Sabtu, 17 Agustus 2013

MUQODDIMAH MUHADHOROH 'USHUL DAKWAH SALAFIYAH

Syaikh Abdussalam ibnu Barjas Al-Abdulkarim -rahimahullah- berkata: Wa ba'du, di dalam majlis ini kami akan berbicara tentang 'ushul yang tegak padanya dakwah salafiyah dan kami terangkan perbedaan dengan dakwah selainnya yang berseberangan dari jalan yang lurus, dan yang menjadi penyemangat akan kajian ini ada 2 perkara:

- Pertama, apa yang telah aku lihat dan juga lainnya dari penampakan ketergantungan jamaah hizbiyah yang jauh dari manhaj salaf dengan memakai nama dakwah salaf yang muliya ini dan penisbatan kelompok hizbiyah ini kepada salaf yang diridhoi Allah Ta'ala, yang mana Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda tentangnya: "Sebaik-baik generasi adalah generasiku, kemudian setelahnya, kemudian setelahnya". Sedang kelompok ini menamakan dengan nama salaf dan ahlussunnah, dengan demikian mereka mencampurkan racun dengan madu yang murni, bersembunyi, berlindung didalamnya dalam rangka mengelabuhi dan menyesatkan manusia. Betapa banyak tulisan-tulisan mereka menyelisihi dan berseberangan dengan manhaj salaf, dan membela manhaj kholaf dan kelompok sesat seperti khowarij, mu'tazilah dan sufiyah dalam perkara ini.

- Kedua, mereka bergantung dengan nama salaf untuk tujuan tertentu. Mereka mengaitkan pendapatnya kepada seseorang yang sebenarnya orang tersebut berlepas diri dari pemikiran mereka. Agar semua jelas, bahwa kelompok Ikhwan Muslimin mereka berkedok dari dakwah Syaikh Muhammad ibnu Ibrohim yang berkaitan dengan Tauhid Hakimiyah, mereka mengembar-gemborkan seruan Hakimiyah, yang mana mereka berangapan bahwa dakwah Syaikh sama dengan tujuan mereka yang bathil yaitu pengkafiran negara dan dibolehkannya melakukan pemberontakan dan kudeta. Dengan demikian mereka berdusta dan mengelabuhi umat, demi Allah. Sikap Syaikh sangat jelas tidak ada kesamaran, tulisan dan karangan Syaikh memberikan kejelasan tentang ini, yang telah terangkum dalam mutiara nasihat yang telah aku susun dengan judul "Nasihat Penting Dalam Tiga Permasalahan".

Disitu diterangkan sikap Syaikh terhadap para penguasa agar wajib taat dalam perkara yang tidak ada kemaksyiatan kepada Allah Ta'ala. Dan ini yang ditulis oleh Syaikh dalam risalahnya dan tulisan-tulisan lainnya. Dan ini adalah inti rangkuman karya Syaikh dalam masalah Hakimiyah, akan tetapi mereka seperti orang ahli kitab yang menyumpal telinga mereka dengan jari-jari tangan mereka terhadap Ayat Taurat yang menerangkan hukum zina yang diharuskan hukum rajam, mereka menyembunyikannya dan menghapusnya -kita memohon kepada Allah keselamatan dan afiyah-. Sebagaimana diketahui penamaan istilah "Tauhid Hakimiyah" menuai kritikan dan sikap kritis dari berbagai kalangan, sebagai halnya menimbulkan kontroversi dari kalangan juru tulis dan mufakir itu sendiri. Berkata Doktor Muhammad Ammaroh, "Sesungguhnya kalimat tersebut adalah simbol yang dalam terhadap warisan lama dan perjuangan kami yang baru". Berkata juru tulis seperti Muhammad Said Al-Asymawy dan Ahmad Kamal dan Hafidz Iyab, "Bahwa syiar ini adalah sama dengan syiar para khowarij yang dijadikan panji yang ada di masa pemberontakan khilafah Ali bin Abi Tholib, yaitu kalimat 'Tidak ada hukum kecuali hukum Allah' ".

Maka kembali aku katakan, Tatkala aku melihat perbuatan keji ini dari kelompok tersebut mempengaruhi banyak pemuda dan menjerumuskannya, maka aku hendak mengingatkan 'ushul dakwah salaf, dengan ini nampak jelas perbedaan antara mereka dan dakwah salaf, kelompok yang benar dengan kelompok yang menyeleweng, penyeru kebenaran dan para pendusta...sebagian mereka mencatut nama salaf padahal bukan dan sebenarnya apa yang mereka catut berlepas diri dari mereka, sebagaimana Asy'ariyah mengaku sebagai Ahlussunnah padahal bukan, mereka berdusta....Sangat jauh sekali antara ahlussunnah dengan manhaj mereka dan dengan apa yang mereka lakukan.

Dan 'ushul yang akan kami jelaskan merupakan perkara yang mutafaq 'alaih -disepakati- oleh seluruh da'i manhaj salaf dahulu hingga sekarang. Dan sebelum aku mengulas perkara ini, aku tegaskan bahwa manhaj salaf yang kita menyeru padanya, bukanlah seperti jamaah(kelompok-kelompok) islam yang hizbi yang dijumpai di saat ini. Dikarenakan manhaj Salaf merupakan kelompoknya orang islam. Setiap siapa saja yang memiliki aqidah dan keyakinan Salaf dan ia konsisten dalam kenyataan kesehariannya, maka ia tergolong Salafi secara otomatis, tidak terbeda-bedakan antara satu dengan lainnya. Dan kita tidak memiliki keterkaitan selain kepada pemerintah dan penguasa kita dari para hakim dan ulama'. Dan kita tidak pernah menyembunyikan sesuatu dalam keyakinan kita, setiap yang ada tertulis dan terabadikan dalam kitab-kitab, terekam dalam audio, tidak ada yang rahasia dan politik bawah tanah, tidak ada kepemimpinan selain penguasa sah dari kepala negara dan semisalnya.

Dan kita merasa bergantung dengan para Ulama Salaf adalah perkara yang amat penting, terlebih dengan para imam dakwah dari Nejed (timur tengah) dan semisal mereka dan pengikutnya -rohimahumullah ajma'in- pada generasi akhir semacam ini. Kita menimba ilmu dari kalangan ulama yang ma'ruf dengan sunnah yang terjaga dari berbagai macam bid'ah dan selamat dari hawa. Dan mereka para ulama sangat banyak sekali, semisal: Syaikh Abdul Aziz Ibnu Baz, Syaikh Muhammad ibnu Nashiruddin Al-Albany, Syaikh Muhammad ibnu Sholih Al-Utsaimin, Syaikh Sholih ibnu Fauzan Al-Fauzan, Syaikh Abdullah ibnu Abdur Rahman Al-Ghudaiyyan, Syaikh Sholih ibn Abdur Rahman Al-Athrum, Syaikh Abdul Muhsin Al-Abbad, Syaikh Abdul Aziz ibn Abdullah Alu-Syaikh, Syaikh Bakr ibn Abdullah Abu Zaid, Syikh Sholih Muhammad Al-Luhaidan dan semisalnya dari kalangan para ulama yang berjalan di atas manhajnya, dan kita tidak meyakini mereka terbebas kesalahan, akan tetapi sebagaimana manusia biasa memiliki kesalahan dan kealpaan.

Kita menggeluti ilmu, bersibuk dengan ilmu dan mencari ilmu dari kalangan ulama semisal mereka dan yang bermanhaj seperti mereka. Kita mempelajari Hadist seperti Kutubus-Sittah beserta syarahnya yang terkenal, dan kitab-kitab Tafsir seperti Tafsir Ibnu Jarir, Baghowy, Ibnu Katsir, Ibnu As-Sa'di. Kita pelajari Aqidah salafiyah seperti kitab-kitab Sunnah secara umum, dan kitab Tauhid yang ditulis oleh Ibnu Huzaimah, dan kitab Tauhid Syaikh Muhammad Ibnu AbdulWahhab, dan kita pelajari seluruh karya Beliau, sebagaimana kita pelajari karya Syaikh Islam Ibnu Taimiyah dan Ibnu Qoyyim dan karya imam-imam Dakwah hingga saat ini seperti yang telah aku isyaratkan di atas. Kita pelajari pula Fiqih, bahkan menghafalnya dan menguasai dalil-dalilnya serta mengikutinya. Kita anti pada ta'asub (fanatik) selain kepada dalil, sebagaimana kita juga perhatian dengan Ilmu Nahwu dan Shorof dan Ilmu Adab dan Syi'ir.

Kita mendakwahkan kepada manusia untuk perbaikan diri dengan cara memperbaiki aqidah dan keyakinan serta akhlaq dan sungguh-sungguh dalam ibadah. Kita anjurkan manusia agar menyusuri jalan-jalan sunnah dan mengidupkannya. Dan kita meyakini bahwa siapa saja yang berusaha memunculkan dakwah salaf dengan bungkus kefanatikan seperti kelompok-kelompok Hizbi yang ada adalah salah dan keliru dan kita berlepas diri darinya. Inilah keyakinan kita dan kita memohon kepada Allah agar diberikan kebenaran dan menguatkan kita dan mendatangkan manfaat bagi kita. -Innahu waliyyu dzalika wa Qo'diru 'ala dzalik-

~disarikan dari tulisan Syaikh Abdussalam ibnu Barjas AbdulKarim rahimahullah di www.burjes.com~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar