Al-Ka'liq Subhaanahu Wa Ta'ala merupakan karunia dan semata-mata anugrah dari Allah Ta'ala, yang membuahkan ampunan dan magfiroh sekaligus menjadikan perisai dan benteng dari berbuat tugyan dan kemaksiyatan.

Tidaklah seseorang yang lembut hatinya dan tunduk kepada Allah Ta'ala melainkan ia tergolong orang-orang yang bersegera dalam berbuat kebajikan, senantiasa meraih ketaatan dan keridhoan dan bersemangat untuk mengerjakan perbuatan taat dan perkara yang mendatangkan kecintaan Allah Ta'ala, ketika ia diingatkan, maka ia segera ingat dan kembali, tatkala ditunjukkan kebenaran, ia segera sadar dan mengikuti, hatinya selalu tenang mengingat Allah Ta'ala, lisannya senantiasa memuji dan mensyukuri, jauh dari perbuatan maksiat dan durhaka.

Hati yang lembut adalah hati yang tunduk kepada Allah Ta'ala, merasa takut dan khawatir atas keagungan dan keperkasaan Dzat Yang Maha Kuasa, para penyeru setan tidaklah berhenti dari menyerukan jalanya kecuali dikarenakan rasa takut kepada Allah Ta'ala, demikian pula seorang penyeru kesesatan dan hawa nafsu berhenti dari jalan yang mereka tempuh kecuali karena takut kepada Allah Ta'ala.

Maka seseorang yang memiliki hati yang lembut mereka merupakan teman setia, kawan yang baik hati, akan tetapi perlu diingat, siapakah yang menjadikan seseorang memiliki hati yang lembut, memiliki hati yang bersih, siapakah yang menjadikan hatinya takut kepada Tuhan nya, siapakah yang melembutkan hatinya tatkala ia menyebut Robb nya, khusyuk terhadap ayat ayat Tuhan nya. ..? Tidak lain adalah Allah Ta'ala tiada Ilah melainkan hanya Dia Maha Suci dari segala sekutu dan tandingan.

Tatkala engkau menjumpai seseorang yang memiliki hati yang sangat keras dan kaku, akan tetapi Allah Ta'ala memberikan limpahan karunia dan hidayah Nya, sehingga dalam waktu sekejap, ia berubah menjadi hati yang lembut, sehingga menumbuhkan iman yang kokoh, dan Allah Ta'ala memilih diantara para hamba Nya, Dia Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana, membolak balikkan hati dari yang sebelumnya memiliki hati yang keras dan keruh menjadi hati yang lembut dan bersih, dari hati yang kelam dan mati menjadi hati yang bersinar dan bercahaya, dari yang sebelumnya tidak mengenal makruf dan mengetahui mungkar, kecuali hanya mengikuti hawa nafsunya, tiba-tiba ia mengharapkan diri kepada Allah Ta'ala secara lahir dan batin.

Ikhwati fillah, sesungguhnya ini merupakan suatu nikmat yang tiada bandingnya di muka bumi ini, yang lebih besar dan agung dari nikmat kelembutan hati, ber - inabah kepada Allah Ta'ala, dikarenakan Allah Ta'ala telah memberikan kabar bahwasanya seseorang yang tidak memiliki sifat kelembutan hati, ia terancam oleh adzab dan siksa yaitu neraka .

Allah Ta'ala berfirman, " 

أَفَمَن شَرَحَ ٱللَّهُ صَدْرَهُۥ لِلْإِسْلَٰمِ فَهُوَ عَلَىٰ نُورٍ مِّن رَّبِّهِۦ ۚ فَوَيْلٌ لِّلْقَٰسِيَةِ قُلُوبُهُم مِّن ذِكْرِ ٱللَّهِ ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ فِى ضَلَٰلٍ مُّبِينٍ

Artinya, "  Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu hatinya)? Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata." (Q.S.39: Azzumar : 22)

Yaitu, siksa dan neraka bagi mereka yang hatinya membatu, keras, tidak tersentuh iman, tidak memiliki rasa takut dan khawatir atas keperkasaan Allah Ta'ala, dan dahsyatnya adzab hari kiamat, dan sebaliknya, berbahagialah orang orang yang senantiasa jiwa dan hatinya lembut, tunduk dan patuh kepada syariah Allah Ta'ala, sehingga tidak menerjang batasan dan larangan yang telah digariskan.

Oleh karena itu, sepantasnya seorang mukmin yang benar-benar memiliki iman, ia berusaha maksimal untuk mendapatkan nikmat yang agung ini, berupaya untuk meraih kelembutan hati, sehingga dirinya menjadi kekasih dari kekasih-kekasih Allah Ta'ala, meraih ridho Allah Ta'ala, sehingga ia tidak kenal lelah, letih, sunyi, gembira, kecuali jika menggapai kecintaan dan ketaatan kepada Allah Ta'ala, karena ia sadar dan yakin, bahwasanya jika ia terhalangi dari nikmat ini, maka ia terharamkan kebaikan yang tiada tara, sehingga betapa banyak orang-orang saleh masa dahulu, mereka membutuhkan waktu sejenak untuk berupaya melembutkan hatinya, karena hati merupakan sesuatu yang sangat mengherankan, di waktu tertentu ia lembut dan ringan melakukan kebajikan, sekiranya diminta untuk menginfakkan seluruh hartanya karena Allah Ta'ala , ia segera menunaikan, sekiranya ia berjuang dan berperang di jalan Allah Ta'ala, niscaya ia bersedia mengorbankan nyawanya karena Allah Ta'ala, waktu-waktu tertentu, hatinya tertanam untuk mengerjakan ketaatan, dan lain waktu, hatinya jauh dari Allah Ta'ala, keras, bahkan membatu, dan kita berlindung kepada Allah Ta'ala dari segala keburukan. 

Diantara sebab yang dapat melembutkan dan mengkhusukkan hati  kepada Allah Ta'ala adalah memperbanyak ingat terhadap negri dan kampung akhirat, yaitu bahwasanya seorang hamba akan kembali ke hadapan Allah Ta'ala kelak untuk mempertanggungjawabkan amalnya, dan bahwasanya setelah kematian tiada tempat selain surga dan neraka, sehingga tatkala manusia sadar bahwa dunia adalah fana, dan akan sirna, kebahagiaan nya akan pudar, kesenangannya akan berakhir, maka Allah Ta'ala menyeru kepada para hamba agar senantiasa menghadapkan diri hanya kepada Nya, kembali diatas jalan Nya, dengan sepenuh hati dan kejujuran, niscaya disana ia akan mendapat kelembutan hati, ketenteraman jiwa.

Demikian juga jika seseorang yang melihat kubur dan mengingat para penghuninya, niscaya hatinya akan lembut dan khusyuk, dan ia akan terhindar dari sifat takabur dan lupa daratan.

Oleh karena nya, tidak akan engkau jumpai orang yang rajin ziarah kubur, yang disertai dengan tadabur, tafakur, ia ingat ayah, ibu, saudara, kerabat, tetangga, kawan dan teman yang telah mendahului dirinya ke alam kubur, dan ia sadar bahwasanya dirinya akan segera menyusul, ia merenung bahwa disana hanya terdapat dua keadaan, kesengsaraan dan kebahagiaan, dan antara keduanya semisal langit dan bumi, tidaklah seseorang melakukan hal ini, kecuali ia akan mendapatkan kelembutan hati , niscaya hatinya akan bergetar karena takut kepada Allah Ta'ala, iman nya akan membumbung tinggi , ia akan menghadap dan kembali ke jalan Robb Subhaanahu Wa Ta'ala.

Diantara sebab yang dapat melembutkan dan membersihkan hati adalah memperbanyak melihat Ayat dalam Al-Qur'an.

Allah Ta'ala berfirman,

الٓر ۚ كِتَٰبٌ أُحْكِمَتْ ءَايَٰتُهُۥ ثُمَّ فُصِّلَتْ مِن لَّدُنْ حَكِيمٍ خَبِيرٍ

Artinya, "  Alif laam raa, (inilah) suatu kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi serta dijelaskan secara terperinci, yang diturunkan dari sisi (Allah) Yang Maha Bijaksana lagi Maha Tahu".  (Q.S.11 Huud :1)

Tidaklah seseorang hamba membaca ayat suci Al-Qur'an dengan penuh tadabur, tafakur dan menghayati kandungan maknanya kecuali hatinya akan bertambah khusyuk, jiwanya akan terasa tenang.

Allah Ta'ala berfirman,

ٱللَّهُ نَزَّلَ أَحْسَنَ ٱلْحَدِيثِ كِتَٰبًا مُّتَشَٰبِهًا مَّثَانِىَ تَقْشَعِرُّ مِنْهُ جُلُودُ ٱلَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ ثُمَّ تَلِينُ جُلُودُهُمْ وَقُلُوبُهُمْ إِلَىٰ ذِكْرِ ٱللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ هُدَى ٱللَّهِ يَهْدِى بِهِۦ مَن يَشَآءُ ۚ وَمَن يُضْلِلِ ٱللَّهُ فَمَا لَهُۥ مِنْ هَادٍ

Artinya, " Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al Quran yang serupa (ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang disesatkan Allah, niscaya tak ada baginya seorang pemimpinpun." (Q.S.39 Azzumar : 23)

Sungguh , Al-Qur'an memiliki pengaruh yang sangat luar biasa dahsyatnya, betapa banyak dari para sahabat yang tadinya menganut keyakinan musyrikin, tatkala mendengar lantunan ayat suci Al-Qur'an, sehingga gemetar hatinya dan dengan waktu sekejap berubah menjadi seorang muwahid yang beriman kepada Allah Ta'ala dan Rasul Nya.

Al-Qur'an adalah wahyu kalam Ilahi, mengandung nasihat dan mauidhzoh hasanah, tidaklah seorang hamba membaca dan mendengarkan lantunan ayat suci , melainkan dimudahkan baginya hidayah dan petunjuk.

Allah Ta'ala berfirman,

وَلَقَدْ يَسَّرْنَا ٱلْقُرْءَانَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِن مُّدَّكِرٍ

Artinya, " Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?" (Q.S.54 Al Qomar :17)

Adakah diantara kita yang menghendaki untuk mengambil pelajaran. ...? Adakah diantara kita yang sanggup menjadikan Al-Qur'an sebagai pelajaran sepenuh hati nya. ....?

Sungguh, barangsiapa yang menghafalkan Al-Qur'an, atau membaca nya sepanjang siang dan malam dengan sepenuh hati, niscaya hatinya akan menjadi lebih lembut dan bercahaya, khusyuk kepada Allah Ta'ala.

Diantara sebab menjadikan lembutnya hati seseorang adalah dengan menguatkan iman kepada Allah Ta'ala serta Asma' dan sifat - sifat Nya.

Tidaklah seseorang yang memiliki iman yang kokoh melainkan ia senantiasa menjaga batasan batasan yang telah digariskan, ia tidak mendengar satu ayat maupun satu hadist, melainkan terucapkan "   سمعنا و اطعنا غفرانك وإليك المصير   ".

Maka seseorang hamba yang telah mengenal Robb nya, mengenal Asma ' dan Sifat - sifat Nya, dan mengetahui keagungan Dzat Yang Maha Kuasa , kecuali ia tergolong orang-orang yang bersegera dalam kebijakan dan menjauhi segala kemaksiyatan, senantiasa menyebut dan melantunkan dzikir sepanjang pagi dan petang, dan dijumpai didalam hatinya merupakan hati yang lembut, dan sebaliknya, jika seseorang memiliki hati yang keras, kaku, membatu, niscaya engkau mendapatinya sebagai orang yang tidak kenal Robb nya, tidak mengenal Asma ' dan sifat - sifat Nya, lalai dengan urusan dunia, tidak mengenal dzikir, syukur, ibadah kepada Allah Ta'ala.

Bahkan tidak sedikit dijumpai dari para pelaku maksiat, mereka putus asa terhadap rahmat Tuhannya, pesimis terhadap ampunan Robb nya, sepanjang siang dan malam bermaksiat kepada Allah Ta'ala, tidak lain dan bukan, dikarenakan ia jahil dan bodohnya dirinya dari kebesaran dan keagungan Allah Ta'ala.

Sepantasnya seorang hamba hendaknya ia banyak banyak berfikir, merenung, melihat, mentadaburi, tanda tanda akan keagungan dan keperkasaan Allah Allah Ta'ala, sehingga akan menumbuhkan iman yang selanjutnya membuahkan rasa takut dan kelembutan hati. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar