Kamis, 14 Maret 2013

HATI YANG BERSIH

Allah Ta'ala menurunkan Al-Kitab dan Mengutus Para Rusul, tidak lain dan bukan dalam rangka membersihkan jiwa dan hati para manusia, sebagaimana halnya diutusnya Nabi Muhammad shalallahu 'alaih wa salam, disebutkan dalam firman-Nya:
"Dialah Allah Yang mengutus seorang Rasul kepada kaum yg ummi, dari kalangan mereka sendiri, yang membacakan Ayat-ayat-Nya, mensucikan jiwa mereka, mengajarkan Al-Kitab dan Hikmah, meski sebelumnya mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata".(QS. Al-Jumu'ah: 2).

Allah Ta'ala kaitkan keberuntungan hamba dengan kesucian jiwa dan hati, bahkan Allah bersumpah berturut-turut karenanya. "Demi matahari dan sinarnya di pagi hari. Demi bulan bila mengiringinya. Demi siang bila menampakkannya. Demi malam bila menutupinya. Demi langit dan susunannya. Demi bumi serta hamparannya. Demi jiwa dan kesempurnaan ciptaan-Nya. Maka jiwa tersebut diilhami jalan kejahatan dan ketaqwaan. Maka sungguh beruntung orang yang mensucikan jiwanya. Dan sungguh rugi orang yang mengotorinya". (QS. Asy-Syams: 1-10).

Mensucikan jiwa artinya membersihkan dari segala noda hati yang mengotorinya, baik itu berupa keinginan-keinginan yang buruk, ambisi yang kotor, kedengkian dan kroni-kroninya. Sebagaimana sedekah harta juga dinamakan pembersih harta, karena dengan sedekah berarti ia telah menyalurkan hak Allah kepada orang yang membutuhkannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar