Rabu, 11 September 2024

KASIH SAYANG ALLAH TA'ALA


KASIH SAYANG  ALLAH TA'ALA 



Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, shalawat dan salam semoga tercurah kepada sebaik-baik Rasul Allah, junjungan kita dan pemimpin kita Muhammad Shallallahualaihi wa sallam, yang jujur dan terpercaya, serta kepada keluarganya dan sahabat-sahabatnya yang mulia dan suci. Amma ba'du:

Sesungguhnya manusia secara alami menyukai dorongan dan motivasi untuk mendorongnya bekerja. 
Semakin besar dan berharga sebuah motivasi, semakin kuat dorongan seseorang untuk menyelesaikan tugas tersebut, mengatasi segala rintangan yang menghalangi tujuannya. 
Maka tidak ada kemalasan, tidak ada kebosanan, yang ada hanyalah ketekunan, semangat, dan antusiasme hingga pekerjaan terselesaikan dan sempurna, kemudian meraih hadiah dan menerima ganjaran.

Dan apakah ada yang lebih besar daripada cinta Allah Ta'ala kepada hamba-Nya sebagai ganjaran dan hadiah? 
Ya, Allah Ta'ala telah menyatakan secara tegas bahwa Dia mencintai golongan tertentu dari hamba-Nya dan menjelaskan mengapa Dia mengkhususkan mereka dengan kasih-Nya. 
Allah Ta'ala mencintai mereka karena mereka memiliki sifat-sifat yang Dia cintai dan berakhlak dengan akhlak mulia yang diperintahkan oleh-Nya. 
Sebagai balasannya, Allah Ta'ala meliputi mereka dengan cinta-Nya, mencurahkan karunia-Nya yang indah kepada mereka, dan menurunkan dalam Al-Qur'an ayat-ayat yang dibacakan kepada hati Rasul dan Nabi-Nya, Muhammad Shallallahualaihiwasallam, yang berfungsi untuk disembah kepada-Nya.

Allah Ta'ala berfirman:
 ﴿إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ...﴾
, Lalu siapa orang-orang beruntung yang termasuk dalam golongan ini? 
Siapa mereka yang beruntung, 
yang mendapat petunjuk? 
Siapa mereka sehingga saya berusaha untuk bergabung dengan mereka dan meniru mereka, semoga Allah Ta'ala menyertakan saya bersama mereka?

Allah SWT berfirman:


وَأَنفِقُوا۟ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ وَلَا تُلْقُوا۟ بِأَيْدِيكُمْ إِلَى ٱلتَّهْلُكَةِ ۛ وَأَحْسِنُوٓا۟ ۛ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلْمُحْسِنِينَ ﴿١٩٥﴾

"Dan infakkanlah (hartamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu jatuhkan (diri sendiri) ke dalam kebinasaan dengan tangan sendiri, dan berbuatbaiklah. Sungguh, Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik."
(Q.S.2:195)

Allah Ta'ala berfirman;

 ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلتَّوَّٰبِينَ وَيُحِبُّ ٱلْمُتَطَهِّرِينَ ﴿٢٢٢﴾
 Sungguh, Allah menyukai orang yang tobat dan menyukai orang yang menyucikan diri."
(Q.S.2:222)


﴿ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ ﴾ (QS. Al-Baqarah: 222).

Allah Ta'ala berfirman;


بَلَىٰ مَنْ أَوْفَىٰ بِعَهْدِهِۦ وَٱتَّقَىٰ فَإِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلْمُتَّقِينَ ﴿٧٦﴾

"Sebenarnya barangsiapa menepati janji dan bertakwa, maka sungguh, Allah mencintai orang-orang yang bertakwa."
(Q.S.3:76)

Allah Ta'ala berfirman;

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ ٱللَّهِ لِنتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ ٱلْقَلْبِ لَٱنفَضُّوا۟ مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَٱعْفُ عَنْهُمْ وَٱسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى ٱلْأَمْرِ ۖ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلْمُتَوَكِّلِينَ ﴿١٥٩﴾

"Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal."
(Q.S.3:159)


Inilah iringan orang-orang yang dicintai oleh Tuhan semesta alam, yaitu orang-orang yang berbuat baik, yang bertobat, yang bersuci, yang bertakwa, dan yang bertawakal...
 Berbahagialah kalian dengan cinta Tuhan semesta alam.

Dan untuk merasakan nilai cinta ini dan betapa agungnya, mari kita hidup sejenak dengannya...


(Dia mencintai mereka dan mereka mencintai-Nya):

Pada masa munculnya Islam, yang lazim dalam kehidupan manusia adalah bahwa hubungan antara tuan dan budak, bahkan antara seseorang yang memiliki kekuasaan dengan orang lain, didasarkan pada penindasan, kesombongan, dan kekerasan dari pihak tuan, sedangkan budak berada dalam kehinaan dan ketundukan. Hal ini tak diragukan lagi akan menimbulkan kebencian dan permusuhan dalam hati, yang akhirnya merusak masyarakat.

Namun, Allah Ta'ala, yang memiliki hak untuk berkuasa penuh, yang memiliki segalanya, dan berhak untuk menyiksa dan menghukum, memutuskan bahwa hubungan antara-Nya dan hamba-hamba-Nya harus didasarkan pada cinta. 

Allah Ta'ala memberikan contoh: 
Andai saja umat manusia murtad dari agama mereka dan meninggalkan Islam, kemudian Allah Ta'ala hendak mendatangkan suatu kaum yang memiliki sifat-sifat yang baru dan agung, apakah yang saya bayangkan adalah mereka akan memiliki karakteristik yang kasar dan tegas?

Namun, yang terjadi sebaliknya, 
firman Allah Ta'ala begitu lembut dan penuh kasih:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مَن يَرْتَدَّ مِنكُمْ عَن دِينِهِۦ فَسَوْفَ يَأْتِى ٱللَّهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُۥٓ أَذِلَّةٍ عَلَى ٱلْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى ٱلْكَٰفِرِينَ يُجَٰهِدُونَ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ وَلَا يَخَافُونَ لَوْمَةَ لَآئِمٍ ۚ ذَٰلِكَ فَضْلُ ٱللَّهِ يُؤْتِيهِ مَن يَشَآءُ ۚ وَٱللَّهُ وَٰسِعٌ عَلِيمٌ ﴿٥٤﴾

"Wahai orang-orang yang beriman! Barangsiapa di antara kamu yang murtad (keluar) dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum, Dia mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya". (Q.S. 5 : 54)



 ﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا مَنْ يَرْتَدَّ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَسَوْفَ يَأْتِي اللَّهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ﴾ (QS. Al-Maidah: 54).

Maka, sifat pertama yang Allah Ta'ala inginkan dari umat Islam adalah: 
"Dia mencintai mereka dan mereka mencintai-Nya."

Allah Ta'ala berbicara tentang cinta, cinta yang timbal balik antara Dia dan hamba-hamba-Nya. Ikatan ini, yang menghangatkan hati dan menyalakan cinta serta kerinduan kepada Allah Ta'ala, adalah yang mendorong seorang Muslim untuk melakukan apa yang disukai oleh-Nya.

Bayangkan, saudara yang mulia, bagaimana orang-orang yang mendengar firman ini masih merasakan luka dari penyiksaan dan cambukan tuan-tuan mereka, tiba-tiba mendengar bahwa Tuhan yang mereka sembah berkata kepada mereka, "Dia mencintai mereka."


Apa itu cinta?


Maka, apa itu cinta?

Ibnu Qayyim rahimahullah  mendeskripsikan cinta dalam kitabnya *"Madarij al-Salikin"* ketika membahas tentang tingkatan cinta, dengan berkata:

"Cinta adalah tingkatan yang diperebutkan oleh orang-orang yang bersaing, yang membuat para pecinta mengorbankan segalanya, dan dengan hembusan angin lembutnya, para penyembah mendapat kenyamanan. Cinta adalah makanan hati, makanan jiwa, dan kebahagiaan mata. Cinta adalah kehidupan; siapa yang tidak memilikinya, maka dia termasuk dalam golongan orang mati. Cinta adalah kemenangan; siapa yang kehilangannya, maka dia tersesat dalam lautan kegelapan. Cinta adalah penyembuhan; siapa yang tidak mendapatkannya, semua penyakit menimpa hatinya. Cinta adalah kenikmatan; siapa yang tidak mendapatkannya, seluruh hidupnya dipenuhi dengan kesedihan dan penderitaan…” (*Tahdzib Madarij al-Salikin*, halaman 50, cetakan Al-Maktaba Al-Qayyimah, diringkas oleh Abdul Mun’im Shalih al-‘Ali).


Buah Cinta:

Pohon cinta tidak akan berbuah kecuali jika ditanam dengan cara yang benar, disirami dengan air keikhlasan, dan diikuti dengan perawatan dan penjagaan dari segala hama hingga berbuah.

Ibnu Qayyim berkata: 
“Jika pohon cinta ditanam di dalam hati, dan disirami dengan air keikhlasan serta mengikuti kekasih (Nabi Muhammad  Shallallahualaihiwasallam), maka ia akan menghasilkan berbagai macam buah, dan buah-buahnya akan datang setiap saat dengan izin Tuhannya. Akarnya kokoh, dan cabangnya mencapai langit, tersambung ke Sidratul Muntaha.

Usaha orang yang mencintai selalu menuju kekasihnya, tidak ada penghalang di antaranya, sebagaimana firman Allah:  “Kepada-Nya naik perkataan yang baik dan amal shalih Dia tinggikan” (QS. Fathir: 10).” (*Tahdzib Madarij al-Salikin*, halaman 511).

Berikut adalah beberapa buah cinta yang bisa kita petik dari pohon cinta yang rindang:

1. **Merasa manisnya iman dalam hati:**

   Dalam hadits shahih dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu, Rasulullah  shallallahu alaihi wa sallam bersabda: 
“Ada tiga hal yang jika ada pada seseorang, ia akan merasakan manisnya iman: mencintai Allah dan Rasul-Nya lebih dari segalanya, mencintai seseorang hanya karena Allah, dan membenci untuk kembali kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkannya darinya, sebagaimana ia membenci dilemparkan ke dalam api.”

2. **Mencintai ketaatan dan melakukan apa yang disukai Allah dan Rasul-Nya:**

   Orang yang mencintai seseorang dengan tulus, ia akan selalu berusaha menyenangkan kekasihnya dengan melakukan apa yang disukai kekasihnya. Demikian juga, ketika seorang hamba mencintai Allah dengan tulus, ia akan bersegera menjalankan perintah-perintah Allah dan memperbanyak amalan sunnah sebagai tanda cinta.

3. **Dicintai penduduk langit dan mendapatkan penerimaan di bumi:**

   Dalam hadits shahih, Rasulullah shallallahu alaihi wa bersabda: 
“Jika Allah mencintai seorang hamba, Dia memanggil Jibril dan berkata, ‘
"Aku mencintai si Fulan, maka cintailah dia.’ 
Lalu Jibril pun mencintainya dan menyerukan kepada penduduk langit agar mereka juga mencintainya. 
Kemudian, ia akan mendapatkan penerimaan di bumi.”

Semoga kita termasuk golongan orang-orang yang mendapatkan cinta Allah.



**Sebab-sebab yang mendatangkan cinta:**

Salah satu manfaat yang sangat penting dalam masalah ini adalah apa yang disebutkan oleh Ibnu Qayyim rahimahullah dalam *Tahdzib Madarij al-Salikin* (halaman 513, cetakan Al-Maktaba Al-Qayyimah, diringkas oleh Abdul Mun’im Shalih al-‘Ali). 
Ia menyebutkan sepuluh sebab yang mendatangkan dan mewajibkan cinta Allah, yaitu:

1. *Membaca Al-Qur'an dengan penuh tadabbur (perenungan) dan memahami maknanya serta maksud yang terkandung di dalamnya.*

   Membaca Al-Qur'an bukan hanya sebatas bacaan biasa, tetapi dengan merenungi isinya, memikirkan pesan-pesannya, dan memahami perintah serta larangannya. Ini akan menguatkan ikatan cinta seorang hamba kepada Allah.

2. *Mendekatkan diri kepada Allah dengan amalan-amalan sunnah setelah amalan wajib.*

   Amalan-amalan sunnah seperti shalat sunnah, puasa sunnah, dan dzikir merupakan cara yang efektif untuk mendekatkan diri kepada Allah setelah melaksanakan kewajiban. Amalan sunnah ini akan membawa seseorang menuju derajat yang lebih tinggi, yaitu menjadi hamba yang dicintai oleh Allah.

3. *Terus-menerus mengingat Allah dalam segala keadaan, baik dengan lisan, hati, maupun perbuatan.*

   Semakin banyak seorang hamba berdzikir dan mengingat Allah, semakin besar cintanya kepada Allah. Ini karena dzikir adalah sarana untuk selalu terhubung dengan-Nya.

4. *Mengutamakan cinta kepada Allah di atas keinginan hawa nafsu.*

   Cinta kepada Allah harus berada di atas segalanya, termasuk di atas kecintaan terhadap hal-hal duniawi dan hawa nafsu. Seorang hamba harus siap mengorbankan keinginannya jika bertentangan dengan perintah Allah Ta'ala.

5. *Merenungi nama-nama dan sifat-sifat Allah.*

   Dengan memahami asmaul husna (nama-nama Allah yang indah) dan sifat-sifat-Nya, seorang hamba akan lebih mengenal Allah, dan ini akan menambah kecintaannya kepada-Nya.

6. *Merenungi nikmat-nikmat Allah yang zahir dan batin.*

   Mengingat dan mensyukuri segala nikmat yang Allah berikan—baik yang tampak maupun yang tersembunyi—akan membangkitkan rasa cinta kepada-Nya.

7. *Menghadirkan hati yang penuh dengan kerendahan dan kehancuran di hadapan Allah.*

   Ini adalah salah satu hal yang paling luar biasa dalam mencintai Allah. Ketika hati benar-benar merasa rendah dan hancur di hadapan kebesaran Allah Ta'ala, cinta kepada-Nya akan semakin dalam.

8. *Bermunajat dan berdoa kepada Allah di waktu malam ketika Allah turun ke langit dunia.*

   Menyendiri bersama Allah Ta'ala di waktu sepertiga malam terakhir untuk bermunajat dan memohon ampunan merupakan salah satu sebab terbesar yang membawa cinta kepada Allah.

9. *Berkumpul dengan orang-orang yang mencintai Allah dengan tulus, dan memetik hikmah dari perkataan mereka.*

   Bersahabat dengan orang-orang shalih dan mencintai mereka karena Allah akan membantu seseorang untuk meningkatkan cintanya kepada Allah Ta'ala.

10. *Menjauhkan diri dari segala sebab yang menghalangi hati dari Allah.*

   Hindarilah hal-hal yang menjauhkan hati dari Allah, seperti dosa-dosa, kelalaian, dan perkara dunia yang tidak bermanfaat.

Dari sepuluh sebab ini, para pecinta berhasil mencapai tingkatan cinta kepada Allah dan memasuki hadirat-Nya. Semua ini berpusat pada dua hal utama:

1. Kesiapan jiwa untuk menerima cinta kepada Allah.
2. Mata hati yang terbuka (basirah) untuk melihat kebenaran.

Penutup:

Maka, kita memohon kepada Allah agar Dia memberikan kita cinta-Nya dan cinta terhadap setiap amalan yang mendekatkan kita kepada cinta-Nya.

Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad Shallallahualaihiwasallam, keluarganya, dan para sahabatnya.

Dan segala puji hanya bagi Allah, Tuhan semesta alam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar