Selasa, 25 Februari 2025

KEUTAMAAN PUASA RAMADHAN


Keutamaan Puasa Ramadhan


Segala puji bagi Allah yang mensyariatkan hukum-hukum dan menjelaskan aturan-aturan, serta mengkhususkan bulan Ramadhan di antara bulan-bulan lainnya dengan kewajiban berpuasa. Dalam bulan ini, Allah menjelaskan halal dan haram, dan mewajibkan kepada hamba-Nya untuk menahan diri dari segala yang membatalkan puasa, meninggalkan kesia-siaan, serta menghindari perbuatan yang bertentangan dengan tujuan puasa.


Allah telah menciptakan manusia sesuai dengan kehendak-Nya, dan Dia mengatur kehidupan makhluk-Nya sesuai dengan kebijaksanaan-Nya. Di antara tanda-tanda kebesaran-Nya adalah penciptaan makhluk dengan hikmah dan keindahan. 

Dia memberi keistimewaan kepada manusia dengan akal dan pemahaman, serta memberikan petunjuk dengan wahyu-Nya. 

Allah memilih siapa yang Dia kehendaki untuk menerima risalah-Nya dan mengangkat derajat orang yang dikehendaki-Nya.

Dan Dia memudahkannya untuk mendapatkan sebab-sebab karamah, dan Dia adalah yang paling mengetahui dalam memilih hamba-hamba-Nya untuk tugas tertentu serta memberikan tempat khusus kepada mereka.

Dia membagi keutamaan di antara makhluk-Nya: ada yang dimuliakan, dan ada yang dihinakan; ada yang didekatkan, dan ada yang dijauhkan; ada yang diangkat, dan ada yang direndahkan. Ini semua adalah bagian dari kehendak-Nya dan kebijaksanaan-Nya. 

Dan Dia-lah yang Maha Terpuji dalam semua keputusan dan perbuatan-Nya. Segala puji bagi-Nya atas segala kebaikan-Nya serta karunia-Nya yang agung.

Kesempurnaan tauhid adalah keyakinan bahwa tidak ada tuhan selain Allah, yang Esa, tiada sekutu bagi-Nya dalam rububiyah dan uluhiyah-Nya. 

Dan kesempurnaan iman adalah bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, yang cahaya ketuhanannya bersinar di alam setelah kegelapan. Dengan perantaraan beliau, Islam mencapai kesempurnaan sejak awal dakwahnya. 

Semoga Allah mencurahkan shalawat dan salam kepada beliau, keluarganya, sahabatnya, serta para pengikutnya.

Allah Ta’ala berfirman: 

‘Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.’ (QS. Al-Baqarah: 183)

Ayat ini adalah perintah untuk berpuasa, yang merupakan sarana untuk menahan diri dari kesenangan duniawi, termasuk makanan, minuman, serta hal-hal lain yang membatalkan puasa. 

Allah juga berfirman:

 ‘Bulan Ramadan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia.’ (QS. Al-Baqarah: 185)

Bulan Ramadan diwajibkan atas umat Islam sebagai bagian dari rukun Islam. Puasa ini pertama kali diwajibkan pada tahun kedua hijriyah, sebagaimana disebutkan dalam riwayat yang sahih dari Rasulullah ﷺ.

Puasa bertujuan untuk melemahkan kekuatan syahwat agar seseorang tidak hanya mencari kesenangan duniawi, tetapi lebih berfokus pada ibadah kepada Allah. Ia juga berfungsi untuk menahan hawa nafsu, mengingatkan orang akan penderitaan fakir miskin, serta menyucikan hati dan jiwanya dari godaan setan."

Puasa adalah menahan diri dari dorongan hawa nafsu dalam segala bentuk kenikmatan dan kesenangannya. Dengan itu, setiap anggota tubuh dan setiap kekuatan dalam diri manusia menahan kebiasaan dan kesenangannya. Maka, mereka yang berpuasa adalah pasukan keutamaan, barisan orang-orang mulia, dan kelompok orang-orang beruntung.

Puasa adalah warisan para nabi dan orang-orang saleh. Ia merupakan pendidikan bagi jiwa dan latihan bagi akhlak. Ia termasuk dalam bentuk ketaatan yang paling utama.

Sesungguhnya, menahan diri dari syahwat dan makanan serta minuman demi menaati perintah Allah dan mencari keridhaan-Nya adalah salah satu jalan untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Ia merupakan langkah dalam perjalanan menuju surga dan jalan menjauhi segala keburukan yang nyata.

Adapun orang yang menahan makan dan minumnya serta syahwatnya hanya demi kesehatan, kebugaran, atau hal-hal duniawi lainnya, maka ia tidak memperoleh faedah dari puasanya kecuali sebatas hal-hal tersebut. Ia tidak mendapatkan pengaruh luar biasa dari hakikat puasa.

Bagi orang yang memiliki kesadaran sejati tentang makna puasa, ia memahami bahwa puasa menjaga hati dan anggota badan dari keburukan. Ia menjauhkannya dari syahwat yang merusak. Maka, puasa adalah salah satu bentuk ketakwaan yang paling agung.

Maksudnya, manfaat puasa sangat besar, karena ia dapat menghilangkan kebiasaan buruk serta akhlak yang tercela. Syariat menetapkan puasa sebagai rahmat bagi hamba-hamba-Nya dan kebaikan bagi mereka. Dengan puasa, jiwa menjadi tertata, syahwat menjadi terkendali, dan dosa-dosa dapat dijauhi.

Oleh karena itu, puasa diwajibkan dalam Islam agar manusia dapat berpindah dari kehidupan yang dipenuhi hawa nafsu menuju kehidupan Islam yang lebih sempurna dengan bertahap.

Syair

Puasa berbicara kepadamu jika engkau berakal,
Memujimu dalam kebaikan yang tak terbatas.

Ia mengajarkanmu kesabaran di siang hari,
Dan bahwa kehormatanmu terjaga dalam kesucian.

Ia datang kepadamu sebagai kekasih yang menghibur,
Seperti air yang menyirami taman yang gersang.

Seandainya Ja'far bin Muhammad masih hidup,
Ia pasti akan memujinya dengan kata-kata yang indah.

Jika engkau di dunia ini berada dalam kelalaian,
Maka puasa datang untuk menyelamatkanmu dari dosa.

Maka taatlah kepadanya dengan penuh kerelaan,
Sebab bagimu ada kebaikan dan kebahagiaan yang kekal.

Diriwayatkan dari Sahal ibnu Said Radhiyallahu anhu dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

"Sesungguhnya di surga terdapat sebuah pintu yang disebut Ar-Rayyan. Pada hari kiamat, orang-orang yang berpuasa akan masuk melalui pintu itu, dan tidak ada seorang pun selain mereka yang masuk melaluinya. Jika mereka telah masuk, maka pintu itu akan ditutup, sehingga tidak ada seorang pun yang dapat masuk setelah mereka."

(Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim).

Diriwayatkan juga dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu bahwa Nabi ﷺ bersabda: 

"Barang siapa yang menghidupkan malam Lailatul Qadar dengan iman dan mengharap pahala, akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. Dan barang siapa yang berpuasa Ramadhan dengan iman dan mengharap pahala, akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." 

Dalam riwayat An-Nasa'i: 

"Barang siapa yang berpuasa Ramadhan dengan iman dan mengharap pahala, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu dan yang akan datang."

Diriwayatkan dari Abu Sa'id Al-Khudri Radhiyallahu anhu, dari Rasulullah ﷺ bahwa beliau bersabda: 

"Barang siapa yang berpuasa Ramadhan dan mengetahui batas-batasnya serta menjaga apa yang seharusnya dijaga, maka itu akan menjadi penebus bagi dosa-dosa sebelumnya." (Diriwayatkan oleh Ibn Hibban dan At-Tahawi).

Ungkapan dalam hadis Abu Hurairah: 'dengan iman dan mengharap pahala' maksudnya adalah dengan niat dan keyakinan yang mantap, bukan karena kebiasaan atau keterpaksaan.

 Ia berpuasa dengan harapan mendapatkan pahala dari Allah dan tidak merasa berat menjalaninya, serta tidak menganggap puasanya sebagai beban. Oleh karena itu, hendaklah kalian memanfaatkan panjangnya hari-hari ini untuk memperbesar pahala. 

Wahai para hamba Allah, berpuasalah dengan ikhlas karena Allah, dan shalatlah di malam-malam yang gelap. Isilah waktu-waktu utama dengan sedekah dan kebajikan, serta ikutilah petunjuk Allah agar kalian mendapatkan hidayah.

Diriwayatkan oleh Abu Ya'la dan Ath-Thabarani dari Ibn Abbas Radhiyallahu  anhuma bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:

 "Sesungguhnya surga berhias untuk menyambut bulan Ramadhan dari tahun ke tahun. Ketika Ramadhan tiba, surga berkata: 'Ya Allah, jadikanlah di bulan ini sebagian dari hamba-hamba-Mu sebagai penghuniku.'"

Beliau juga bersabda: 

"Jika malam pertama Ramadhan tiba, Allah berfirman: 'Ya Allah, jadikanlah untuk kami di bulan ini sebagian dari hamba-hamba-Mu sebagai penghuni surga.'"

Nabi ﷺ bersabda: 

"Barang siapa yang menjaga lisannya dari perkataan dusta, tidak menyakiti seorang mukmin, dan tidak melakukan dosa selama Ramadhan, maka Allah akan menjadikannya memiliki seratus bidadari di surga. Ia juga akan diberikan sebuah istana yang terbuat dari mutiara, yaqut, dan zamrud. Seandainya dunia ini seluruhnya dibuat dari perhiasan tersebut, maka dunia akan tampak tidak berarti dibandingkan dengannya."

"Wahai orang yang tidur terlalu lama! Sesungguhnya engkau sedang lalai dari hari-hari yang berharga. Jauhilah kerakusan terhadap makanan, karena ia dapat mengeraskan hati dan menghalangi dari kebaikan."

Tinggalkan kesenangan dari makanan, dan dengarkan seruan Raja yang Maha Mulia:


"Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa."

Wahai orang yang sakit hatinya, tidak ada obat yang lebih bermanfaat bagimu selain puasanya.
Bulan ini adalah bulan kasih sayang, maka sambutlah ia dengan penuh kegembiraan.
Barang siapa yang menjauhkan diri dari kebodohan dan kesia-siaan, ia akan mendapatkan petunjuk.


Allah berfirman: 

"Puasa adalah untuk-Ku, dan Aku yang akan memberikan balasannya."

Dimana orang yang berpuasa?
Bulan ini adalah bulan ibadah dan penghambaan, bulan kehadiran di mihrab dan membaca kitab suci.
Pada bulan ini, pintu surga dibuka, dan semua pintu neraka ditutup, serta para setan dirantai.


Firman Allah: 

"Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa."

Bulan ini adalah bulan kesabaran, seakan-akan ia memisahkan matahari dari bayangannya.
Bulan ini adalah bulan yang di dalamnya manusia menjaga diri dari najis dan segala kotoran, serta menjauhi hal-hal yang haram.
Bulan ini adalah bulan ibadah, di dalamnya rukuk dan sujud ditegakkan, kebaikan ditebarkan kepada semua orang.
Orang yang gemar beribadah pada bulan ini akan menjadi seperti orang yang menjauhi makanan.


Firman Allah: 

"Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa."

Pada bulan ini, para setan dikekang, sehingga manusia bisa lebih mengenali nilai agama.
Pada bulan ini juga, kemaksiatan dan keburukan dikurangi.
Bulan ini adalah bulan kemenangan dan keberkahan, bulan cahaya dan kebahagiaan, bulan di mana lampu-lampu masjid menyala, dan orang-orang beribadah di dalamnya.
Bulan ini adalah bulan pengampunan dosa dan penghapusan kesalahan.
Hati menjadi lebih bersih, dosa-dosa dihapus, dan orang-orang menjauhi tempat-tempat maksiat.


Firman Allah:

  "Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa."

Syair:

Bagaimana mungkin rumah ini tetap kosong dari kehangatan,
Sementara para pejalan telah menyalakan api unggun,
Tanda luka hatiku begitu lama tertahan,
Sedangkan selainku telah menikmati tidur nyenyak.


Allah Ta’ala berfirman:

  "Bersegeralah kalian menuju ampunan dari Tuhan kalian, dan menuju surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang bertakwa."
Dan Allah juga berfirman: "Ketika mereka memasukinya, mereka akan disambut dengan salam sejahtera, lalu mereka pun kekal di dalamnya."


Serta firman-Nya:

  "Surga 'Adn yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa."

Diriwayatkan dari Sahl bin Sa'd, dan dalam beberapa riwayat lainnya disebutkan bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
"Di dalam surga terdapat delapan pintu, salah satunya disebut Ar-Rayyan, yang hanya dimasuki oleh orang-orang yang berpuasa. Tidak ada yang masuk melalui pintu itu selain mereka. Jika mereka telah masuk, maka pintu itu akan ditutup dan tidak ada lagi yang masuk setelah mereka."

Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:


"Barang siapa yang menginfakkan dua pasang harta di jalan Allah, maka dia akan dipanggil dari pintu-pintu surga. Dan surga memiliki beberapa pintu, maka siapa yang termasuk ahli shalat akan dipanggil dari pintu shalat. Siapa yang termasuk ahli sedekah akan dipanggil dari pintu sedekah. Siapa yang termasuk ahli puasa akan dipanggil dari pintu Ar-Rayyan. Dan siapa yang termasuk ahli jihad akan dipanggil dari pintu jihad."

Maka Abu Bakar berkata: "Wahai Rasulullah, adakah seseorang yang dipanggil dari semua pintu itu?" 

Rasulullah ﷺ menjawab: "Ya, dan aku berharap engkau termasuk salah satu dari mereka."

Diriwayatkan dari Umar bin Khattab bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
"Tidaklah salah seorang dari kalian berwudhu dengan sempurna, lalu mengucapkan: Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, kecuali akan dibukakan baginya delapan pintu surga, dan dia dapat masuk dari pintu mana pun yang ia kehendaki."

Diriwayatkan oleh Muslim.

Diriwayatkan oleh Ahmad dan At-Tirmidzi dari Uqbah bin Amir Al-Juhani bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
"Tidaklah seorang hamba yang muslim meninggal dunia lalu ia meninggalkan tiga anak yang belum baligh, kecuali ia akan dimasukkan ke dalam surga melalui pintu mana saja yang ia kehendaki."

Diriwayatkan oleh At-Thabrani dan Al-Baihaqi dari Abdurrahman bin Auf bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
"Jika seorang wanita menjaga shalat lima waktu, berpuasa pada bulannya (Ramadhan), menjaga kemaluannya, dan menaati suaminya, maka dikatakan kepadanya: 'Masuklah ke dalam surga dari pintu mana saja yang engkau kehendaki.'"

Hadis ini dinilai hasan.

Maka sepatutnya bagi seorang wanita yang menginginkan apa yang ada di sisi Allah, takut akan azab-Nya, serta berharap pahala dan ampunan-Nya, untuk menjaga shalat lima waktu dengan sempurna, menjaga kesucian dan kebersihan dirinya.

Puasa Ramadan memiliki adab-adab yang perlu diperhatikan, di antaranya adalah menjauhi segala sesuatu yang dapat membatalkannya atau mengurangi pahalanya, serta menjaga diri dari perbuatan haram dan kerusakan moral.

Disebutkan dalam sebuah riwayat bahwa penghuni neraka disiksa akibat keluarnya kemaluan mereka dalam perbuatan zina. Azab bagi pelaku zina adalah dikumpulkan dalam keadaan telanjang pada hari kiamat, sementara api menyala-nyala di sekitar mereka, membakar dan menyiksa mereka.

Seorang istri hendaknya berusaha menjaga keridhaan suaminya, serta tidak berbuat sesuatu yang dapat menyakitinya. Jika ia melakukannya, maka ia termasuk orang yang berdosa.

Diriwayatkan bahwa ada seorang wanita yang menyakiti suaminya, lalu para malaikat dan manusia melaknatnya. Oleh karena itu, siapa saja yang menginginkan surga harus melakukan amal yang membawanya ke sana.

Imam Ahmad meriwayatkan dari Mu’adz bin Jabal bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:


"Kunci surga adalah La ilaha illa Allah."

Hadis ini juga terdapat dalam Shahih Bukhari. Namun, Wahb bin Munabbih mengatakan bahwa kunci itu memiliki gigi-gigi (yakni syarat-syarat). 

Jika seseorang datang dengan kunci yang benar, maka pintu surga akan dibukakan untuknya. Jika tidak, maka pintu itu tidak akan dibuka.

Diriwayatkan bahwa Ghunnah bin Qais pernah berkhutbah dan menyebutkan bahwa antara dua tiang dari lampu-lampu surga terdapat jarak perjalanan 40 tahun. Pada hari kiamat, seorang munafik akan dihukum dalam neraka selama 40 tahun.

Dikeluarkan dalam dua kitab sahih dari hadis Abu Hurairah bahwa Nabi ﷺ bersabda:
"Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sesungguhnya jarak antara dua pintu surga adalah seperti antara Makkah dan Hajar – atau antara Hajar dan Makkah."
Dalam riwayat lain disebutkan, "Seperti antara Makkah dan Busra."

Al-Hasan berkata:
"Nabi Adam عليه السلام menangis selama seratus tahun ketika diturunkan dari surga, hingga air matanya mengalir membentuk sungai-sungai di bumi. Maka Allah menumbuhkan dari air matanya lembah Adim, Dārisīn, dan Falafl. Kemudian Jibril عليه السلام datang kepadanya dan berkata: 'Wahai Adam, angkatlah kepalamu, karena dosamu telah diampuni.' Lalu Adam mengangkat kepalanya dan mendatangi Ka’bah, lalu bertawaf di sekelilingnya selama seminggu, dan ia terus menangis hingga air matanya membasahi sekelilingnya."

Asbat berkata: "Seandainya tangisan penduduk bumi dibandingkan dengan tangisan Adam عليه السلام, niscaya tangisan Adam lebih banyak."

Syair:


Hatimu menetap di tempat cinta saat engkau jatuh dalam nafsu,
Tiada cinta kecuali bagi kekasih pertama.

Betapa banyak tempat di bumi yang ditempati seorang pecinta,
Namun tetap rindunya hanya pada tempat tinggal yang pertama.

Betapa besar kelembutan dan kebijaksanaan Allah dalam menurunkan Adam ke bumi!
Seandainya bukan karena pemberontakannya, jihad para mujahid tidak akan tampak.
Tidak akan ada pula kesungguhan para ahli ibadah, tidak akan terdengar nafas para sabar,
Tidak akan mengalir air mata orang-orang yang merintih, dan tidak akan lapar perut orang-orang yang berpuasa.

Wahai Adam, jika engkau merasa terasing dari negeri kedekatan (surga), maka dekatkanlah dirimu dengan menyeru Dzat yang Maha Mengabulkan ketika seorang pemanggil menyeru.
Jika keluarnya engkau dari surga telah mematahkan hatimu, maka aku di sisi orang-orang yang hancur hati.
Sungguh, jika kekasihmu ada di langit, maka langit para merindu ada di hatimu.
Maka tinggallah di bumi dengan hati seorang perindu!

Di manakah para perindu?
Di manakah orang-orang yang merindukan Allah?
Di manakah orang-orang yang mencintai-Nya sehingga mereka selalu hidup dengan kemurnian?
Di manakah orang-orang yang merasa terhibur dalam keterputusan, dalam kehancuran, dan dalam kefakiran?
Seandainya mereka tidak berbuat dosa, maka Allah akan membawa kaum yang berdosa lalu mereka beristighfar, dan Allah pun mengampuni mereka.

Maha Suci Tuhan yang apabila Dia menginginkan sesuatu, maka sesuatu itu terjadi!
Maha Suci Tuhan yang mendekat kepada mereka dan memperkenalkan diri-Nya kepada mereka tanpa ada perantara!

Ya Allah, wahai yang mencintai orang-orang yang bertaubat!
Wahai yang menghibur orang-orang yang rindu!
Wahai yang menenangkan orang-orang yang putus asa!
Wahai yang takut kepada-Nya, jadikan kami termasuk wali-wali-Mu yang shadiqin (jujur)!
Wahai Allah, amankanlah ketakutan kami pada hari kebangkitan dan perhitungan,
Hiburkanlah kesepian kami di dalam kubur, dan mudahkanlah urusan kami!

Ya Allah, ampunilah dosa kami sebelum anggota tubuh kami bersaksi atasnya, sebelum hati kami mengungkapkannya, dan sebelum pendengaran kami mendengarnya. Engkaulah Yang Maha Penyantun dan Maha Pemurah. Ajarkanlah kepada kami apa yang bermanfaat bagi kami, dan berilah kami manfaat dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami. Limpahkanlah karunia dan anugerah-Mu kepada kami. Ya Allah, ampunilah kami, kedua orang tua kami, serta seluruh kaum Muslimin, baik yang masih hidup maupun yang telah wafat, dengan rahmat-Mu, wahai Yang Maha Pengasih di antara para pengasih.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar