Kamis, 05 September 2024

KEUTAMAAN DAN MANFAAT ISTIGHFAR




KEUTAMAAN DAN MANFAAT ISTIGHFAR 



Oleh: As Syaikh Ramadan Saleh Al-Ajrami



Tanggal ditambahkan: 11/8/2022 Masehi - 13/4/1444 Hijriah




Tujuan Khutbah:

Mengingatkan akan keutamaan dan manfaat dari ibadah yang mulia ini, terutama pada waktu ini ketika kita sedang menantikan turunnya hujan.


Pendahuluan dan Pengantar Topik:

Kita akan membahas tentang sebuah ibadah yang mulia, mudah, dan ringan, yang dengan melakukannya berbagai kesulitan bisa diatasi, berbagai masalah dapat terpecahkan, rahmat turun, dan kebaikan serta berkah datang. Dengan istighfar, dosa-dosa diampuni dan kesalahan-kesalahan dihapuskan. Istighfar berarti memohon ampun kepada Allah atas dosa-dosa dan kekurangan kita, karena seorang hamba tidak lepas dari tiga keadaan berikut:

1. Terjatuh dalam kemaksiatan.

2. Melalaikan atau tidak melaksanakan kewajiban.

3. Melaksanakan kewajiban namun tidak sempurna dan masih terdapat kekurangan.

Ketiga keadaan ini semuanya membutuhkan istighfar. Betapa banyak bencana dan masalah yang teratasi dengan istighfar, dan betapa banyak rahmat yang turun dengan istighfar!

1. Yang menunjukkan pentingnya dan kedudukan istighfar adalah banyaknya sebutan tentangnya dalam Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam Terkadang Allah Ta’ala memerintahkan kita untuk melakukannya, seperti firman-Nya:
 "Dan mohonlah ampun kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Al-Baqarah: 199),

 dan firman-Nya: 
"Dan hendaklah kamu memohon ampun kepada Tuhanmu dan bertaubatlah kepada-Nya." (QS. Hud: 3). 

Kadang Allah Ta’ala memuji dan menyanjung orang-orang yang beristighfar, seperti firman-Nya:
 "Dan orang-orang yang beristighfar di waktu sahur." (QS. Ali Imran: 17),

Juga firman-Nya: 
 "Dan di waktu sahur mereka beristighfar." (QS. Adz-Dzariyat: 18),

 dan firman-Nya:
 "Dan orang-orang yang apabila melakukan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri, mereka ingat Allah lalu memohon ampunan atas dosa-dosa mereka, dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan dosa itu sedang mereka mengetahui." (QS. Ali Imran: 135).

2. Istighfar adalah amalan para nabi dan rasul.

 Tidak ada nabi atau rasul yang tidak beribadah kepada Allah dengan beristighfar dan memohon ampunan. Nabi Adam Alaihi salam dan istrinya berdoa: 
"Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang merugi." (QS. Al-A'raf: 23). 

Nabi Nuh Alaihi salam berdoa:
 "Ya Tuhanku, ampunilah aku, kedua orang tuaku, dan siapa saja yang masuk ke dalam rumahku dalam keadaan beriman, serta semua orang mukmin laki-laki dan perempuan." (QS. Nuh: 28).

 Nabi Musa Alaihi salam setelah membunuh seorang lelaki dari kaum Qibti berkata: 
"Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menzalimi diriku sendiri, maka ampunilah aku," maka Allah pun mengampuninya karena sesungguhnya Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Al-Qasas: 16). 

Nabi Syu'aib Alaihi salam memerintahkan kaumnya untuk beristighfar: 
"Dan mohonlah ampun kepada Tuhanmu, kemudian bertaubatlah kepada-Nya, sesungguhnya Tuhanku Maha Penyayang lagi Maha Pengasih." (QS. Hud: 90).

Perintah ini juga disampaikan kepada manusia terbaik, Muhammad Shallallahualaihiwasallam: "Dan mohonlah ampun kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. An-Nisa: 106), 

Allah Ta’ala berfirman;
"Maka bersabarlah, sesungguhnya janji Allah itu benar, dan mohonlah ampunan untuk dosamu dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu di waktu pagi dan petang." (QS. Ghafir: 55), 

Allah Ta’ala berfirman; 
"Maka ketahuilah bahwa tidak ada tuhan selain Allah, dan mohonlah ampunan untuk dosamu dan untuk (dosa) orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan." (QS. Muhammad: 19).

 Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam adalah pemimpin orang-orang yang beristighfar, meskipun beliau telah dijanjikan ampunan untuk dosa-dosa beliau yang telah lalu dan yang akan datang. Beliau bersabda: "Demi Allah, sesungguhnya aku beristighfar kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya lebih dari tujuh puluh kali dalam sehari." (HR. Bukhari).

 Beliau juga bersabda: "Sesungguhnya hatiku terkadang terasa mengganjal, dan aku beristighfar kepada Allah seratus kali dalam sehari." (HR. Muslim).

 Ibnu Umar Radhiyallahu anhuma mengatakan bahwa mereka menghitung Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam mengucapkan dalam satu majelis: "Rabbighfir li wa tub 'alayya, innaka anta at-tawwab ar-rahim" (Ya Tuhanku, ampunilah aku dan terimalah taubatku, sesungguhnya Engkau adalah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang) sebanyak seratus kali.

 Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam juga menutup dakwahnya, bahkan seluruh hidupnya, dengan istighfar, seperti firman Allah Ta'ala:  
"Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat." (QS. An-Nashr: 3).

3. Istighfar adalah salah satu sebab terbesar diampuninya dosa-dosa, kesalahan-kesalahan, dan pelanggaran-pelanggaran.

Dengan istighfar, dosa-dosa dihapuskan dan kesalahan-kesalahan diampuni, seperti firman Allah Ta'ala: 
"Dan barangsiapa melakukan kejahatan atau menzalimi dirinya sendiri, kemudian dia memohon ampun kepada Allah, niscaya dia akan mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. An-Nisa: 110).

 Dalam hadits qudsi disebutkan:
 "Wahai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya kalian melakukan dosa pada malam dan siang hari, dan Aku mengampuni semua dosa, maka mohonlah ampun kepada-Ku, niscaya Aku akan mengampuni kalian." (HR. Muslim).

Sebesar apapun dosa yang dilakukan seorang hamba, tidak akan lebih besar dari istighfar. Dalam hadits qudsi yang shahih disebutkan:
 "Wahai anak Adam, jika dosa-dosamu mencapai langit, kemudian kamu memohon ampun kepada-Ku, niscaya Aku akan mengampunimu tanpa peduli (seberapa besar dosamu)." (HR. Tirmidzi).

 Dalam hadits shahih lainnya disebutkan: "Barangsiapa yang mengucapkan 'Astaghfirullaha alladzi la ilaha illa huwal hayyul qayyum wa atubu ilayh' (Aku memohon ampun kepada Allah yang tidak ada tuhan selain Dia, Yang Maha Hidup dan terus menerus mengurus makhluk-Nya, dan aku bertaubat kepada-Nya), niscaya akan diampuni dosanya, meskipun ia melarikan diri dari medan perang." (HR. Abu Dawud). 

Oleh karena itu, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam menganjurkan kaum wanita untuk memperbanyak istighfar ketika beliau melihat mereka lebih banyak menjadi penghuni neraka, sebagaimana dalam hadits riwayat Muslim dari Ibnu Umar Radhiyallahuanhuma, Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: "Wahai kaum wanita, bersedekahlah dan perbanyaklah istighfar, karena sesungguhnya aku melihat kalian lebih banyak menjadi penghuni neraka." (HR. Muslim).

 Bahkan jika orang-orang munafik beristighfar, mereka akan mendapatkan manfaat darinya, seperti firman Allah Ta'ala:
 "Dan sekiranya mereka ketika menganiaya diri mereka sendiri datang kepadamu (Muhammad), lalu memohon ampun kepada Allah, dan Rasul pun memohonkan ampun untuk mereka, niscaya mereka mendapati Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang." (QS. An-Nisa: 64).

 Bahkan orang-orang kafir yang telah menyekutukan Allah dan mengatakan bahwa Allah memiliki anak, mereka juga diberikan kesempatan untuk beristighfar dan mendapatkan ampunan:
 "Maka mengapa mereka tidak bertaubat kepada Allah dan memohon ampun kepada-Nya? Padahal Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Al-Ma'idah: 74).

Jika para hamba tidak melakukan dosa, Allah akan menggantikan mereka dengan kaum yang melakukan dosa lalu memohon ampun kepada-Nya, maka Dia akan

mengampuni mereka. Ini adalah salah satu karunia terbesar dari Allah Ta'ala yang disediakan untuk para hamba-Nya, yaitu ampunan dosa melalui istighfar, bahkan jika dosa tersebut setinggi langit atau sebanyak buih di lautan.

4. Istighfar adalah jalan untuk meraih berbagai kebaikan di dunia dan akhirat.

 Selain penghapusan dosa, istighfar juga menjadi sebab turunnya keberkahan dan rahmat Allah Ta'ala, serta mendatangkan berbagai kebaikan dalam kehidupan dunia dan akhirat.

 Allah Ta'ala berfirman tentang Nabi Nuh Alaihi sallam yang memerintahkan kaumnya untuk beristighfar: 
"Maka aku berkata (kepada mereka): ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) sungai-sungai." (QS. Nuh: 10-12).

 Dalam ayat ini, Allah Ta'ala menjelaskan bahwa istighfar adalah kunci untuk mendapatkan rizki yang melimpah, keturunan yang baik, dan kemakmuran dalam hidup.

Demikian pula, dalam kisah Nabi Hud Alaihi salam yang memerintahkan kaumnya untuk beristighfar, Allah Ta’ala berfirman:
 "Dan (Hud berkata): ‘Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu, lalu bertaubatlah kepada-Nya, niscaya Dia akan menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa." (QS. Hud: 52). 

Ayat ini menegaskan bahwa istighfar tidak hanya membawa berkah dalam bentuk materi, tetapi juga dalam bentuk kekuatan dan keteguhan dalam menghadapi berbagai cobaan hidup.

5. Istighfar merupakan penyebab turunnya rahmat Allah SWT dan diangkatnya azab.

 Istighfar bukan hanya membawa kebaikan bagi pelakunya, tetapi juga dapat mencegah dan mengangkat azab dari suatu kaum.

 Ketika kaum Nabi Yunus Alaihi salam tidak mau beriman, Allah Ta’ala hendak menurunkan azab kepada mereka. Namun, ketika mereka menyadari kesalahan mereka dan beristighfar, Allah mengangkat azab yang sudah hampir menimpa mereka.

 Allah SWT berfirman:
 "Dan mengapa tidak ada (penduduk) suatu negeri yang beriman, lalu imannya itu bermanfaat kepadanya selain kaum Yunus? Tatkala mereka beriman, Kami hilangkan dari mereka azab yang menghinakan dalam kehidupan dunia, dan Kami beri kesenangan kepada mereka hingga waktu yang tertentu." (QS. Yunus: 98).

 Hal ini menunjukkan betapa besar manfaat istighfar dalam mencegah dan mengangkat azab, baik azab yang bersifat individu maupun kolektif.

Demikianlah, betapa banyak keutamaan dan manfaat yang terkandung dalam istighfar. Ia adalah salah satu ibadah yang paling mudah dilakukan, tetapi memiliki dampak yang sangat besar dalam kehidupan seorang hamba di dunia dan akhirat. Oleh karena itu, marilah kita semua memperbanyak istighfar, memohon ampunan kepada Allah atas segala dosa dan kesalahan kita, dan berusaha untuk senantiasa berada di jalan yang diridhai-Nya.

Penutup:

Marilah kita akhiri pembahasan ini dengan mengingatkan diri kita sendiri dan orang-orang di sekitar kita untuk selalu beristighfar kepada Allah. 
Janganlah kita merasa berat untuk melafazkan istighfar, karena selain ia adalah kunci untuk meraih ampunan Allah, ia juga menjadi sebab turunnya berbagai kebaikan dalam hidup kita. Semoga Allah Ta'ala senantiasa memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada kita, serta menjadikan kita termasuk dalam golongan hamba-hamba-Nya yang beristighfar dan mendapatkan ampunan-Nya. Aamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar