Apa yang Terjadi pada Mayat di Malam Pertama di Kubur?
Fakta yang Tidak Anda Ketahui tentang Alam Barzakh
Kubur adalah tempat persinggahan pertama dari alam akhirat, di mana manusia akan diberi kabar tentang tempatnya di surga atau posisinya di neraka. Jika seseorang adalah hamba yang beriman, maka ia akan merasakan kenyamanan, keluasan, dan kebahagiaan di kuburnya. Namun, jika ia adalah orang kafir, durhaka, atau fasik, maka ia akan merasakan akibat dari jauhnya dirinya dari Allah dan penolakannya terhadap apa yang diutus oleh Allah melalui para nabi. Sementara itu, jika seorang Muslim yang masuk ke kubur memiliki dosa-dosa kecil, maka ia akan diperlakukan dengan cara yang berbeda. Semua ini akan dijelaskan dalam artikel ini.
Hidup Baru di Alam Barzakh
Hidup manusia sebenarnya tidak berakhir dengan kematian. Sebaliknya, kematian hanyalah jalan untuk berpindah dari kehidupan dunia menuju kehidupan akhirat, yang dimulai di alam kubur. Kubur hanyalah jalan transisi antara dunia dan akhirat. Ketika hari kiamat tiba, penghuni kubur akan berpindah ke tahap selanjutnya, yaitu pengadilan dan hisab, serta penentuan tempat di surga atau neraka.
Kehidupan Mayat di Alam Barzakh
Kehidupan barzakh adalah kehidupan yang dialami seseorang setelah mati hingga hari kebangkitannya, terlepas dari apakah ia dikuburkan, terbakar, atau dimakan binatang buas. Kehidupan ini dibuktikan oleh hadits Nabi Muhammad SAW yang menyebutkan bahwa setelah mayat diletakkan di kuburnya, ia dapat mendengar suara sandal keluarganya yang meninggalkan kubur.
Kehidupan ini bisa menjadi nikmat atau siksaan. Kubur bisa menjadi taman dari taman-taman surga atau lubang dari lubang-lubang neraka. Dalil tentang nikmat dan siksa kubur salah satunya adalah firman Allah tentang kaum Fir’aun:
"Api neraka dipertontonkan kepada mereka pada pagi dan petang hari, dan pada hari kiamat dikatakan kepada mereka: 'Masukkanlah kaum Fir’aun ke dalam azab yang paling keras'.” (QS. Ghafir: 46).
Ibnu Mas’ud mengatakan bahwa arwah kaum Fir’aun dan orang-orang kafir lainnya digiring ke neraka setiap pagi dan petang, dan dikatakan kepada mereka: "Ini adalah tempatmu."
Banyak dalil Al-Qur’an yang menjelaskan tahap-tahap yang dilalui oleh seseorang setelah masuk ke kubur, seperti pertanyaan, hisab, nikmat, atau siksa. Jika seseorang di dunia dekat dengan Allah, tahap-tahap ini akan terasa mudah. Namun, jika ia lalai dari Allah dan mengikuti hawa nafsunya, maka ia akan menghadapi siksa dan pertanyaan dari malaikat dengan kesulitan yang besar.
Keadaan Orang Beriman di Kubur
Orang yang beriman kepada Allah dengan benar akan masuk kubur dengan aman dan tenang. Ketika ditanya oleh malaikat, ia akan menjawab dengan yakin karena iman, takwa, amal saleh, dan persiapannya menghadapi akhirat. Firman Allah:
"Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh di kehidupan dunia dan di akhirat. Allah menyesatkan orang-orang yang zalim, dan Allah berbuat sesuai kehendak-Nya." (QS. Ibrahim: 27).
Ketika mayat diturunkan ke kubur dan keluarganya meninggalkannya, dua malaikat yang diutus oleh Allah akan datang untuk menanyainya. Berdasarkan jawabannya, nasibnya di kubur akan ditentukan, yang kemudian mengarah pada nasib akhiratnya. Malaikat akan mendudukkan mayat di kuburnya dan menanyakan siapa Tuhannya. Jika ia seorang mukmin, ia akan menjawab dengan yakin: "Tuhanku adalah Allah." Ketika ditanya tentang nabinya, ia akan menjawab: "Nabiku adalah Muhammad." Ketika ditanya tentang agamanya, ia akan menjawab: "Agamaku adalah Islam."
Setelah selesai menjawab, ia akan melihat tempatnya di surga sebagai balasan atas kebaikan dan ketakwaannya. Sebaliknya, orang kafir akan menjawab setiap pertanyaan dengan, "Ah, aku tidak tahu," lalu diperlihatkan tempatnya di neraka sebagai balasan atas kekufurannya dan penolakannya terhadap ajaran Allah.
Siksa Kubur Berlangsung Hingga Hari Kiamat
Hal ini dibuktikan oleh hadits shahih dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
"Sesungguhnya seorang hamba, ketika diletakkan di kuburnya dan ditinggalkan oleh sahabat-sahabatnya, ia mendengar suara sandal mereka ketika mereka pergi meninggalkannya. Lalu datanglah dua malaikat, keduanya mendudukkannya dan bertanya kepadanya, ‘Apa yang kamu katakan tentang lelaki ini (Nabi Muhammad ﷺ)?’ Adapun orang yang beriman, ia akan berkata, ‘Aku bersaksi bahwa dia adalah hamba Allah dan Rasul-Nya.’ Maka dikatakan kepadanya, ‘Lihatlah tempatmu di neraka, Allah telah menggantinya dengan tempat di surga.’ Maka ia melihat kedua tempat tersebut. Ketika itu, kuburnya diluaskan dan dipenuhi dengan kenikmatan." (HR. Bukhari dan Muslim).
Adapun orang munafik dan kafir, ketika ditanya, ia akan berkata, ‘Aku tidak tahu. Aku hanya mengatakan apa yang dikatakan oleh manusia.’ Maka dikatakan kepadanya, ‘Kamu tidak tahu dan tidak mempelajari.’ Lalu ia dipukul dengan palu besar dari besi, sehingga ia menjerit kesakitan. Jeritannya didengar oleh semua makhluk, kecuali jin dan manusia."
Setelah malaikat meninggalkan mayit, ia akan melihat tempatnya di surga atau neraka. Jika ia seorang mukmin, kuburnya diluaskan, dan ia merasakan kenikmatan sehingga ia berharap agar kiamat segera tiba agar bisa memasuki surga. Sebaliknya, jika ia kafir atau fasik, setelah pertanyaan malaikat dan diperlihatkan tempatnya di neraka, ia berharap kiamat tidak segera datang agar tidak memasuki neraka. Kuburnya menjadi sempit, dan ia merasakan siksaan dari segala arah, termasuk diperlihatkan tempatnya di neraka setiap pagi dan petang. Allah berfirman:
"Api neraka diperlihatkan kepada mereka pada pagi dan petang hari." (QS. Ghafir: 46).
Apa yang Terjadi pada Mayit di Malam Pertama di Kubur?
Allah berfirman:
"Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh di kehidupan dunia dan di akhirat, dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim. Allah berbuat sesuai kehendak-Nya." (QS. Ibrahim: 27).
Hadits dari Al-Bara’ bin Azib radhiyallahu ‘anhu menyebutkan, Nabi ﷺ bersabda:
"Allah meneguhkan orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh di kehidupan dunia dan di akhirat." Hal ini diturunkan berkaitan dengan siksa kubur.
Dalam hadits lain, Rasulullah ﷺ bersabda:
"Ketika hamba yang beriman didudukkan di kuburnya, ia akan bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah. Maka dikatakan kepadanya: 'Teguhkanlah.' Kemudian ia diperlihatkan tempatnya di surga, dan dibukakan pintu menuju surga, sehingga ia merasakan angin segar dan keharumannya, serta diluaskan kuburnya sejauh pandangannya."
Sebaliknya, bagi orang kafir, ketika ditanya oleh malaikat, ia akan menjawab:
"Aku tidak tahu." Lalu ia dipukul dengan palu besar dari besi, sehingga tulang-tulangnya hancur. Kuburnya menjadi sempit hingga tulang rusuknya bertabrakan. Ia juga diperlihatkan tempatnya di neraka, dan dibukakan pintu neraka, sehingga ia merasakan panas dan racunnya.
Kisah Tambahan tentang Pertanyaan Malaikat
Diriwayatkan juga bahwa malaikat Munkar dan Nakir memiliki suara seperti guntur yang menggelegar, dan mata mereka seperti kilat yang menyambar. Mereka membawa palu dari besi yang begitu berat, sehingga jika digunakan untuk memukul gunung, gunung tersebut akan hancur menjadi debu. Mereka mendudukkan mayit, menanyakan tiga pertanyaan (siapa Tuhanmu, apa agamamu, siapa nabimu), dan memperlihatkan tempatnya di akhirat sesuai amal perbuatannya.
Dari Anas radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ bersabda:
“Sesungguhnya seorang hamba, ketika diletakkan di dalam kuburnya, dan teman-temannya telah meninggalkannya, bahkan dia mendengar suara sandal mereka, maka akan datang dua malaikat yang mendudukkannya, lalu berkata: ‘Apa yang kamu katakan tentang laki-laki ini, tentang Muhammad ﷺ?’
Maka seorang mukmin akan menjawab: ‘Aku bersaksi bahwa dia adalah hamba Allah dan utusan-Nya.’ Maka dikatakan kepadanya: ‘Lihatlah tempatmu di neraka, Allah telah menggantinya dengan tempat di surga.’ Maka dia pun melihat kedua tempat itu.
(Qatadah berkata: Telah disebutkan kepada kami bahwa kuburnya diluaskan untuknya). Lalu kembali ke hadis Anas, beliau bersabda:
Adapun orang munafik dan kafir akan dikatakan kepadanya: ‘Apa yang kamu katakan tentang laki-laki ini?’ Maka dia akan berkata: ‘Aku tidak tahu, aku hanya mengatakan sebagaimana yang dikatakan orang-orang.’ Maka dikatakan kepadanya: ‘Kamu tidak tahu dan tidak mengikuti (ajaran itu).’ Kemudian dia dipukul dengan palu besi, sehingga dia menjerit dengan jeritan yang didengar oleh semua makhluk kecuali jin dan manusia.” (HR. Bukhari)
Dari Asma’ binti Abu Bakar radhiyallahu ‘anha, Nabi ﷺ bersabda dalam khutbahnya saat gerhana matahari:
“Sesungguhnya telah diwahyukan kepadaku bahwa kalian akan diuji di kuburan seperti – atau hampir seperti – fitnah Dajjal. (Asma’ berkata: ‘Aku tidak tahu mana di antara keduanya yang disebut oleh Asma’’) Akan didatangkan seseorang dan dikatakan kepadanya: ‘Apa yang kamu ketahui tentang laki-laki ini?’ Maka seorang mukmin atau orang yang yakin (Asma’ berkata: ‘Aku tidak tahu mana di antara keduanya yang disebut oleh Asma’’) akan berkata: ‘Dia adalah Muhammad Rasulullah, dia datang kepada kami dengan bukti-bukti nyata dan petunjuk, maka kami menjawabnya, mempercayainya, dan mengikutinya.’ Maka dikatakan kepadanya: ‘Tidurlah dengan baik, sungguh kami telah mengetahui bahwa kamu adalah seorang mukmin.’
Adapun orang munafik atau orang yang ragu (Asma’ berkata: ‘Aku tidak tahu mana di antara keduanya yang disebut oleh Asma’’) akan berkata: *‘Aku tidak tahu, aku mendengar orang-orang mengatakan sesuatu, maka aku pun mengatakannya.’” (HR. Bukhari)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi ﷺ bersabda:
“Ketika seseorang meninggal, dia akan dibawa ke kuburannya. Orang yang saleh akan duduk di kuburnya tanpa rasa takut atau khawatir. Maka dikatakan kepadanya: ‘Apa agamamu?’ Dia menjawab: ‘Aku berada dalam Islam.’ Maka dikatakan kepadanya: ‘Siapa laki-laki ini?’ Dia menjawab: ‘Muhammad adalah Rasulullah ﷺ, dia datang kepada kami dengan bukti-bukti nyata dari Allah, maka kami mempercayainya.’
Kemudian dikatakan kepadanya: ‘Apakah kamu pernah melihat Allah?’ Dia menjawab: ‘Tidak pantas bagi siapa pun untuk melihat Allah.’ Maka dibukakan untuknya sebuah lubang ke neraka, dan dia melihatnya yang saling menghancurkan satu sama lain. Lalu dikatakan kepadanya: ‘Lihatlah tempat yang Allah hindarkan darimu.’ Kemudian dibukakan untuknya sebuah lubang ke surga, dan dia melihat keindahannya dan apa yang ada di dalamnya. Maka dikatakan kepadanya: ‘Itulah tempatmu. Kamu berada di atas keyakinan, dan atasnya kamu mati, dan atasnya kamu akan dibangkitkan, insya Allah.’
Adapun orang yang jahat, dia akan duduk di kuburnya dengan ketakutan dan kecemasan. Maka dikatakan kepadanya: ‘Apa agamamu?’ Dia menjawab: ‘Aku tidak tahu.’ Maka dikatakan kepadanya: ‘Siapa laki-laki ini?’ Dia menjawab: ‘Aku mendengar orang-orang mengatakan sesuatu, maka aku pun mengatakannya.’
Kemudian dibukakan untuknya sebuah lubang ke surga, dan dia melihat keindahannya dan apa yang ada di dalamnya. Maka dikatakan kepadanya: ‘Lihatlah tempat yang Allah jauhkan darimu.’ Kemudian dibukakan untuknya sebuah lubang ke neraka, dan dia melihatnya yang saling menghancurkan satu sama lain. Maka dikatakan kepadanya: *‘Itulah tempatmu. Kamu berada di atas keraguan, dan atasnya kamu mati, dan atasnya kamu akan dibangkitkan, insya Allah.’” (Shahih Ibnu Majah)
Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, dia berkata:
“Kami pergi bersama Rasulullah ﷺ untuk mengantarkan jenazah. Maka Rasulullah ﷺ bersabda: *‘Wahai manusia, sesungguhnya umat ini akan diuji di kuburannya. Ketika seseorang dikuburkan dan teman-temannya telah pergi, maka datanglah seorang malaikat dengan membawa palu besar dan mendudukkannya. Dia berkata: ‘Apa yang kamu katakan tentang laki-laki ini?’
Jika dia seorang mukmin, maka dia akan berkata: ‘Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya.’ Maka dikatakan kepadanya: ‘Kamu benar.’ Kemudian dibukakan untuknya sebuah pintu ke neraka, dan dikatakan kepadanya: ‘Ini adalah tempatmu jika kamu kufur kepada Rabbmu. Namun karena kamu beriman, ini adalah tempatmu.’ Maka dibukakan untuknya sebuah pintu ke surga, lalu diperluas kuburnya.
Namun, jika dia seorang kafir atau munafik, maka dia akan berkata: ‘Aku tidak tahu, aku mendengar orang-orang mengatakan sesuatu.’ Maka dikatakan kepadanya: ‘Kamu tidak tahu, tidak mengikuti, dan tidak mendapatkan petunjuk.’ Lalu dibukakan untuknya sebuah pintu ke surga, dan dikatakan kepadanya: ‘Inilah tempatmu jika kamu beriman kepada Rabbmu. Namun karena kamu kufur, Allah menggantikannya dengan ini.’ Maka dibukakan untuknya sebuah pintu ke neraka. Lalu dia dipukul dengan palu besar sehingga semua makhluk mendengar suaranya kecuali jin dan manusia.”
Beberapa sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah, tidak ada seorang pun yang mampu berdiri di hadapan malaikat yang membawa palu besar tanpa merasa ketakutan.” Maka Rasulullah ﷺ bersabda: “Allah meneguhkan orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh...” (HR. Tafsir Ibnu Katsir)
Tentang kubur ketika seseorang dimasukkan ke dalamnya:
Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu berkata:
"Rasulullah ﷺ masuk ke tempat salatnya, lalu beliau melihat sekelompok orang seolah-olah mereka sedang tertawa. Maka beliau bersabda:
'Adapun jika kalian memperbanyak mengingat penghancur segala kenikmatan (kematian), hal itu akan menyibukkan kalian dari apa yang aku lihat. Maka perbanyaklah mengingat penghancur segala kenikmatan, yaitu kematian. Karena tidaklah hari berlalu kecuali kubur itu berbicara. Kubur berkata: Aku adalah rumah keterasingan, aku adalah rumah kesendirian, aku adalah rumah tanah, aku adalah rumah cacing.'
Apabila seorang hamba mukmin dimasukkan ke dalamnya, kubur berkata:
'Selamat datang dan semoga kamu berbahagia. Sesungguhnya dahulu engkau adalah orang yang paling aku sukai berjalan di atas punggungku. Ketika hari ini engkau menjadi tanggunganku, maka engkau akan melihat apa yang aku lakukan kepadamu.'
Kemudian kubur itu diluaskan sejauh mata memandang dan dibukakan untuknya sebuah pintu menuju surga.
Namun, apabila seorang hamba yang durhaka atau kafir dimasukkan ke dalamnya, kubur berkata:
'Tidak ada selamat datang dan tidak ada kebahagiaan untukmu. Sesungguhnya dahulu engkau adalah orang yang paling aku benci berjalan di atas punggungku. Ketika hari ini engkau menjadi tanggunganku, maka engkau akan melihat apa yang aku lakukan kepadamu.'
Maka kubur itu menyempit hingga tulang-tulang rusuknya saling bertumpukan. Rasulullah ﷺ lalu memasukkan sebagian jari-jari beliau ke dalam jari yang lain (sebagai ilustrasi).
Kemudian Allah mengutus untuknya 70 ekor ular berbisa. Seandainya salah satu dari ular tersebut meniup bumi, maka bumi tidak akan menumbuhkan sesuatu pun selama dunia masih ada. Ular-ular itu akan menggigitnya dan melukainya hingga berakhir pada hari perhitungan. Rasulullah ﷺ bersabda:
"Sesungguhnya kubur itu adalah taman dari taman-taman surga atau lubang dari lubang-lubang neraka."
---
Roh orang yang meninggal bergabung dengan roh lainnya:
Diriwayatkan oleh An-Nasa’i dan Ibnu Hibban dalam Shahih mereka dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi ﷺ, tentang keluarnya roh:
"Roh seorang mukmin dibawa ke roh-roh para mukmin lainnya, dan mereka lebih gembira menyambutnya daripada salah seorang dari kalian menyambut kerabatnya yang lama tak berjumpa. Mereka bertanya kepadanya: 'Apa yang dilakukan si fulan? Apa yang dilakukan si fulan?' Mereka berkata: 'Biarkan dia, sesungguhnya dia baru saja keluar dari kesulitan dunia.' Jika dia berkata, 'Apakah si fulan belum datang kepada kalian?' Mereka menjawab: 'Dia telah dibawa ke tempat tinggalnya, yaitu neraka Hawiyah.'”
Diriwayatkan oleh Mu’awiyah bin Yahya (yang sanadnya memiliki kelemahan) dari Abdurrahman bin Salamah, dari Abu Rhum As-Sa’mi, dari Abu Ayyub Al-Anshari radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
"Sesungguhnya roh seorang mukmin, ketika dicabut, akan disambut oleh para penghuni rahmat dari sisi Allah, seperti seseorang yang menerima kabar gembira di dunia. Mereka berkata: 'Lihatlah saudara kalian hingga dia beristirahat. Sesungguhnya dia telah berada dalam kesulitan yang besar.' Mereka bertanya kepadanya: 'Apa yang dilakukan si fulan? Apa yang dilakukan si fulan? Apakah fulanah telah menikah?' Jika dia ditanya tentang seseorang yang telah meninggal sebelumnya, dia berkata: 'Dia telah meninggal sebelumku.' Mereka berkata: 'Innalillahi wa inna ilaihi raji’un, dia telah dibawa ke tempat tinggalnya, yaitu neraka Hawiyah.'"
Persiapan untuk kematian:
Allah Ta’ala berfirman:
"Barang siapa menginginkan kehidupan dunia dan perhiasannya, Kami akan memberikan kepada mereka balasan amal-amal mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia tidak dirugikan sedikit pun. Mereka itu adalah orang-orang yang tidak mendapatkan apa-apa di akhirat kecuali neraka, dan sia-sialah apa yang mereka kerjakan di dunia, serta batal-lah apa yang mereka usahakan." (QS. Hud: 15-16)
Allah Ta’ala juga berfirman:
"Katakanlah: Sesungguhnya kematian yang kalian lari darinya pasti akan menemui kalian, kemudian kalian akan dikembalikan kepada Yang Maha Mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia akan memberitahukan kepada kalian apa yang telah kalian kerjakan." (QS. Al-Jumu’ah: 8)
Allah Ta’ala berfirman:
"Hingga apabila kematian datang kepada salah seorang dari mereka, dia berkata: 'Ya Tuhanku, kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku dapat beramal saleh terhadap apa yang telah aku tinggalkan.' Sekali-kali tidak! Itu hanyalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada barzakh sampai pada hari mereka dibangkitkan. Maka apabila sangkakala ditiup, maka pada hari itu tidak ada lagi hubungan kekeluargaan di antara mereka dan mereka tidak saling bertanya." (QS. Al-Mu’minun: 99-101).
Pesan untuk memanfaatkan waktu:
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma bahwa Nabi ﷺ berkata kepada seorang laki-laki saat menasihatinya:
"Manfaatkanlah lima perkara sebelum lima perkara: mudamu sebelum datang masa tuamu, sehatmu sebelum datang sakitmu, kayamu sebelum datang fakirmu, waktu luangmu sebelum datang kesibukanmu, dan hidupmu sebelum datang kematianmu."
Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi ﷺ menancapkan sebuah tongkat di depannya, satu lagi di sampingnya, dan yang lain di tempat yang lebih jauh. Lalu beliau berkata:
"Tahukah kalian apa ini?" Mereka menjawab: 'Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.' Beliau berkata: 'Ini adalah manusia, ini adalah ajalnya'—lalu beliau berkata: 'dan ini adalah harapannya. Dia terus mengejar harapannya, tetapi ajalnya datang sebelum harapannya tercapai.'”
Sakaratul maut (kondisi menjelang kematian):
Diriwayatkan dalam Shahih Bukhari, dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata:
"Sesungguhnya di depan Rasulullah ﷺ ada sebuah bejana atau wadah berisi air—Umar bin Hafsh ragu tentangnya—lalu beliau memasukkan tangannya ke dalam air tersebut dan mengusap wajahnya seraya berkata: 'La ilaha illallah, sesungguhnya kematian itu memiliki sakarat (kesulitan).' Lalu beliau mengangkat tangannya sambil berkata: 'Bersama Ar-Rafiq Al-A'la.' Hingga beliau wafat, dan tangannya jatuh."
Allah Ta’ala berfirman:
"Setiap jiwa pasti akan merasakan mati, dan sesungguhnya hanya pada hari kiamatlah kalian akan disempurnakan balasan kalian. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh dia telah beruntung. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdaya." (QS. Ali Imran: 185).
Allah Ta’ala juga berfirman:
"Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang dahulu kamu coba hindari." (QS. Qaf: 19).
Diriwayatkan pula dalam Shahih Bukhari:
"Ketika kondisi Nabi ﷺ semakin berat, beliau mengalami sakaratul maut. Fatimah radhiyallahu ‘anha berkata: 'Betapa berat penderitaan ayahku.' Beliau bersabda: 'Tidak ada lagi penderitaan bagi ayahmu setelah hari ini.' Ketika beliau wafat, Fatimah berkata: 'Wahai ayahku, dia telah menjawab panggilan Tuhannya. Wahai ayahku, surga Firdaus adalah tempat tinggalnya. Wahai ayahku, kami menyampaikan kabar wafatmu kepada Jibril.' Ketika beliau dimakamkan, Fatimah berkata kepada Anas: 'Wahai Anas, bagaimana mungkin hati kalian tenang menaburkan tanah di atas Rasulullah ﷺ?'"
Perbedaan pendapat ulama tentang kembalinya ruh ke jasad di kubur:
Para ulama berbeda pendapat mengenai pertanyaan malaikat kepada mayit di kubur, apakah pertanyaan itu terjadi pada ruh saja, pada jasad saja, atau pada keduanya. Berikut pendapat mereka:
1. Pendapat Imam Abu Hanifah dan Al-Ghazali:
Mereka mengambil sikap tawaqquf (tidak memutuskan). Namun, mereka mengakui bahwa mayit di kuburnya merasakan kehidupan tertentu; ia akan menikmati kebahagiaan jika bertakwa, dan merasakan azab jika berdosa. Mengenai kembalinya ruh ke jasad, menurut mereka, hal ini tidak tetap; bisa saja ruh kembali saat dimasukkan ke kubur, atau ditunda hingga hari kiamat.
2. Pendapat mayoritas ulama Ahlus Sunnah:
Mereka berpendapat bahwa ruh dikembalikan ke jasad setelah dikebumikan, bahkan jika jasadnya telah rusak, hancur, atau terbakar. Allah Maha Kuasa menghidupkan kembali sebagian jasad tersebut, dan pada bagian jasad yang tersisa itulah malaikat bertanya.
3. Pendapat Ibnu Hubairah:
Beliau berpendapat bahwa pertanyaan malaikat hanya terjadi pada ruh, dan tidak pada jasad. Beliau mengingkari kembalinya ruh ke jasad setelah dikubur.
4. Pendapat Ibnu Jarir Ath-Thabari dan sejumlah ulama:
Mereka berpendapat bahwa pertanyaan malaikat terjadi pada jasad saja. Allah menciptakan dalam jasad kemampuan mendengar, merasakan, dan menjawab pertanyaan. Jasad juga merasakan azab atau menikmati kebahagiaan, meski hanya untuk waktu tertentu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar