SYUKUR
Oleh: Dr. Mehran Maher Othman
Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Aku bershalawat dan salam kepada Nabi yang diutus sebagai rahmat bagi seluruh alam, Nabi kita Muhammad, beserta keluarga dan seluruh sahabatnya. Amma ba’du;
Di antara ibadah besar yang buahnya bisa dirasakan oleh manusia di dunia maupun di akhirat adalah syukur kepada Allah Ta’ala atas segala nikmat yang diberikan-Nya. Syukur adalah separuh dari agama, sebagaimana yang disampaikan oleh para ulama salaf. Kitab Allah juga dipenuhi dengan perintah untuk bersyukur, dan tidak ada ayat yang diakhiri dengan firman-Nya: {agar kamu bersyukur} atau {semoga kamu bersyukur}, kecuali ia adalah perintah untuk bersyukur.
Berikut ini adalah risalah yang membahas beberapa hal terkait syukur.
Makna Syukur:
Definisi terbaik tentang syukur adalah pengakuan terhadap kebaikan.
Ada juga yang mengatakan: pengakuan atas nikmat dari Sang Pemberi dengan sikap tunduk.
Ibnu Qayyim berkata: "Syukur adalah munculnya pengaruh nikmat Allah pada lisan hamba-Nya: dengan pujian dan pengakuan, pada hatinya: dengan kesaksian dan cinta, dan pada anggota badannya: dengan ketaatan dan kepatuhan." [Madarij As-Salikin (2/244)].
Ini menunjukkan bahwa syukur memiliki tiga rukun.
Rukun Syukur:
1. Mengakui nikmat dalam hati.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, beliau berkata: "Manusia diberi hujan pada masa Nabi ﷺ, lalu Nabi ﷺ bersabda: 'Di antara mereka ada yang bersyukur dan ada yang kafir. Mereka berkata: Ini adalah rahmat Allah. Sedangkan sebagian mereka berkata: Telah benar apa yang dikatakan oleh bintang anu dan anu.'" [Muslim].
2. Mengungkapkannya dan memuji Sang Pemberi.
Allah Ta’ala berfirman: {Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur)} [Adh-Dhuha: 11].
3. Menggunakannya dalam ketaatan kepada Sang Pemberi nikmat.
Allah Ta’ala berfirman: {Beramallah, hai keluarga Dawud, sebagai wujud syukur} [Saba': 13].
Makna ayat ini adalah: Wahai keluarga Dawud, beramallah sebagai rasa syukur kepada Allah atas apa yang telah diberikan kepada kalian, yaitu dengan menaati-Nya dan melaksanakan perintah-Nya.
Oleh karena itu, seorang penyair berkata:
"Engkau berikan kepadaku nikmat tiga hal: Tangan, lidah, dan hati yang tersembunyi."
Abu Abdurrahman Al-Hubli berkata: "Shalat adalah syukur, puasa adalah syukur, dan setiap kebaikan yang engkau lakukan untuk Allah adalah syukur. Dan syukur yang paling utama adalah pujian." [Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir].
Perbedaan antara Syukur dan Hamd:
Ada dua perbedaan:
1. Syukur dilakukan dengan anggota badan, sedangkan hamd dilakukan dengan lisan dan hati.
Oleh karena itu, kita mendengar tentang sujud syukur, tetapi tidak pernah mendengar tentang sujud hamd, karena syukur dilakukan dengan anggota badan. Sebagaimana telah dijelaskan dalam rukun syukur bahwa syukur dilakukan dengan menggunakan nikmat dalam ketaatan kepada Allah, dan ini adalah amal yang dilakukan dengan anggota badan.
2. Syukur dilakukan saat mendapatkan nikmat, sedangkan hamd dilakukan dalam segala keadaan. Rasulullah ﷺ ketika mendapatkan kabar gembira beliau mengucapkan: "Alhamdulillah yang dengan nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna." Dan jika mendapatkan musibah beliau mengucapkan: "Alhamdulillah atas segala keadaan."
Syukur adalah sifat Allah:
Di antara nama-nama Allah adalah Asy-Syakir dan Asy-Syakur.
Allah Ta’ala berfirman: {Sesungguhnya Shafa dan Marwa adalah sebagian dari syiar Allah, maka barangsiapa yang berhaji ke Baitullah atau berumrah, maka tidak ada dosa baginya untuk melakukan sa’i antara keduanya. Dan barangsiapa yang mengerjakan suatu kebaikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui} [Al-Baqarah: 158].
Dan Allah Ta’ala berfirman: {Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri} [Asy-Syura: 23].
Dan Allah Ta’ala berfirman: {Dan Allah Maha Mensyukuri lagi Maha Penyantun} [At-Taghabun: 17].
Allah tidak menyia-nyiakan amal kebaikan seseorang, mensyukuri amal yang sedikit tetapi ikhlas, dan mengampuni banyak kesalahan.
Bahkan Allah melipatgandakannya berkali-kali lipat tanpa perhitungan.
Salah satu bentuk syukur-Nya adalah memberikan kenikmatan di akhirat yang tidak terbatas atas amal yang dilakukan dalam waktu yang terbatas di dunia, {Makan dan minumlah dengan nikmat sebagai balasan dari apa yang telah kalian kerjakan pada hari-hari yang telah lalu} [Al-Haqqah: 24].
Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda: "Suatu ketika, seorang laki-laki sedang berjalan lalu ia merasa sangat haus. Kemudian ia turun ke sebuah sumur dan minum darinya. Setelah keluar, ia melihat seekor anjing menjilat tanah karena sangat haus. Laki-laki itu berkata: 'Anjing ini telah merasakan hal yang sama seperti yang aku rasakan.' Lalu ia mengisi sepatunya dengan air, memegangnya dengan mulutnya, lalu memanjat keluar dan memberi minum kepada anjing itu. Maka Allah mensyukurinya dan mengampuninya." Para sahabat bertanya: "Ya Rasulullah, apakah kita juga mendapat pahala karena (berbuat baik) kepada binatang?" Rasulullah ﷺ menjawab: "Pada setiap makhluk hidup yang memiliki hati yang lembut (ada pahala)." [Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim].
Dalam banyak hadits disebutkan bahwa barangsiapa yang melakukan amal kebaikan tertentu, maka baginya surga. Ini adalah bukti bahwa Allah adalah Asy-Syakur, yang memberikan balasan berlipat ganda kepada hamba-Nya, dan memberikan banyak pahala atas amal yang sedikit. Betapa Maha Penyayangnya Allah sebagai Tuhan kita! Betapa Maha Agungnya Dia sebagai Tuhan!
Syukur adalah sifat para nabi:
Allah Ta’ala berfirman tentang Nabi Nuh ‘alaihis salam: {Anak keturunan orang-orang yang Kami bawa bersama Nuh, sesungguhnya dia adalah hamba yang banyak bersyukur} [Al-Isra’: 3].
Allah Ta’ala berfirman tentang Nabi Ibrahim ‘alaihis salam: {Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan selalu bersyukur atas nikmat-nikmat-Nya. Allah telah memilihnya dan menunjukinya kepada jalan yang lurus} [An-Nahl: 120-121].
Dan pemimpin orang-orang yang bersyukur adalah Nabi kita Muhammad ﷺ.
Diriwayatkan dari Al-Mughirah bin Syu'bah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah ﷺ berdiri untuk shalat hingga kedua kakinya bengkak. Lalu beliau ditanya, dan beliau menjawab: "Apakah aku tidak boleh menjadi hamba yang bersyukur?" [Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim].
Perintah untuk bersyukur:
Allah Ta’ala berfirman: {Ingatlah kepada-Ku, maka Aku akan mengingatmu, bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat-Ku)} [Al-Baqarah: 152].
Allah Ta’ala berfirman: {Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada kedua orang tuanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu, hanya kepada-Kulah kembalimu} [Luqman: 14].
Nabi kita Muhammad ﷺ juga memerintahkan kita untuk bersyukur: {Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu: "Jika kamu mempersekutukan (Allah), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi. Karena itu, maka sembahlah Allah saja, dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur"} [Az-Zumar: 65-66].
Allah Ta’ala juga memerintahkan Nabi Musa ‘alaihis salam untuk bersyukur: {Hai Musa, sesungguhnya Aku telah memilih kamu dari manusia yang ada, untuk membawa risalah-Ku dan untuk berbicara langsung dengan-Ku, maka berpegang teguhlah kepada apa yang Aku berikan kepadamu dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur} [Al A'rof 144)
Dan Allah juga memerintahkan kepada orang-orang yang beriman: "Wahai orang-orang yang beriman, makanlah dari rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepada kalian dan bersyukurlah kepada Allah jika hanya kepada-Nya kalian menyembah." (QS. Al-Baqarah: 172).
Allah berfirman: "Dan suatu tanda bagi mereka adalah bumi yang mati. Kami menghidupkannya dan Kami keluarkan darinya biji-bijian, maka dari itu mereka makan. Dan Kami jadikan padanya kebun-kebun kurma dan anggur, dan Kami pancarkan padanya mata air, agar mereka dapat makan dari buahnya, dan bukan dari apa yang diusahakan oleh tangan mereka. Maka, mengapa mereka tidak bersyukur?" (QS. Yasin: 33-35).
Dan Allah juga berfirman: "Apakah mereka tidak memperhatikan bahwa Kami telah menciptakan untuk mereka hewan ternak dengan kekuasaan Kami, sehingga mereka menjadi pemiliknya. Dan Kami tundukkan hewan-hewan itu untuk mereka, sehingga sebagian mereka jadikan sebagai kendaraan dan sebagian lagi mereka makan. Dan bagi mereka terdapat manfaat-manfaat lain darinya, serta minuman. Maka, mengapa mereka tidak bersyukur?" (QS. Yasin: 71-73).
Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Allah Azza wa Jalla berfirman pada hari kiamat: 'Wahai anak Adam, Aku telah membawa kalian di atas kuda dan unta, Aku nikahkan kalian dengan para wanita, dan Aku jadikan kalian sebagai pemimpin dan kepala kaum, maka di manakah rasa syukur atas semua itu?'" (HR. Ahmad).
Keterangan:
- "Terba'" maksudnya adalah mendapatkan seperempat dari harta rampasan perang.
- "Tara'as" maksudnya adalah menjadi pemimpin atau kepala kaum.
Buah dari Syukur:
1. Merupakan Ciri-Ciri Orang Beriman:
Dalam Shahih Muslim, dari Shuhaib radhiyallahu 'anhu berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sungguh menakjubkan urusan orang yang beriman; sesungguhnya seluruh urusannya adalah baik, dan hal ini tidak dimiliki oleh siapa pun kecuali orang yang beriman. Jika dia mendapatkan kesenangan, dia bersyukur, dan itu adalah kebaikan baginya. Dan jika dia mendapat kesusahan, dia bersabar, dan itu adalah kebaikan baginya."
2. Menjadi Penyebab Ridha Allah kepada Hamba-Nya:
Allah Ta'ala berfirman: "Jika kamu bersyukur, Dia akan meridhai kamu." (QS. Az-Zumar: 7).
3. Menjadi Perlindungan dari Azab:
Allah Ta'ala berfirman: "Mengapa Allah akan menyiksamu jika kamu bersyukur dan beriman?" (QS. An-Nisa: 147).
Qatadah rahimahullah berkata: "Sesungguhnya Allah Yang Maha Agung tidak akan menyiksa orang yang bersyukur dan beriman." (Tafsir Ath-Thabari: 9/342).
4. Menjadi Penyebab Bertambahnya Nikmat:
Allah Ta'ala berfirman: "Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: 'Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu'." (QS. Ibrahim: 7).
Beberapa ulama salaf rahimahumullah berkata: "Nikmat itu liar, maka ikatlah ia dengan syukur."
Al-Hasan Al-Bashri berkata: "Sesungguhnya Allah akan memberikan kenikmatan selama yang Dia kehendaki, tetapi jika tidak disyukuri, Dia akan mengubahnya menjadi azab. Oleh karena itu, mereka (para ulama) menyebut syukur sebagai penjaga, karena syukur menjaga nikmat yang ada, dan sebagai pengundang, karena syukur mengundang nikmat yang hilang."
5. Pahala Besar di Akhirat:
Allah Ta'ala berfirman: "Dan Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur." (QS. Ali Imran: 145).
Dan Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: "Dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur." (QS. Ali Imran: 144).
Peringatan terhadap Pengingkaran dan Ketidaksyukuran:
Saya cukupkan dengan menyebutkan dua peristiwa yang disebutkan dalam Al-Qur'an:
Pertama:
Allah Ta'ala berfirman: "Sungguh, bagi kaum Saba’ ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (Kepada mereka dikatakan), 'Makanlah dari rezeki yang diberikan Tuhanmu dan bersyukurlah kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan yang Maha Pengampun.' Tetapi mereka berpaling, maka Kami kirimkan kepada mereka banjir besar dan Kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon) yang berbuah pahit, pohon Atsl dan sedikit dari pohon Sidr. Demikianlah Kami membalas mereka karena kekafiran mereka. Dan Kami tidak memberi balasan (yang demikian itu), kecuali kepada orang-orang yang sangat kafir." (QS. Saba': 15-17).
Al-Arim: Air yang meluap, ini adalah bentuk penamaan dengan sifatnya.
Khamth: Buah yang pahit.
Atsl: Pohon yang tidak berbuah.
Kedua:
Allah Ta'ala berfirman: "Dan Allah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezekinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat." (QS. An-Nahl: 112).
Ungkapan "pakaian" digunakan karena ia selalu melekat pada pemakainya, maka kelaparan dan ketakutan selalu menyelimuti mereka, seperti pakaian yang selalu melekat pada tubuh.
Bagaimana Kita Bisa Menjadi Orang yang Bersyukur?
- Dengan menjalankan rukun-rukun syukur yang telah disebutkan sebelumnya.
- Dengan bersyukur kepada orang yang telah berbuat baik kepadamu dari kalangan manusia.
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidak bersyukur kepada Allah orang yang tidak bersyukur kepada manusia." (HR. At-Tirmidzi).
Dalam Sunan Abi Dawud, dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma, bahwa Nabi Allah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barang siapa yang telah berbuat kebaikan kepadamu, maka balaslah ia. Jika kamu tidak menemukan apa yang dapat kamu balas dengannya, maka doakanlah dia hingga kamu merasa bahwa kamu telah membalas kebaikannya."
Dan dari Jabir radhiyallahu 'anhuma, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barang siapa yang diberikan sesuatu, lalu ia menemukan (sesuatu untuk membalasnya), maka balaslah. Jika tidak, maka pujilah. Sesungguhnya orang yang memuji berarti telah bersyukur, dan barang siapa yang menyembunyikannya berarti telah kufur." (HR. Abu Dawud).
Dan dari Usamah bin Zaid radhiyallahu 'anhuma, beliau berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barang siapa yang berbuat kebaikan kepadanya, lalu ia berkata kepada pelakunya: 'Jazakallahu khairan,' maka sungguh ia telah mencapai pujian yang sempurna." (HR. At-Tirmidzi).
- Dengan merenungkan nikmat-nikmat Allah atasmu:
Allah Ta'ala berfirman: "Dan Allah mengeluarkan kalian dari perut ibu kalian dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberi kalian pendengaran, penglihatan, dan hati, agar kalian bersyukur." (QS. An-Nahl: 78).
Yunus bin Ubaid rahimahullah berkata kepada seorang yang mengeluhkan kesempitan hidupnya: "Apakah kamu rela jika penglihatanmu ini diganti dengan seratus ribu dirham?" Orang itu menjawab: "Tidak." Yunus berkata: "Apakah kamu rela jika tanganmu diganti dengan seratus ribu?" Dia menjawab: "Tidak." Yunus bertanya lagi: "Apakah kamu rela jika kedua kakimu diganti dengan seratus ribu?" Dia menjawab: "Tidak." Maka Yunus mengingatkannya akan nikmat-nikmat Allah padanya, lalu berkata: "Aku melihat engkau memiliki ratusan ribu (nikmat), tetapi engkau mengeluhkan kebutuhanmu?"
- Dengan bertakwa kepada Allah dan beramal dalam ketaatan kepada-Nya:
Allah Ta'ala berfirman: "Dan sungguh Allah telah menolong kalian dalam Perang Badar, padahal kalian dalam keadaan lemah. Maka bertakwalah kepada Allah, agar kalian bersyukur." (QS. Ali Imran: 123).
Ibnu Ishaq berkata: "Artinya: Maka bertakwalah kepada-Ku, karena itu adalah bentuk syukur atas nikmat-Ku." (As-Sirah 3/113).
- Dengan merasa cukup dan ridha dengan apa yang Allah bagikan untukmu:
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Jadilah engkau orang yang merasa cukup, niscaya engkau menjadi orang yang paling bersyukur." (HR. Ibnu Majah).
- Dengan Shalat Dhuha:
Dari Abu Dzarr radhiyallahu 'anhu, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Setiap pagi di atas setiap persendian dari salah seorang dari kalian terdapat sedekah. Setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, memerintahkan yang ma'ruf adalah sedekah, dan mencegah yang mungkar adalah sedekah, dan semua itu dapat diganti dengan dua rakaat yang dilakukan pada waktu Dhuha." (HR. Bukhari dan Muslim).
- Dengan Sujud Syukur:
Dari Abu Bakrah Nufai' bin Al-Harith radhiyallahu 'anhu berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, apabila datang kepada beliau suatu kabar yang menggembirakan, beliau segera sujud sebagai bentuk syukur kepada Allah. (HR. Abu Dawud).
Sujud ini tidak disyaratkan wudhu dan menghadap kiblat.
Nikmat itu terbagi dua: Nikmat yang terus menerus dan nikmat yang baru. Untuk nikmat yang baru, manusia bersujud kepada Allah ketika ia diberikan kenikmatan tersebut.
- Dengan mengucapkan saat pagi dan petang: "Ya Allah, apa pun nikmat yang ada padaku atau pada makhluk-Mu, itu semua berasal dari-Mu semata, tiada sekutu bagi-Mu. Maka hanya bagi-Mu segala pujian dan syukur."
Dari Abdullah bin Ghannam Al-Bayadhi radhiyallahu 'anhu berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa yang mengucapkan ketika pagi hari: 'Ya Allah, apa pun nikmat yang ada padaku atau pada makhluk-Mu, itu semua berasal dari-Mu semata, tiada sekutu bagi-Mu. Maka hanya bagi-Mu segala pujian dan syukur.' Maka ia telah menunaikan syukur untuk hari itu, dan barangsiapa yang mengucapkan demikian ketika petang hari, maka ia telah menunaikan syukur untuk malamnya." (HR. Abu Dawud).
Kesejahteraan dengan syukur lebih baik daripada cobaan dengan kesabaran:
Mutarrif rahimahullah berkata: "Lebih baik aku sehat dan bersyukur daripada aku diuji dengan cobaan lalu bersabar." (Mukhtashar Minhaj Al-Qasidin, hal. 295).
Penutup:
Jika syukur memiliki kedudukan yang demikian tinggi, maka patutlah bagi kita untuk selalu berdoa dengan doa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Dari Mu’adz bin Jabal radhiyallahu 'anhu, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memegang tangannya dan bersabda: "Wahai Mu’adz, demi Allah, sesungguhnya aku mencintaimu, maka janganlah engkau meninggalkan doa di setiap akhir shalat dengan mengucapkan: 'Ya Allah, bantulah aku untuk mengingat-Mu, bersyukur kepada-Mu, dan beribadah dengan baik kepada-Mu.'" (HR. Abu Dawud).
Dalam Sunan At-Tirmidzi dan Ibnu Majah, dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma, beliau berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam biasa berdoa dengan mengucapkan: "Ya Rabb, bantulah aku dan jangan Engkau tolong (orang lain) melawan aku, tolonglah aku dan jangan Engkau tolong (orang lain) melawan aku, tipu muslihatkanlah untukku dan jangan Engkau tipu muslihatkan (orang lain) melawan aku, berikan petunjuk kepadaku dan mudahkanlah hidayah untukku, dan tolonglah aku terhadap orang yang berbuat aniaya kepadaku. Ya Rabb, jadikanlah aku orang yang banyak bersyukur, banyak berdzikir, banyak takut, banyak taat, banyak khusyuk, banyak bertaubat, banyak kembali kepada-Mu, ya Rabb, terimalah tobatku, bersihkan dosaku, kabulkan doaku, teguhkan hujjahku, luruskan lisanku, berikanlah petunjuk kepada hatiku, dan hilangkan kedengkian dari dadaku."
Pembaca yang terhormat, semoga Allah menjadikan saya dan Anda termasuk orang-orang yang paling bersyukur.
Ya Allah, limpahkanlah salawat, salam, berkah, dan nikmat-Mu kepada junjungan kami Nabi Muhammad, kepada keluarga dan seluruh sahabatnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar