Keutamaan Waktu-Waktu Mulia dan Kedudukan Puasa di Dalamnya
Segala puji bagi Allah, yang dengan keberadaan-Nya tampak tanda-tanda yang bercahaya, serta karena kemurahan-Nya, nikmat-Nya yang tersembunyi dan nyata melimpah ruah.
Dialah yang menggerakkan segala yang berputar, angin yang berhembus, tumbuhan yang bermekaran, dan taman-taman yang berseri. Yang pertama dari segala yang ada adalah Dia yang memiliki ciptaan dan urusan, serta kehidupan akhirat.
Allah yang mengetahui rahasia dalam hati dan segala yang tersembunyi, yang tampak dan yang batin, yang memiliki hikmah yang mendalam dan ketentuan yang pasti.
Dia Maha Mengetahui apa yang tersimpan dalam dada dan yang diceritakan dalam perkataan. Tak ada yang menyerupai-Nya, dan segala sesuatu tunduk di hadapan-Nya.
Dengan kemurahan-Nya, Dia mendekatkan orang-orang yang rendah hati ke hamparan karunia-Nya, serta menyingkap kebesaran-Nya bagi mereka yang mencari petunjuk.
Mereka yang berpaling dari kebenaran akan tersesat dan jatuh dalam kegelapan, sedangkan mereka yang mencari cahaya-Nya akan beruntung dan meraih kemenangan.
Maka beruntunglah siapa yang diberi nikmat dan petunjuk, serta mendapatkan pertolongan dan hidayah.
Merugilah siapa yang memilih jalan yang salah dan mengikuti hawa nafsunya, sehingga akhirnya ia terjerumus dalam kebinasaan.
Aku memuji-Nya atas segala nikmat-Nya, dan aku bersyukur kepada-Nya atas semua karunia-Nya.
Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Dia adalah Tuhan yang memiliki keabadian dan kekekalan.
Aku juga bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya, sang pemberi kabar gembira dan peringatan, yang menyeru kepada kebenaran dan cahaya yang jelas.
Semoga shalawat dan salam tercurah kepada beliau, keluarganya, dan para sahabatnya, serta kepada semua yang mengikuti ajarannya dengan baik hingga hari kiamat.
Allah Ta’ala berfirman:
“Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami; lalu di antara mereka ada yang menzalimi diri mereka sendiri, ada yang pertengahan, dan ada pula yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang besar.”
Kemudian Allah membagi umat ini menjadi tiga golongan:
- Orang yang menzalimi diri sendiri: Mereka adalah orang yang melakukan sebagian kewajiban tetapi juga melakukan perkara-perkara yang diharamkan.
- Orang yang pertengahan: Mereka adalah yang melaksanakan kewajiban dan meninggalkan yang haram, namun masih melakukan sebagian hal yang makruh dan meninggalkan sebagian sunnah.
- Orang yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah: Mereka adalah yang mengerjakan kewajiban serta sunnah dan menjauhi yang haram maupun yang makruh.
Disebutkan dalam beberapa hadis bahwa orang yang lebih dahulu berbuat kebaikan akan masuk surga tanpa hisab, sementara orang yang pertengahan akan dihisab dengan ringan, dan orang yang menzalimi diri sendiri akan mendapatkan bagian dari azab tetapi tidak sampai kekal di neraka.
Ibnu Abbas berkata mengenai ayat "Kemudian Kitab itu Kami wariskan":
Orang yang lebih dahulu berbuat kebaikan adalah mereka yang masuk surga tanpa hisab, orang yang pertengahan akan dipermudah hisabnya, sedangkan orang yang menzalimi dirinya sendiri akan mendapatkan ampunan.
Disebutkan juga oleh Muqatil bin Sulaiman bahwa golongan pertama adalah yang masuk surga tanpa hisab, golongan kedua mendapat hisab ringan, sedangkan golongan ketiga akan mendapatkan ampunan setelah menerima bagian dari azab mereka.
Diriwayatkan pula bahwa ketika ayat ini turun, Nabi Muhammad ﷺ bersabda: "Umatku termasuk dalam ayat ini." Lalu beliau menjelaskan bahwa golongan pertama adalah yang paling utama, golongan kedua tetap termasuk dalam golongan orang baik, dan golongan ketiga akan mendapat ampunan setelah ditebus dengan azab sesuai kadar dosa mereka.
Maka demikianlah, Allah memberi karunia-Nya dengan membagi hamba-hamba-Nya sesuai dengan amal dan keadaan mereka, dan akhirnya semuanya akan kembali kepada rahmat dan keadilan-Nya.
Diriwayatkan dari Abdullah bin Amr bin Al-‘Ash radhiyallahu anhu, ia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda:
"Sesungguhnya bagi orang yang berpuasa, ketika berbuka ada doa yang tidak akan ditolak." Perawi berkata: Aku mendengar Abdullah berkata ketika berbuka: "Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu dengan rahmat-Mu yang meliputi segala sesuatu agar Engkau mengampuni dosaku." (Diriwayatkan oleh Ibnu Majah).
Diriwayatkan pula dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, ia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda:
"Ada tiga golongan yang doanya tidak akan tertolak: pemimpin yang adil, orang yang berpuasa ketika ia berbuka, dan doa orang yang terzalimi. Allah mengangkatnya di atas awan, dan dibukakan baginya pintu-pintu langit, serta Allah berfirman: 'Demi kemuliaan-Ku, Aku pasti akan menolongmu meskipun setelah beberapa waktu.'" (Diriwayatkan oleh Ahmad dan Tirmidzi).
Rasulullah ﷺ bersabda:
"Bagi orang yang berpuasa ada dua kebahagiaan: kebahagiaan ketika berbuka dan kebahagiaan ketika bertemu dengan Rabb-nya."
Adapun kebahagiaan ketika berbuka, yaitu karena matahari telah terbenam dan jiwa merasa tenteram untuk berbuka, menikmati makanan dan minuman, serta merasa puas dan senang.
Jika sebelumnya ia menahan diri dari hal-hal yang diharamkan, maka saat itu ia mendapat kebebasan untuk menikmati hal-hal yang diperbolehkan.
Sedangkan kebahagiaan ketika bertemu dengan Rabb-nya, adalah saat ia menerima pahala puasanya dengan sempurna dan melihat ganjaran besar yang Allah siapkan baginya, sebagaimana disebutkan dalam hadis qudsi:
"Setiap amal anak Adam adalah untuknya, kecuali puasa, karena puasa itu untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya."
Oleh karena itu, dilarang melakukan puasa secara terus-menerus tanpa berbuka (puasa wishal). Maka jika seorang yang berpuasa segera berbuka, ia telah mendekatkan diri kepada Allah dengan amalannya, memuji-Nya, dan bersyukur atas nikmat-Nya. Dengan demikian, ia diharapkan mendapat ampunan atau rahmat dari Allah.
Dalam hadis juga disebutkan bahwa Allah ridha kepada hamba-Nya yang makan sesuatu lalu memuji-Nya atas makanan tersebut, serta minum sesuatu lalu memuji-Nya atas minuman tersebut.
Dan terkadang doanya dikabulkan saat itu juga, sebagaimana disebutkan. Jika ia berniat berbuka, ia juga diberi pahala seperti pahala orang yang berpuasa dan yang berdiri untuk shalat malam, sebagaimana halnya jika ia berniat tidur di malam hari dan bangun di pagi hari untuk beramal, maka tidurnya dihitung sebagai ibadah.
Diriwayatkan bahwa orang yang berpuasa memiliki derajat yang tinggi, sehingga puasanya menjadi ibadah.
Hal ini sesuai dengan sabda Nabi ﷺ:
"Tidur orang yang berpuasa adalah ibadah, diamnya adalah tasbih, amalannya diterima, dan doanya dikabulkan." (HR. al-Baihaqi dari Abu Hurairah)
Orang yang berpuasa mengendalikan dirinya dalam ibadah. Doanya dikabulkan saat berpuasa dan ketika ia berbuka.
Inilah makna kebahagiaan orang yang berpuasa ketika melihat pahala puasanya, sebagaimana firman Allah Ta'ala:
"Katakanlah, dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah mereka bergembira. Itu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan." (QS. Yunus: 58)
Namun, ada syarat agar puasanya diterima, yaitu tidak tercampur dengan sesuatu yang haram. Jika ia menahan diri dari sesuatu yang Allah haramkan, lalu berbuka dengan yang haram, bagaimana mungkin doanya diterima? Sebagaimana disebutkan dalam hadits Nabi ﷺ:
"Orang yang bepergian jauh, berdebu, dan menengadahkan tangannya ke langit seraya berkata: ‘Ya Rabb, Ya Rabb,’ tetapi makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan ia diberi makan dari yang haram, maka bagaimana mungkin doanya dikabulkan?" (HR. Muslim)
Oleh karena itu, doa orang yang berpuasa dikabulkan jika ia menjaga dirinya dari keharaman.
Sufyan bin ‘Uyainah berkata:
"Pahala puasa tidak diberikan kepada orang-orang yang menyakiti orang lain dalam kezaliman, melainkan Allah menyimpannya untuk orang yang berpuasa hingga Dia membalasnya dengan surga."
Rasulullah ﷺ bersabda:
"Sesungguhnya dunia ini adalah gudang, maka perhatikanlah apa yang kalian simpan di dalamnya. Hari-hari adalah gudang, maka perhatikanlah apa yang kalian isi di dalamnya. Karena setiap manusia akan diberikan balasan sesuai dengan apa yang ia simpan, baik kebaikan maupun keburukan. Dan di hari kiamat, setiap gudang akan dibuka bagi pemiliknya."
Dan orang-orang yang berbakti akan memperoleh bagian mereka di tempat penyimpanan cahaya dan kemuliaan, sedangkan orang-orang berdosa akan menerima balasan mereka di tempat penyimpanan kerugian dan kehinaan.
Syair:
Dan orang yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Pengasih mendapatkan anugerah yang luar biasa,
Dan ia akan memiliki singgasana kebesaran yang tinggi di antara kedudukannya.
Ia akan naik menuju Tuhan segala makhluk untuk mendekatkan diri kepada-Nya,
Dan menerima buku catatan amal serta menimbangnya di timbangan keadilan, yang tidak menzalimi seorang pun.
Maka janganlah seorang hamba merasa takut akan keadilan itu,
Karena tidak ada seorang pun yang dizalimi dan setiap orang akan mendapatkan ganjarannya.
Dan anggota tubuh akan bersaksi atas apa yang telah diperbuatnya,
Demikian pula mulut yang bisu akan mengungkapkan apa yang pernah diucapkannya.
Sifat-Sifat Surga
Allah Ta'ala berfirman:
"Apakah orang-orang yang beriman itu lebih baik ataukah orang-orang yang durhaka? Bagi orang-orang yang bertakwa, di sisi Tuhan mereka terdapat surga yang penuh kenikmatan." (QS. Al-Qalam: 34)
Allah Ta'ala juga berfirman:
"Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam surga dan kenikmatan." (QS. At-Tur: 17)
Allah Ta'ala berfirman:
"Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada di tempat yang aman." (QS. Ad-Dukhan: 51)
Allah berfirman:
"Surga 'Adn, yang pintu-pintunya terbuka bagi mereka." (QS. Shad: 50)
Allah juga berfirman:
"Mereka diberi rezeki di dalamnya pagi dan petang." (QS. Maryam: 62)
Allah berfirman:
"Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya." (QS. Al-Kahfi: 108)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, ia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda:
"Allah berfirman: Aku telah menyiapkan bagi hamba-hamba-Ku yang saleh sesuatu yang tidak pernah dilihat oleh mata, tidak pernah didengar oleh telinga, dan tidak pernah terlintas di hati manusia."
(HR. Bukhari dan Muslim)
Diriwayatkan oleh Abu Abdillah Al-Bukhari dari Anas radhiyallahu 'anhu:
Suatu hari, Haritsah bin Suraqah terbunuh dalam Perang Badar. Ibunya datang kepada Rasulullah ﷺ dan berkata, "Wahai Rasulullah, engkau tahu bagaimana kedudukan Haritsah di hatiku. Jika dia di surga, aku akan bersabar. Tetapi jika tidak, maka engkau akan melihat apa yang akan aku lakukan." Rasulullah ﷺ bersabda;
"Wahai Ummu Haritsah, sesungguhnya surga itu memiliki beberapa tingkatan, dan anakmu berada di Firdaus yang paling tinggi."
Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu:
Rasulullah ﷺ bersabda,
"Apakah kalian takut akan kematian? Bukankah surga itu mahal? Bukankah surga itu tinggi?"
Diriwayatkan dalam hadits Abu Hurairah radhiyallahu anhu:
Setiap hari di bulan Ramadan, Allah menghias surga dan berfirman,
"Hampir tiba saatnya hamba-hamba-Ku yang shalih akan menyingkirkan penderitaan dan kesulitan dunia serta memasuki surga."
Demikian pula dalam hadits Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma: "Sesungguhnya surga dihias dari awal tahun untuk menyambut kedatangan bulan Ramadan." Rasulullah ﷺ ketika masuk bulan Ramadan berdoa,
"Ya Allah, jadikanlah Ramadan ini sebagai tempat tinggal bagi ibadah-Mu."
Saudara-saudaraku!
Hari-hari bulan Ramadan ini adalah musim kemuliaan, yang mengandung keutamaan iman. Ini adalah hari-hari kesabaran dan kebaikan. Maka, peganglah dirimu dengan kuat, wahai pencari kebaikan! Ini adalah bulan di mana rahmat turun, doa dikabulkan, dan ampunan diberikan. Berhati-hatilah, jangan biarkan diri terbuai oleh kelalaian dan perbuatan sia-sia.
Ketahuilah!
Ramadan adalah tamu agung yang datang kepadamu. Jangan biarkan dirimu tenggelam dalam angan-angan kosong dan perbuatan sia-sia. Bersungguh-sungguhlah dalam ibadah dan hindari keburukan. Perbaiki niat, akhlak, dan perbuatanmu. Jika hatimu dipenuhi kesadaran akan Allah, maka akan terbuka pintu-pintu keberkahan. Jika engkau menyadari bahwa waktumu di dunia ini terbatas, maka engkau akan lebih menghargai setiap momen yang ada.
Jika engkau bersabar dan menjaga ibadahmu, maka kesedihan akan berganti dengan kebahagiaan.
Engkau akan menyaksikan Ramadan berlalu dengan keberkahan dan di akhirat nanti engkau akan melihat hasil dari semua amal yang engkau lakukan.
Puasa memiliki adab-adab yang mengumpulkannya, yaitu menjaga hati dari langkah-langkah yang haram, menjaga lisan dari ucapan yang tidak pantas, menjaga telinga dari mendengar yang diharamkan, menjaga perut dari makanan yang haram, serta menjaga anggota tubuh dari perbuatan maksiat.
Wahai hamba Allah, ini adalah bulan untuk menyucikan jiwa yang lemah! Ini adalah bulan yang disiapkan untuk orang-orang yang taat dan para ahli ibadah. Ini adalah bulan untuk menjauhi kebiasaan-kebiasaan buruk dan kelalaian, serta untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan kesungguhan.
Wahai pendosa yang lalai, tidakkah engkau menyadari kekurangan dalam ibadahmu? Wahai orang yang mengutamakan dunia dan lupa akhirat, tidakkah engkau tahu bahwa bulan ini adalah kesempatan untuk kembali? Apa yang engkau harapkan dari umur yang semakin berkurang, sedangkan dosa-dosamu semakin bertambah?
Wahai yang berbuat maksiat di siang hari dan malam hari, apakah engkau tidak takut akan murka Tuhanmu? Bukankah engkau menyadari bahwa dosa-dosa itu akan menjerumuskanmu dalam kebinasaan?
Wahai orang yang terbiasa dalam dosa dan kelalaian, apakah engkau tidak takut jika ajal menjemputmu dalam keadaan seperti ini? Maka bertobatlah sebelum semuanya terlambat.
Bulan ini adalah bulan tasbih dan Al-Qur'an. Di dalamnya terdapat kemuliaan besar yang mengangkat derajat orang-orang beriman. Maka berbahagialah bagi mereka yang berpuasa dengan ikhlas dan menjauhi segala keburukan, karena mereka akan mendapatkan pahala dan kebahagiaan di akhirat.
Betapa banyak orang-orang shalih sebelum kita yang telah meninggalkan dunia ini. Kini mereka berada di alam kubur, menanti perhitungan amal mereka. Maka janganlah engkau tertipu oleh panjangnya angan-angan dan kelalaian, karena sesungguhnya ajal datang tanpa peringatan.Dan kemurkaan menimpa para pemuda karena dosa-dosanya, sehingga mereka tenggelam dalam kegelapan kebinasaan, sampai kapan kehidupan akan terus dibiarkan dalam kelalaian?
Ya Allah, wahai Dzat yang tidak tertimpa rasa kantuk maupun tidur, jangan jadikan kematian sebagai kejutan bagi kami. Jangan biarkan kematian datang kepada kami secara tiba-tiba tanpa persiapan. Jangan jadikan keinginan terhadap dunia menguasai hati kami sehingga melalaikan kami dari amal akhirat. Jadikanlah keberhasilan dan kebahagiaan kami dalam meniti jalan ketaatan, dan limpahkan kepada kami kemuliaan serta angkatlah derajat kami di sisi-Mu. Ampunilah dosa-dosa kami dan hapuskan segala kesalahan kami.
Ya Allah, kami memohon kepada-Mu dengan nama-nama-Mu yang mulia dan kekuasaan-Mu yang tak terbatas. Kami berlindung kepada-Mu dari azab neraka, dan kami memohon ampunan serta keridhaan-Mu. Anugerahkanlah kepada kami surga-Mu yang penuh kenikmatan dan kebahagiaan, bersama orang-orang yang Engkau pilih sebagai kekasih-Mu. Ya Allah, ampunilah kami, orang tua kami, dan seluruh kaum muslimin, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal. Dengan rahmat-Mu, wahai Dzat Yang Maha Pengasih di antara para pengasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar