Imam Ahmad meriwayatkan di dalam kitab Musnadnya bahwa Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam berpesan kepada Mu'adz seraya bersabda, "Demi Allah, Aku mencintaimu, Aku bepesan kepadamu agar kamu tidak melupakan di setiap akhir sholatmu do'a: 'Ya Allah mudahkan untukku agar senantiasa mengingat-Mu dan bersyukur kepada-Mu dan beribadah kepada-Mu dengan baik". (HR.Ahmad dan Tirmidzy).
Syukur adalah pengikat dan sebab yang menjadikan bertambahnya suatu nikmat. Berkata Umar bin Abdul Aziz rahimahullah, "Ikatlah suatu nikmat agar terus menerus turun dengan banyak besyukur kepada Allah.
Berkata Ali bin Abi Tholib radhiyallahu 'anhu, "Sesungguhnya suatu nikmat akan terus bersambung dengan bersyukur, dan syukur pula yang akan menjadikan nikmat bertambah, dan keduanya terikat dalam satu ikatan, bertambahnya nikmat tidak akan putus selagi hamba senantiasa bersyukur".
Abul-Mughiroh bila ditanya, Bagaimana keadaanmu pagi ini? Ia menjawab, "Pagi ini kami penuh dengan kenikmatan, akan tetapi tidak pandai untuk mensyukurinya". Dikatakan kepada Abu Hazim: bagaimana bersyukurnya mata? Ia menjawab: "Bila kamu melihat kebaikan maka kamu ceritakan, dan bila melihat keburukan maka kamu menutupinya". Bagaimana bersyukurnya telinga? Ia menjawab, "Bila engkau mendengar kebaikan maka kamu hafalkan, dan jika mendengar keburukan maka engkau tinggalkan". Bagaimana bersyukurnya tangan? Ia menjawab, "Jangan engkau mengambil yang bukan hak kamu, dan jangan kamu menahan hak Allah yang telah dititipkan kepadamu."
Syukur adalah pengikat dan sebab yang menjadikan bertambahnya suatu nikmat. Berkata Umar bin Abdul Aziz rahimahullah, "Ikatlah suatu nikmat agar terus menerus turun dengan banyak besyukur kepada Allah.
Berkata Ali bin Abi Tholib radhiyallahu 'anhu, "Sesungguhnya suatu nikmat akan terus bersambung dengan bersyukur, dan syukur pula yang akan menjadikan nikmat bertambah, dan keduanya terikat dalam satu ikatan, bertambahnya nikmat tidak akan putus selagi hamba senantiasa bersyukur".
Abul-Mughiroh bila ditanya, Bagaimana keadaanmu pagi ini? Ia menjawab, "Pagi ini kami penuh dengan kenikmatan, akan tetapi tidak pandai untuk mensyukurinya". Dikatakan kepada Abu Hazim: bagaimana bersyukurnya mata? Ia menjawab: "Bila kamu melihat kebaikan maka kamu ceritakan, dan bila melihat keburukan maka kamu menutupinya". Bagaimana bersyukurnya telinga? Ia menjawab, "Bila engkau mendengar kebaikan maka kamu hafalkan, dan jika mendengar keburukan maka engkau tinggalkan". Bagaimana bersyukurnya tangan? Ia menjawab, "Jangan engkau mengambil yang bukan hak kamu, dan jangan kamu menahan hak Allah yang telah dititipkan kepadamu."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar